Catatan Kehidupan dan Kisahnya

532 33 9
                                    

      

Aku melihat Alvika memelas karena ingin tidur. Sebenarnya aku kasihan, namun aku tetap harus menjelaskan hal yang sangat penting itu kepadanya. Dia harus memahami seluk beluk negeri ini agar dapat menjalankan tugas itu.

Aku terus menjelaskan kepadanya. Beberapa kali aku mendapatinya menguap. 'Huh, gadis ini.Bagaimana mungkin ia dapat melakukan tanggung jawab sebesar ini?Apa aku salah membawa orang?'batinku. 'Ah, tidak. Kalau aku salah orang, ketiga malaikat sialan itu pasti mereka sudah memarahi aku dan menyuruhku untuk mengembalikan dia ke dunia mortal.' pikirku lagi. Ketiga malaikat sialan? Ya! Itu panggilanku untuk mereka. Mereka membuat rencana yang menyebalkan.

Beberapa waktu lalu, setelah mendapat perintah dari Sang Pencipta, aku segera memanggil Risa, Aditya dan Victor ke ruanganku. Aku menjelaskan semuanya kepada mereka dan berusaha untuk tidak melewatkan apapun.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------"Hah?Kenapa kita harus mendapat tugas seberat itu?" pekik Risa.

"Hei, suara cemprengmu itu! Pelanin dikit napa? " kata Agnelo.

"Cempreng? Enak aja lo! Suara gue tuh cetar membahana dan gue gak bisa melanin suara gue!" jawab Risa yang bersikap baik .

"Ihh, suara kayak kambing aja lo bilang cetar membahana, terus suara Syahrini gimana lagi?" tanya Adit.

"Ehhh, suara dia mah kalah ama gue."

"Idih, pede an lo. Tau ah! Lama-lama gue jadi gila kalau ngomong ama lo!"

"Ihh, ya udah, ga usah ngomong. Pergi sana lo jauh-jauh! Hushh...sana lo. Jangan dekat-dekat!" kata Risa sembari mendorong tubuh Adit untuk menjauh darinya.

"Ehh, gak usah dorong dorong gue!Najis!"

Plakkkk

Risa memukul kepala Agnelo.

"Najis, najis! Siapa yang lo bilang najis?Mampusin lo! Makan tuh benjol di kepala lo!"

Adit yang telah jengah melihat kedua orang itu bertengkar layaknya Tom and Jerry di serial TV yang ditayangkan di tempat nongkrong malaikat, mulai angkat bicara.

"Guys, stop! Kita dapat tugas berat dan kalian malah kayak gini.Bikin gue tambah pusing aja."

Setelah Adit berbicara, suasana di ruangan itu hening seketika. Adit sangat irit dalam berbicara. Ia hanya mengeluarkan suara bassnya itu untuk hal yang penting saja dan disaat dia sudah mulai marah. Risa dan Agnelo, paham akan hal yang satu itu.

Agnelo kembali memecahkan suasana dan memulai pembicaraan.

"Well, back to topic guys!"

"Jadi guys, kita harus bawa gadis itu ke dunia immortal. Kita juga akan tinggal di dunia itu, agar lebih mudah mengawasi setiap pergerakan yang dilakukan oleh para klan. " jelasku.

"Menjemput gadis itu? Bagaimana caranya? Dari yang aku tau, gadis itu sedikit keras kepala dan sama sekali tidak percaya pada dunia yang kedengaran seperti dogeng." kata Risa.

"Hmm, entahlah. Tapi, kita harus melakukannya. Ini adalah tugas kita. Dan ngomong-ngomong, siapa diantara kita yang akan pergi menjemputnya?", tanyaku.

Setelah aku bertanya seperti itu, Risa dan Agnelo berbisik- bisik. Lalu, mereka berdua tersenyum dengan jahilnya. 'Mereka pasti merencanakan sesuatu' batinku.

"Kau!" seru Agnelo tiba-tiba.

"Tidak, aku tidak mau!" jawabku cepat.

"Ayolah, Fro, kau saja', tambah Risa.

The Promise of AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang