Kalau saja membunuh orang tidak berdosa, mungkin Seungcheol sudah melenyapkan Dongho dari muka bumi ini sekarang juga. Yang benar saja, Dongho ternyata membuat janji dengan Choa untuk makan siang bersama. Seungcheol di jebak! Padahal tadi Dongho bilang cuma makan siang biasa, hanya mereka berdua, tapi malah ada wanita itu di dalam restoran menunggu kedatangannya.
"Apa-apaan ini? Kenapa Choa bisa ada disini." Seungcheol berucap geram.
"Aku sedang membantumu agar adikmu tidak bermain dengan sabun lagi."
"Fuxk you!"
"Dia tergila-gila padamu. Meskipun dia sangat kaget setelah tahu tentang anakmu, tapi dia jadi semangat mendekatimu lagi saat aku bilang kau sudah menduda 5 tahun sejak istrimu meninggal."
"Aku akan membalas perbuatanmu ini."
"Wanita sexy sedang menunggumu disana, tentu saja kau harus membalas kebaikanku. Bagaimana kalau jam tangan mewah."
Seungcheol makin geram dengan tingkah Dongho yang memuakkan. "Sialan, Kau!"
"Tersenyumlah yang lebar, karena sekarang Choa sedang melihat padamu. Menggoda, hm." Seungcheol tidak lagi membalas Dongho, karena mereka berdua sudah dekat dengan meja dimana Choa duduk.
"Hai..." Choa mengerling, memberikan senyuman terbaiknya untuk Seungcheol.
"Selamat siang..." Seungcheol membalasnya dengan basa-basi singkat sebelum kemudian dia duduk disana.
Seungcheol benar-benar akan membunuh Dongho setelah ini. Sahabatnya itu dengan sengaja duduk di meja seberang dan membiarkannya berdua dengan Choa. Bajingan itu bahkan sedang melambaikan tangan ke arahnya.
"Jadi kamu sudah sendiri?" Jelas Choa adalah wanita yang sangat terbuka dan tidak suka berbasa-basi.
"Saya rasa Dongho sudah memberi tahumu."
"Kenapa sangat formal, aku tidak terlalu suka. Kita ngobrol santai saja." Seungcheol hanya mengendikan bahunya.
"Berapa usia anakmu sekarang?"
"5 tahun."
"Dia pasti sangat tampan, Dongho bilang anakmu laki-laki. Pasti dia terlihat seperti kamu dalam versi mini."
"Ya." Jawabnya singkat.
Seungcheol tahu Choa sedang mencari topik lain untuk obrolan mereka, tapi dia tidak peduli. Choa dibuat bingung sendiri dengan lelaki di depannya yang terlihat enggan mengobrol dengannya, padahal sebelumnya tidak ada lelaki yang seperti itu padanya. Namun hal tersebut justru membuat Choa makin penasaran dengan Choi Seungcheol.
"Kamu benar-benar tidak punya pacar?" Tanya Choa terdengar sangat semangat karena menemukan topik baru.
"Ya, kenapa?"
"Kenapa? Aku cuma heran kenapa kamu tidak memiliki satu, padahal dengan kamu yang seperti ini aku yakin banyak wanita yang mau jadi pacar, bahkan jadi simpanan atau selingkuhanmu." Choa terkekeh dengan ucapan konyolnya sendiri, berharap dengan sedikit bercanda dia bisa mencairkan sikap dingin duda keren itu.
Seungcheol menatap datar, dia tidak terlalu suka dengan wanita cerewet, apa lagi yang sok tahu seperti Choa.
"Kamu benar, tapi aku tidak tertarik dengan mereka."
"Kenapa?" Choa menatap serius, "Oh, pasti karena kamu belum bisa melupakan mendiang istrimu. Dia adalah wanita yang sangat beruntung karena mempunyai orang yang mencintainya seperti kamu. Aku sangat iri."
Cari muka.
"Sebenarnya aku sudah merelakan dia, karena aku tidak mau memberatkan kepergiannya. Lagi pula sudah ada Chan yang menemani ku."
"Anakmu?" Tanya Choa yang diangguki Seungcheol.
"Kamu dewasa sekali, Seungcheol. Sekarang ini sangat sulit untuk menemukan lelaki yang baik sepertimu." Seungcheol hanya mengucapkan terima kasih singkat atas pujian Choa, setelah itu kembali diam.
"Jadi apa alasanmu kenapa tidak mencoba menjalin hubungan lagi dengan wanita lain?" Choa memiringkan kepalanya, menatap mata Seungcheol dengan mata bulat polosnya. Dia sedang mencoba mendapat perhatian Seungcheol, karena cara ini selalu berhasil menjerat setiap lelaki lawan bicaranya.
Tapi Seungcheol beda...
"Karena aku gay."
Seungcheol menyeringai kecil melihat keterkejutan wanita bertubuh sintal itu setelah mendengar jawabannya.
"Ha?!"
"Aku gay dan aku tidak tertarik dengan wanita."
"Kamu gay?" Seungcheol menahan tawa karena wajah terkejut yang Choa tunjukan sangat tidak elegan. Berbeda dengan imejnya yang dia jaga di depan Seungcheol beberapa menit ke belakang.
"Ya!" Choa menggeleng tidak percaya, wajahnya pucat seketika.
"Aku bingung...
"Kenapa lelaki tampan sekarang kebanyakan menyukai yang tampan juga?"
Seungcheol sebenarnya ingin tertawa, tapi sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk itu.
"Lalu apa gunanya aku dandan seperti ini... ck!"
Choa pergi begitu saja setelah mengatakan itu dengan geram lalu meracau kesal dalam hati. Percuma dia melakukan bedah plastik mempercantik parasnya, lelaki sekarang lebih banyak yang suka dengan yang sama tampannya dengan mereka.
"Kenapa dia pergi?" Tanya Dongho mendatangi meja Seungcheol. "Dia kelihatan marah, apa yang kalian bicarakan?" Lanjutnya dengan penasaran.
"Aku bilang padanya kalau aku gay." Seungcheol tertawa saat mengingat raut wajah Choa beberapa saat lalu.
"Gila!"
"Memang!"
"Dia cerewet dan sok tahu." Seungcheol mencibir. "Aku tidak suka!"
Dongho menghela nafas. "Mau aku kenalkan dengan perempuan lain?"
"Kan sudah ku bilang kalau aku gay."
"Aku tidak percaya." Bantahan Dongho membuat sudut bibir Seungcheol terangkat naik. "Baiklah! Choi Seungcheol, tapi dia sudah meninggalkanmu. Sekarang sudah waktunya kau harus move on dan mencari penggantinya."
Seungcheol tahu Dongho melakukan itu karena Dongho peduli padanya. Dia adalah sahabat baik Seungcheol sejak SMA meskipun kadang tingkahnya sering membuat Seungcheol jengkel.
"Terima kasih. Tapi lain kali kalau kau ingin membantuku mencari wanita, setidaknya carilah yang mendekati tipeku. Yang tadi itu adalah tipemu, bajingan sialan!"
Dongho terbahak mendengar ucapan Sengcheol. "Maaf, itu karena aku tidak bisa menolak saat ada wanita cantik minta bantuanku."
"Sialan!" Umpat Seungcheol lalu berdiri.
"Mau kemana?"
"Pergi! Selera makanku sudah hilang karenamu."
"Kenapa? Aku sudah banyak pesan makanan."
"Habiskan saja sendiri."
"Yang bayar?"
"Yang pesan lah, dan aku tidak merasa pesan makanan."
"Pelayan, pesanan di meja ini dia yang akan membayarnya." Ucap Seungcheol pada pelayan yang berjalan di dekatnya.
"Fuxk you! Choi Seungcheol!"
"I'm sorry dude, kau bukanlah tipeku."
Hahaha
Tbc
Udah mulai nyrempet2 ke belokan nih.
Ohya, kalian lebih suka percakapan santainya pake kau-aku atau lo-gue yaa? Nanti aku edit sesuai jawaban terbanyak yaa
Jeonghannya masih saya umpetin yaa.
Soalnya ini masih nyeritain hidup seungcheol yg fak.
KAMU SEDANG MEMBACA
FML | JeongCheol
FanfictionTentang Choi Seungcheol, lelaki tampan dengan kehidupan mapan yang mendapat julukan Duda Keren dari teman-temannya. Sang istri telah meninggal 5 tahun lalu, beberapa hari setelah melahirkan anak laki-lakinya, Choi Jung Chan. Seungcheol bahagia deng...