4. Sekolah

18 5 0
                                    

Pagi ini adalah hari Senin, hari dimana seluruh siswa mengadakan upacara bendera di sekolahnya masing masing tidak terkecuali Zaara.

Dia masih tertidur dengan pulas, padahal ART-nya sudah membangunkannya tapi apa daya Zaara si kebo ini tetap saja tidak mau bangun meski matahari sudah memasuki jendela kamarnya.

" Aduuuu kenapa gue ngantuk bgt sih, padahal kan sekarang hari senin-- Ha senin " kagetnya dan matanya langsung melotot,hampir hampir saja keluar

" Mandi ngga mandi ngga mandi ngga " pertimbangannya,sambil menggunakan jarinya untuk menentukan pilihanya

" Mandi aja lah ya kali ga mandi " ucapnya dan langsung beranjak untuk ke kamar mandi

Setelah kira kira 15 menit Zaara sudah rapih dah bergegas untuk keluar kamar untuk sarapan. Jam masih menunjukan pukul 6.30 tapi Zaara masih saja berleha leha di meja makan.

" Papah sm mamah udah pulang bi " tanyanya yang masih mengolehkan selai cokelat diroti polosnya

" Udah neng tapi tadi pagi pagi bgt udh pergi lagi " jawabnya yang masih berkutat dengan wastafel

" Yaampun gue punya napa gini amat si, ga liat apa ini anak perawanya kangen " ungkapnya yang membuat bibi terkekeh

Zaara memang anak yang lumayan diam dalam urusan masalah, dia memilih untuk selalu terlihat tidak ada masalah padahal dia sedang ada masalah.

Setelah menghabiskan makanannya Zaara langsung pamit ke bibi dan langsung menuju ke garasi mobil yang akan dibawanya untuk kesekolah.

" Pamit ya bi, Assalamualaikum " pamitnya ke bibi

" Iya neng hati hati " bibi yang masih cuci piring langsung berbalik badan dan hanya dijawab dengan anggukan

Setelah beberapa menit perjalanan sampai lah Zaara di sekolahnya yang bernama SMK STANKAR kalian kaget kan ya memang Zaara bersekolah di SMK karna dia tidak mau ketularan virus alay tentang musikali,ceunah

" Alhamdulillah gue ga telat hari ini " katanya yang masih ngos ngosan gara gara lari dari parkiran untuk masuk ke area sekolah, memang parkiran dan area sekolah dibedakan agar tidak terjadi kebisingan jika ada kelas tambahan disekolah

Triiiiing..

Bel berbunyi murid murid pun langsung baris sesuai kelasnya dan gendernya masing masing.

" Woi Zaar, tumben lo ga telat " ucap Dinda,murid lumayan pintar dikelas yang kadang membuat Zaara naik darah karna susah dicontekin

" Berisik lo " jawab Zaara yang kesal gara gara kepanasan

" Eh Tar ada gosip apa nih " tanyanya pada Tari, teman sepergosipanya

" Ntr aja deh Zaar, lo mah ga liat sikon udah tau gaboleh berisik " omelnya

" Yaampun salah mulu Raisa " dumel Zaara dan langsung membuat Zaara diam

**
" Aduuuh kenapa segala telat sih gue " ucap Billy yang masih berusaha untuk memohon agar dibukakan pintu oleh Pak tarjo alias satpam

" Pasti ini gara gara Zaara nih, gara gara dia ga bales cht gue jadinya gue tidur ga nyenyak " lanjutnya

" Liat aja lo Zaar, lo bakal gue iket pake tali rapia biar ga kemana mana " putusnya

" Eh tong ngapain ngomong sendiri situ mau masuk ga " tanya Pak Tarjo

" Mau lah Pak " jawabnya penuh harap

" Yaudah cepetan masuk, awas aja kalo telat lagi " peringatnya kepada Billy dan Billy langsung masuk untuk ke ruang kepala sekolah

Tetapi ketika di koridor ada suara suara yang mengerikan menurut Billy, siapa lagi kalo buka guru Stankar.

" Ehm "

Billy pura pura ga denger

" Ehm "

Billy pura pura ga denger dan terus berjalan

" Ehm, apa kamu tidak diajarkan sopan santun oleh orang tua kamu " tanya guru berkumis itu seraya melipat tangan didada

Billy seketika berbalik badan dan melihat Pak kumis itu berdiri ditengah koridor yang jaraknya tidak terlalu jauh darinya

" Ehm, apa Bapak tidak di ajarkan etika ketika memanggil orang " tanyanya balik

" Kamu berani sama saya " ucapnya melotot yang tanganya langsung berubah, sekarang berdecak pinggang

" Maaf Pak saya salah, saya minta maaf " pasrah Billy, dia memang lagi malas untuk berurusan dengan orang tua yang ujung ujungan malah dapet wejangan

" Bagus kalo kamu tau, kamu anak baru ya " tanyanya yang nadanya mulai menurun tidak seperti tadi kaya ngajak berantem.

" Iya pak, apa bapak tau ruangan kepsek dimana " tanyanya sopan

" Dari sini kamu lurus aja abis itu belok kiri nah disitu ruanganya " jawabnya dengan body languagenya

" Oke pak makasih " dan di jawab dengan anggukan

" Kenapa saya ga ngehukum dia ya kan dia telat udah gitu ga ikut upacara, aduuuuhhh ko saya pikun gini ah sudahlah nanti saja lagi pula dia juga anak baru " sesalnya dan langsung ke lapangan untuk melanjutkan upacara

**
" Zaar lo udh nyelesain tugasnya bu Ima? " tanya Tari sesampainya dimeja Zaara

" Salah orang lo Tar " jawabnya tanpa melihat ke Tari

" Oh iya iya kita kan sejenis ngapain jg gue nnya lo,ga berguna bgt " titahnya sendiri yang kebingungan

" Tar, gue ga berguna? gmn lo ya Tar yang sekola aja jarang " balasnya yang langsung membuat Tari menggaruk tengkuknya yang tak gatal,lejen nih. Dan langsung pergi ketempat duduknya.

Bu Ima belum juga hadir, apa mungkin dia telat? Ah ini menjadi surga dunia. Bahkan siswa siswi lebih suka jamkos ketimbang libur,faktanya si begitu.

Tak lama Bu Ima sudah masuk ke kelas dan langsung menanyakan tugas minggu lalu

" KM tolong kumpulkan tugas minggu lalu " perintahnya kepada ketua kelas dan langsung dituruti

Setelah sudah dikumpukan di meja dan setelah menghitung ternyata kurang satu 'pasti Zaara' batin Bu Ima

" Zaara? " panggilnya kepada Zaara

" Iya Bu " jawabnya santai

" Mana tugas kamu " tanyanya semakin mengintrogasi

" Ada Bu di tas " jawabnya lebih santai sambil mengorek idungnya, anggap lah ini rutinitasnya

" Kenapa tidak di kumpulkan " tanyanya,bahkan Zaara pun sudah muak

Zaara langsung bangun dari tempat duduknya pamit

" Ibu nnya mulu saya pusing, Saya keluar aja ya Bu noh tugasnya ada di tas belom dikerjain tapi soal sm rumusnya udah, Assalamualaikum " pamitnya sambil menunjukan keberadaan tas nya dan langsung pergi

'Rooftop aja kali ya' batinnya dan langsung manaiki anak tangga

**
Jgn lupa vote dan komen yupppp!!

Prtiwi, Si penulis yang berjuang keras biar ga amatir titikk.




WIERDERSEHENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang