6 : This Is Not Joke and What Do You Want From Me?

5.4K 683 197
                                    

Hari ini, Taehyung dan Jimin sama-sama memiliki kelas malam. Keduanya memang sengaja mengambil beberapa kelas yang sama, karena mereka tidak ingin terpisah. Yah, mereka begitu lengket untuk ukuran sahabat.

Jimin juga sudah lebih baik dari dua hari sebelumnya. Pemuda mungil itu tidak terlihat murung dan menyendiri seperti hari-hari sebelumnya.

Entahlah, tapi Taehyung rasa, putus dengan Jungkook membuat Jimin terpuruk begitu dalam.

Tidak sampai disitu, mereka berdua juga meminta maaf pada senior Changkyun. Jimin adalah orang pertama yang meminta maaf dengan wajah penuh sesal, karena telah membentak seniornya di kantin. Changkyun sendiri juga terlihat tidak ambil pusing. Dia paham dengan kondisi Jimin, bahkan ikut meminta maaf karena telah memaksa menjawab pertanyaan-pertanyaan konyol yang dilontarkannya.

"Jim,"

"Hn?"

Cuaca malam ini cukup dingin mengingat pergantian tahun tinggal satu bulan lagi. Taehyung menoleh melihat Jimin yang berjalan disebelahnya dengan mantel coklat yang begitu tebal membungkus tubuhnya. "Bagaimana kalau kita mampir dulu membeli beberapa ubi manis dan cokelat panas? Udara sangat dingin, dan aku rasa, tenagaku tidak cukup kalau harus berjalan sampai ke rumah.."

Jimin tertawa pelan ditengah langkahnya. Pemuda mungil itu menepuk bahu Taehyung beberapa kali sebelum tersenyum manis. "Baiklah," Uap panas bahkan berkumpul saat dia membuka suara. "Ayo beli beberapa ubi dan minuman hangat.."

Taehyung dan Jimin menikmati perjalanan mereka keluar dari area kampus. Sebagian mahasiswa terlihat berlalu dengan kendaraan pribadi dan sebagian lagi terlihat berkumpul menanti jemputanㅡmembagi kehangatan. Tapi meskipun begitu, keduanya tetap memilih berjalan di tengah dinginnya udara malam hari.

Saat Taehyung tertawa nyaring, saat itu pula kedua mata Jimin melihat Jungkook yang sedang berdiri di sebelah mobil hitamnya. Tawa lebar itu langsung tergantikan dengan garis lurus yang kaku, pun dengan langkahnya yang terhenti.

Detik itu juga, Jimin mematung. Sosok Jungkook di depan sana terlihat mengusap-usap telapak tangan sebelum memberi beberapa udara panas yang berasal dari mulutnya untuk menjaga rasa hangat.

Taehyung sendiri langsung berhenti tertawa setelah menyadari Jimin tidak lagi mengikuti langkahnya. Kepalanya menoleh ke belakang dan keningnya mengernyit melihat wajah kaku sahabatnya itu. "Jim?" Panggilnya ragu. "Ada apa?"

Jimin tidak menjawab apapun. Matanya tetap lurus menatap ke depan, sampai Taehyung menyadari apa yang sahabatnya itu temui. "Oh.. Tidak.." Ah, jangan Jeon Jungkook lagi! Batinnya gelisah. Baru saja ia membayangkan akan pergi membeli minuman dan memakan jajanan hangat bersama Jimin dengan canda tawa. Kakinya lantas bergerak mendekati Jimin dengan perasaan was-was.

Menyadari ada seseorang yang tengah memperhatikannya, Jungkook yang sedari tadi sibuk memberikan kehangatan untuk tubuhnya sendiri pun menoleh. Kedua mata bulatnya langsung berbinar saat menemukan si mungil kesayangannya sedang berdiri tidak jauh darinya. "Jimin Hyung!" Tanpa disuruh, seperti kebiasaan yang begitu kental, dia berteriak memanggil Jimin dengan suara cerianya.

Kedua kakinya yang terbalut celana kain kemudian berlari cepat menghampiri sosok mungil yang hampir tidak bisa ditemuinya belakangan ini. "Hyung! Kau sudah pulang!" Dan begitu tiba di depan Jimin, senyumnya merekah sempurna. Gigi-gigi besarnya terlihat sangat lucu.

Berbeda dengan Jungkook, Jimin terdiam tanpa senyum yang terlukis di wajahnya. Ia hanya bungkam kala mengetahui keadaan Jungkook dari jarak pandang yang begitu dekat.

Lihat lah bagaimana wajah itu sekarang, pucat dan tirus. Dua kantung mata jelas menggantung di sana. Dan meskipun wajah Jungkook terlihat pucat, pemuda itu masih bisa memberikan senyum cerahnya.

Jealous [8]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang