7. Mereka Pulang

108 17 1
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Di era modern ini, rasanya belum afdol jika anak muda khususnya dari kalangan laki-laki belum mencoba memainkan game online yang sedang marak akhir-akhir ini. Ya meskipun tidak semuanya, tapi hampir 80% dari mereka sudah mencoba bahkan sampai ketagihan dalam memainkannya.

Seperti Haikal dan David. Mereka berdua rela menancapkan pandangan matanya berjam jam kepada gawai mereka demi meraih sebuah puncak kemenangan dalam game online tersebut.

Di depan gerbang rumah Haikal, terlihat sebuah mobil berwarna silver yang hendak masuk ke dalam halaman. Pak Satpam dengan sigap membukakan gerbang tersebut sembari melemparkan senyum hormatnya. Mobil itu kemudian berjalan masuk dan berhenti tepat di depan teras.

Karena saking fokus dan asyiknya bermain game online, Haikal dan David sampai tidak mendengar suara klakson yang dibunyikan oleh pengendara mobil yang berhenti di depan teras rumahnya itu.

"Permisi, Den." Bi Ijah berjalan sedikit menunduk melewati mereka yang sedang sibuk dengan gawainya di sofa ruang tamu. Sepertinya hanya Bi Sari saja yang mendengar suara klakson mobil itu.

Pintu mobil depan dari kedua belah sisi terbuka secara bersamaan. Ternyata yang keluar dari dalam mobil itu adalah orang tua Haikal, Pak Bram dan Bu Indah. Mereka sudah pulang dari luar kota.

Raut wajah Bi Sari terlihat semringah melihat kedua majikannya itu pulang dengan selamat. "Nyonya sama Tuan kok pulang nggak bilang-bilang. Kalau tahu mau pulang kan bibi bisa siapin makanan dulu," kata Bi Ijah.

"Kita pulang dadakan karena memang tugasnya sudah selesai sebelum waktunya, Bi. Terus rencananya mau kasih kejutan buat Haikal juga. Oh iya, Haikal nya mana?" tanya Pak Bram dengan keramah tamahannya.

"Iya Haikal mana? Diklaksonin kok cuman Bi Ijah doang sih yang keluar?" sambung Bu Indah dengan nada ketus.

Sifat kedua orang tua Haikal memang sangat bertolak belakang. Jadi jangan heran kalau mereka berdua sering bertengkar karena perbedaan pendapat.

"Den Haikal ada kok di dalam, Tuan, Nyonya. Dia lagi main game di ruang tamu sama Nak David," tutur Bi Ijah.

Wajah Bu Indah seketika terlihat emosi. "Kebiasaan! Cepat suruh Haikal ke sini, Bi!"

"Baik, Nyonya." Bi Ijah berjalan masuk ke dalam rumah.

Beberapa saat kemudian Bi Ijah keluar dari pintu bersama David dan Haikal yang wajahnya terlihat muram. Bi Sari pamit ke belakang.

Di depan gerbang rumahnya, terlihat sebuah angkot yang menurunkan penumpangnya yaitu Cempaka dan Salma. Dibantu supir angkot tersebut, mereka berdua menurunkan barang-barang bawaan Salma.

Rasa Yang SamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang