1

88 17 5
                                    

Seperti biasanya setelah pulang sekolah Elena akan langsung pulang kerumah nya, mengganti baju, makan, belajar, dan menghabiskan waktu dengan memainkan piano di ruangan khusus nya dilantai 2.

Tetapi hari ini saat memasuki rumah, Elena melihat para pelayan dirumah nya sedang sangat sibuk, Elena pun menghampiri salah satu pelayannya yang sangat dekat dengannya yaitu Bi Sumi.

"Bi sedang ada acara apa? Mengapa banyak sekali makanan?"

"Sekarang Tuan sedang ada rapat penting non, bibi dengar-dengar sih rapat kali ini membahas tentang Proyek besar jadi Tuan sengaja membawa seorang Ceo itu kerumah ini."

"Oh gitu bi, tapi ko rapat penting malah di rumah sih" tanya Elena sambil menyemili makanan yang sudah disiapkan diatas meja.

"Bibi kurang tau non memang ada apa non?" Tanya bibi sambil tetap menyiapkan makanan.

"Gapapa bi kepo aja hehe"

"Oia non tadi bibi liat  Ceo nya ganteng banget non dia tinggi, putih, pokoknya ganteng non. Kaya nya cocok deh kalo sama non Elena." Ucap bi Sumi menggoda.

"Ah bibi apaan sih Elena tuh anti cowo cowo club bi, ah sudahlah bi Elena mau ganti baju
terus mau langsung main piano."

"Coba non liat dulu deh orang nya pasti langsung klepek-klepek hehe." Ucap bibi sambil tersenyum

"-non gamau makan dulu? Biasanya abis ganti baju non makan abis itu belajar baru main piano tapi kenapa sekarang ganti baju malah langsung main piano?" Sambung bi Sumi.

"Ah itu mah bi Sumi aja yang lebay hehe, gapapa bi Elena lagi mau langsung main piano aja"

"Oh yasudah non kalo begitu"

"Iya bi, Elena ke atas dulu ya"

                               🎹🎹

"Terimakasih banyak Pak Azka , saya harap bisa slalu bekerja sama dengan bapak." Ucap Ayah Elena.

"Sama-sama Pak Adrian saya juga berharap bisa slalu bekerja sama dengan bapak, dan kalau bisa Bapak jangan memanggil saya Pak Azka sebut nama saya saja pak" Ucap Azka tersenyum.

"Pasti sahabatku, almarhum Papah mu bangga jika melihat anak nya seperti sekarang ini" Ucap Ayah Elena sambil menepuk nepuk pundak Azka.

Lalu hanya dibalas senyuman simpul dari Azka.

"- Oh ya, tadi kamu bilang mau ke toilet ya. Kamu bisa pakai toilet di lantai 2, soalnya toilet di lantai bawah sedang diperbaiki." Sambung Ayah Elena.

"Terimakasih pak" ucap Azka lalu pergi meninggalkan Ayah Elena.

                              🎹🎹

Setelah dari toilet Azka berniat langsung turun dan menikmati hidangan yang telah disediakan.

Tapi saat ingin menuruni anak tangga langkah Azka terhenti karna mendengar lantunan lagu dari salah satu ruangan dirumah ini.

I will leave my heart at the door
I won't say a word
They've all been said before you know
So why don't we just play pretend
Like we're not scared of what's coming next
Or scared of having nothing left

Look, don't get me wrong
I know there is no tomorrow
All I ask is

If this is my last night with you
Hold me like I'm more than just a friend
Give me a memory I can use
Take me by the hand while we do what lovers do
It matters how this ends
'Cause what if I never love again? ~~

'Siapa yang memainkan piano itu? Suara nya... suaranya mengingatkan ku pada Mamah.' Batin Azka sambil terus mencari sumber suara.

" -Siapa gadis itu? " lanjut Azka pelan sambil mengintip di celah pintu yang sedikit terbuka.

Saat sedang memperhatikan gadis itu Azka di kagetkan oleh seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang. Yang tak lain adalah Ayah Elena.

"Sedang apa Azka? saya pikir kamu kenapa-kenapa sampai tidak turun sedari tadi"

"O..ohh.. saya tadi hanya .. hmm.." ucap Azka terbata bata.

"Ah sudahlah mari kita mulai makan siangnya" ucap Ayah Elena sambil mengajak Azka turun untuk memakan hidangan yang telah dihidangkan.

.
.
.
.
.
.

'Jantung ku.. ada apa dengan jantungku?'

Because I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang