02-D

5.2K 186 43
                                    

Jika ketulusan tidak mampu mencairkan, biarkan harapan yang bekerja

-Prilly Anastasia

.





....

Kini jam sudah menunjukan tepat pukul setengah sebelas malam. Prilly masih disini, duduk di halte bus tanpa tahu akan kemana lagi akan mencari pekerjaan.

Hingga detik ini genap sudah 20 perusahaan maupun toko kecil menolak dirinya, Entah karena apa mereka menolak Prilly, tapi yang Prilly yakini semua yang terjadi hari ini pasti karena ulah pria yang kemarin menuntut dirinya untuk mengganti rugi sebuah pakaian yang kotornya tak seberapa karena ulah dirinya.

Prilly menghela nafas kasar, ia tak bisa membayangkan kalau kelak akan menjadi istri dari CEO angkuh seperti Ali. Akan jadi apa rumah tangganya nanti?. Yang Prilly bayangkan sejak kecil adalah kehidupan pernikahan yang asik,seru dan harmonis bersama suaminya dan anak anaknya kelak. Tanpa sadar Prilly tersenyum tipis. Senyumannya semakin mengembang ketika matanya menyorot sekumpulan anak-anak kecil  disebrang jalan yang sedang memakan sebungkus nasi dengan setumpuk koran disampingnya. Dan dihampirinya anak-anak itu.

"Hai." Sapa Prilly sambil menyunggingkan senyuman. Tetapi tidak ada yang menjawab karena sungkan, mereka hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya sekali.

"Apakah Aku boleh bertanya?" Lanjut Prilly lagi.

"Bertanya apa?" Salah satu dari mereka menjawab setelah sekian detik terjadi keheningan.

"Aku sedang mencari pekerjaan, tetapi sampai sekarang belum dapat juga. Sepertinya aku tertarik untuk menjual koran seperti kalian, dimana aku bisa bertemu pemasok koran?" Perkataannya dihadiahi tatapan tidak percaya, mana mungkin perempuan secantik Prilly mau ikut mereka berjualan koran?.

"Kebetulan ayahku adalah pemasok koran kak, perkenalkan namaku Yusuf. Kakak bisa datang pagi hari nanti ke perempatan lampu merah dekat stasiun kota." Ucap salah satu dari mereka yang memperkenalkan namanya sebagai yusuf.

Akhirnya ada harapan. Batin Prilly berteriak bahagia.

••••••

Prilly tersenyum senang korannya banyak terjual oleh pengendara mobil. Kini ia sudah mengantongi uang sebesar 150 ribu. Ia merelakan dirinya tidak makan dari kemarin hanya untuk menjaga uang itu agar tidak terpakai. Kini ia harus pulang ke rumah karena besok pagi ia harus bertemu Aliando Wijaya. Mungkin dirinya harus memberi pengertian karena kondisinya sekarang.

•••••

Flatshooes hitam yang dipakainya sudah berpijak, berhadapan dengan gedung pencakar langit yang tidak lain dan tidak bukan adalah 'Wijaya Company' dirinya bertekad untuk tidak sama sekali menerima ajakan untuk menikah dengan CEO angkuh itu.

Belum sempat masuk, dirinya sudah bertemu bodyguard Ali. Ia diseret dan di paksa masuk ke ruangan Bosnya. Yang pasti banyak mata karyawan disana yang menatapnya terkejut dan heran.

"LEPASKAN AKU!!" Teriak Prilly berusaha melepaskan kukungan dari tiga orang bodyguard yang menyeretnya.

"Tidak bisa nona, kami khawatir kalau anda akan kabur."

Belum sempat Prilly menjawab kini ia sudah berada di ruangan dan yang Prilly pastikan itu adalah ruangan Petinggi perusahaan Aliando Wijaya. Ia dipaksa duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan kursi Ali. Namum Ali belum kunjung membalikkan kursinya untuk berhadapan dan bertatap muka dengan Prilly.

Ali membalikkan kursinya dan tersenyum miring, melihat wajah Prilly yang pucat ketakutan tentunya karena dirinya.

"Tinggalkan Aku dengan Prilly!" Ucapnya tegas kepada para bodyguardnya.

Prilly mengeluarkan sesuatu dari tas kecil yang ia pakai. Lima lembar uang seratus ribu. "Ini, Aku baru bisa menggantinya lima ratus ribu. Hasil ini ku dapat dari menjual koran dan menjual kalung pemberian Bundaku. Aku tidak diterima bekerja dimana mana, yang pasti aku tau itu karena kau.Tolong beri aku waktu setidaknya satu bulan untuk mengumpulkan uang lagi" Ucap prilly sambil terisak. Sedetik kemudian terdengar suara tepuk tangan dengan tertawa meremehkan dari Ali.

Ali bangun dari kursinya berjalan ke arah belakang tubuh Prilly dan membisikan sesuatu di telinga Prilly.
"Prilly,Prilly.. kau mempermainkan ku? HAH!!! Lima ratus ribu itu ku dapat dalam hitungan detik! Tak ada apa apanya!"

Prilly terus meneteskan Air matanya, menangis terisak. Dan--- Bruk. Tubuhnya limbung pingsan mungkin akibat karena dalam dua hari ini perutnya belum terisi apa apa. Ali membopongnya menuju kamar pribadi yang ada dikamarnya. Kamar itu Pribadi sampai sampai belum ada yg pernah memasuki kamar itu kecuali Ali dan kini Prilly, Ali menaruhnya di atas kasur empuk.

"Ck! Menyusahkan saja."

••••••

"Sudah bangun,he?!! Bersiaplah kita akan pergi ke mansion ku dan nanti malam adalah upacara pernikahan kita.!"

"AKU TIDAK MAU MENIKAH DENGANMU!!!"


"Pilihan pertama tidak bisa kau lakukan dan sekarang hanya tersisa pilihan yang kedua." Sambil tersenyum meremhkan lagi dan lagi.

"AKU BILANG. AKU. TIDAK. MAU. MENIKAH. DENGAN MU!!!!"

"DIAM PRILLY JANGAN MEMBUATKU MARAH!".

Prilly semakin terisak pilu, ia bingung apa yang harus ia lakukan. Ali menghela nafasnya pelan mendekati Prilly dan mendekapnya ke dalam pelukannya dan Prilly tidak memberontak.

"Apa yang membuat kau tidak mau menikah dengan ku?" Omongan Ali bagai alunan melodi yang sangat lembut sekali. Mungkin Prilly harus dihadapi secara halus terlebih dahulu. Pikirnya.

"Kita bahkan belum pernah bertemu dan saling mengenal,dan kau belum tau apa apa tentang aku? Bagaimana bisa kau menjebak ku un--''

"Kau Prilly Anastasia, putri bungsu dari ibumu yang bernama Tasya dan Zelon. Orangtuamu sudah Mati karena kecelakaan Pesawat lima tahun yang lalu tanpa meninggalkan harta apapun kepadamu, kuliahmu di Galaxy University terpaksa putus karena kau tak mampu biaya. Dan kehidupanmu setelah itu hanya bekerja paruh waktu di cafe cafe. Dan dulu kau pernah mengidap suatu penyakit karena suatu peristiwa. Bukan begitu?" Potong Ali.

"K---kau---"

Ucapan Prilly terputus karena tidak percaya Ali mengetahui sebagian besar cerita hidupnya. Tangisannya semakin terisak-isak. Ali mendekapnya lebih erat lagi dan membisikan sesuatu ditelinga Prilly.

"Menikahlah denganku, akan kubuat kau bahagia. Aku akan bersungguh sungguh." Ucap Ali sembari mendekap kepala Prilly di dadanya ada senyum miring yang tercetak jelas di wajahnya. Prilly mengangguk. Membuat senyun miring diwajah ali semakin terbentuk.

Prilly mengangguk yang artinya menerima menikah dengan Ali? Lalu apa yang akan terjadi?

















Rabu,20 Juni

Vote & Comment please biar cepet ke next part(:

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang