Seoul
23.34"K-kumohon, uhukk—" Seorang wanita yang tersungkur dan menggunakan tangan kirinya sebagai tumpuan untuk menahan tubuhnya yang bisa dikatakan sudah hampir tidak utuh. Darah yang melumurinya belum sempat kering, namun tampaknya seseorang masih setia menambah goresan dan tusukan sehingga darah baru merembes keluar menggantikan lapisan darah yang kering.
"Sudahlah, kau tak perlu lagi memohon karena sebentar lagi kau tidak akan merasa sakit akan dunia ini, bukankah kau memohon? Maka aku harus mewujudkannya, bukan? "sahut seseorang yang dengan sadisnya menusuk tubuh wanita yang sudah terkapar tak berdaya dengan pisau sembari menyunggingkan sudut bibirnya sehingga berbentuk seperti sebuah cengiran kejam.
Tidak ada yang dapat menolong wanita itu, sudah jelas bahwa ia berada di salah satu gang kecil yang tentunya tidak diperhatikan orang - orang yang tinggal di sekitarnya. Hanya malam dan gang yang gelap itu yang menjadi saksi atas kematian wanita yang menjadi korban dari sebuah pembunuhan yang tak beralasan.
Beberapa menit kemudian, ia telah menyelesaikan pekerjaannya dan dengan senyum kemenangan yang tertempel di bibirnya. Ia terlihat sangat bangga akan pekerjaannya.
Ia membersihkan seluruhnya, namun belum sempat ia menyelesaikannya, terdengar langkah kaki yang membuatnya mau tidak mau harus bergegas dan bersembunyi agar tidak ketahuan.
'Sial!' Batinnya sembari membereskan pekerjaannya.
Saking gesitnya ia berberes, tak disadari ia telah menjatuhkan liontinnya. Keinginan untuk mengambilnya ia hilangkan karena suara dari langkah kaki tersebut semakin dekat. Pasrah, ia menghembus nafasnya keras dan segera bersembunyi.
-
Unknown's POV
Aku baru saja menyelesaikan pekerjaanku di kantor. Sungguh melelahkan. Aku pun merapikan barang - barangku dan segera keluar mendapati jalanan yang selalu kulewati untuk mencapai rumah.
Menyusuri jalanan, aku hanya bersiul sementara tanganku kuselipkan di kantong celanaku. Aku berjalan melewati sebuah gang, entah kenapa ada sesuatu dalam diriku yang menarikku untuk menghampiri tempat itu. Akhirnya aku memutuskan untuk menghampiri gang tersebut.
Aku mencium bau amis disini. Darah? Mengingat warna dan baunya saja sudah menyenangkan hatiku! Wah, pasti ada yang telah mati dibunuh disini. Aku masih melangkahkan kakiku di gang tersebut. Semakin jauh aku melangkah memasukinya, semakin tajam baunya.
'Cih! terlihat sekali dia tergesa - gesa dan apa itu? liontin? mengapa ia seceroboh ini? , dasar amatir' Batinku—sembari mengamati tempat tersebut dan mendapati sebuah kalung yang tergeletak di tempat dimana aku bisa mencium bau amis yang sangat tajam.
Puas mengamatinya, aku pun langsung mengarah ke jalan keluar dari gang tersebut sampai aku merasa ada yang memandangiku. Namun, aku hanya menghiraukannya dan terus melangkah hingga mencapai apartemenku.
——————-
So there it is, Chapter 1! gimana? is it good?don't forget the vomment, okay? see you on the next chapter:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust No More ; kth
FanfictionTaehyung. Dia begitu dingin, jauh untuk kuraih. Aku pernah menggapainya. Namun, ia terlepas begitu saja dari genggamanku. Aku tahu kita tidak bisa bersama karena 'persamaan' yang kita miliki. M Rated. there's gxg and bxb here. so, watch out.