1.

18.3K 439 12
                                    

Selama masa kehamilannya yang ke dua, clara terlihat lebih kuat dari sebelumnya. Apalagi clara tidak mengalami masa ngidam sama sekali, hingga bisa makan dengan santai dan leluasa. Clara juga mengikuti senam hamil tiap pagi dengan instruktur senam yang khusus di panggil bara untuk istrinya.  Bara juga sangat berhati-hati pada clara dan sangat memperhatikan kondisi clara. Tak hanya itu bara juga memperhatikan asupan makanan clara dan aktivitasnya agar tidak terlalu kelelahan.

"Ay... " panggil clara pada suaminya yang tengah terduduk dengan lemas di kursi riasnya.

"Hmm... " jawab bara hanya dengan berdeham.

"Kok lemes sih ? Muntah-muntah lagi ya? " tanya clara lalu mengoleskan minyak kayu putih ke leher dan bahu suaminya.

"Kamu yang hamil kok aku yang morning sick gini sih cla... " keluh bara yang selalu muntah-muntah tiap pagi, dan lebih parah saat clara masih hamil di awal-awal minggu kehamilannya. Bara bisa muntah lebih dari empat kali sehari hingga berat badannya turun drastis.

"Kok masih bisa gini ya kak? Kan si adek dah mau masuk 20 minggu.. " ucap Clara heran sambil mengusap-usap bahu suaminya dengan lembut.

"Gak tau... Bawaannya pengen muntah mulu... " jawab bara lalu berjalan ke tempat tidurnya lagi.

"Kasian amat suamiku ini... Sampe kurus gini... " ucap clara lalu mengelus sambil memijit kepala suaminya.

"Adek baik kan di perut bunda? " tanya bara sambil mengelus perut clara lembut "ayahmu dah sampe klenger gini loh nak... " sambung bara lalu meletakkan tangannya di atas perut clara yang membuncit seiring pertumbuhan bayinya.

"Baik kok ayah... " ucap clara menjawab pertanyaan suaminya yang di tujukan untuk bayinya "ay... Mau makan apa nih? " tanya clara yang memanjakan suaminya tiap pagi terutama tiap suaminya mengalami morning sick.

"Kamu di sini aja cla... Aku maunya sama clara dulu... " rengek bara dengan manja dan tengah rewel.

"Iya kak..." jawab clara lalu memindah posisinya, tiduran di samping suaminya.

Tapi belum lama clara tiduran pintu kamarnya di ketuk. Dengan sigap bara bangun dan melihat siapa yang mengetuk pintu kamarnya.

"Bapak... Ada tamu... Katanya mantannya bapak... " ucap bibi pada bara sambil berbisik.

"Bilang aja saya gak di rumah! " ketus bara.

"Hai bara! " pekik tina begitu mendengar suara ketus bara.

"Kakak... " panggil clara lalu mendekat ke arah suaminya "siapa bi? " tanya clara yang berdiri di samping suaminya.

"Tamu non... " jawab bibi takut-takut karena tatapan tajam bara.

"Tamu siapa? " tanya clara heran.

"Bukan siapa-siapa bu mil... " ucap bara yang langsung lembut pada istrinya.

"Oh... Ada clara juga... Hai... " sapa tina yang langsung ke lantai dua karena tak sabar ingin menemui baranya.

"Oh kak tina... " ucap clara sedikit mencelos melihat siapa yang datang bertamu ke rumahnya.

"Aku tunggu di bawah ya... Bara ada yang mau ku bicarakan... Berdua... " ucap tina lalu turun dari lantai dua dan menunggu bara di ruang tamu.

Argh!!! Kenapa dateng nya sekarang sih tina ini! Batin bara panik.

"Cla... "
"Iya boleh gapapa... Biar aku bikin minum... Teh hangat kan? " ucap clara memotong ucapan suaminya.

Bara hanya mengangguk lalu cepat-cepat turun agar bisa menemui tina dengan perasaan rindunya karena tina sempat pergi begitu saja.

.
.
.

Hayo yang belum baca cerita My Perfect Husband buruan baca biar paham sama cerita sekuel ini!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Perfect Husband 2 (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang