2

81 46 10
                                    

Kringg!! Kringg!! Bel menandakan kelas akan segera dimulai.

Tak lama kemudian, Bu Sari-- guru PKN yang menurut Radit adalah guru paling cantik tapi sayangnya galak. Bu Sari baru saja masuk ke dalam kelas. Tak banyak basa-basi menyuruh anak muridnya mengerluarkan buku pelajarannya.

"Oke anak-anak. Minggu lalu saya kasih tugas membuat makalah kan. Ayo cepat kumpulkan."

Semua anak mengumpulkan tugas, namun tidak dengan Naya. Tugasnya tertinggal di meja belajarnya. Radit yang melangkah ingin mengumpulkan terhenti saat melihat Naya kebingungan.

"Kenapa Nay?."

"Makalah gue dit, makalahnya ketinggalan" Kata Naya dengan nada panik.

"Yaudah lo pakai makalah gue aja nih. Terus namanya lo labelin."

Belum sempat Naya menjawab tawaran Radit, Bu Sari sudah ada didepan mejanya.

"Kalian berdua ngapain! Kalau mau gosip sana diluar jangan waktu pelajaran saya!."

"Iya nih bu, kami lagi gosipin ikan saya yang kayaknya mau kawin lagi." Jawab Radit

"Siapa yang nyuruh kamu jawab?."

"Kan ibu nanya, terus saya jawab."

"Kamu ya! Kalau dibilangin ngelawan terus!."

"Nanti kalau saya gak jawab ibu marah, saya jawab juga ibu tambah marah."

Karena kesal mendengar jawaban Radit, Bu Sari beralih pandangan menuju Naya."Kenapa kamu? Sakit?."

"Ee-enggak bu, ini ah ini bu." jawab Naya gagap.

"Kalau ngomong yang bener." tegas Bu Sari.

"Maaf bu, makalah saya ketinggalan." jawab Naya sambil menundukkan kepala.

"Berdiri kamu, sebagai hukumannya kamu bersihkan lapangan. Setelah pelajaran saya selesai kamu baru masuk lagi ke kelas."

"Baik bu."

Naya melangkahkan kakinya meninggalkan kelas, menuju lapangan. Namun belum sampai pintu, tangan Radit menahannya.

"Bu, makalah saya juga ketinggalan. Berarti saya dihukum juga kan. Permisi bu."

Bu Sari yang belum mengiyakan, hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Yang lain, kita lanjutkan pelajaran hari ini."

Radit melangkah pergi dengan sedikit menarik tangan Naya. Alasannya adalah ia malas jika lama-lama dikelas Bu Sari akan memarahinya habis-habisan.

"Kenapa lo ikut-ikut dihukum? Kan lo bawa makalahnya." tanya Naya

"Ya karena gue gak bakalan ngebiarin tuan putri gue sendirian."

"Yeh." Naya menyenggol lengan Radit

"Nay, lo harus tau gue gak bakalan tuh yang namanya ninggalin lo sendirian."

"Makasih dit."

Radit hanya membalasnya dengan senyuman tipis di sudut bibirnya.Sesampainya di lapangan,mereka langsung mengambil sapu untuk mengerjakan tugas dari Bu Sari yaitu membersihkan lapangan. Namun siapa sangka, lapangannya penuh dengan dedaunan.

"Pantes aja disuruh bersihin nih lapangan. Liat tuh sampahnya banyak banget." celetuk Radit

"Udah ayo kerja. Kan cuman daun."

"Daun sih daun tapi liat tuh banyak banget lagian kenapa sekolah kita banyak pohon gede. Mang iman-- petugas kebersihan emang gak ngebersihin apa."

"Anggap aja amal dit." Naya terkekeh melihat ocehan Radit.

Dilihatnya Radit yang berada disampingnya tiba-tiba menghilang begitu saja. "Mana yang katanya mau nemenin apaan tuh ninggalin juga. Untung udah selesai." Kata Naya dengan nada kesal

Bagaimana tidak, Radit yang secara sukarelawan dihukum dengan alasan menemaninya ternyata cowok itu telah menghilang dari pandangannya. Naya yang duduk di pinggir lapangan dengan mengipas-ngipaskan tangannya untuk mendapat angin--cuaca sedang panas hari ini.

"Gimana adem?."Suara cowo yang cukup familiar bagi Naya tiba-tiba menempelkan minuman dingin ke pipinya.

"Lo tau aja gue lagi pingin yang dingin-dingin."

"Apa sih yang gue gak tau tentang lo sih nay."

Radit yang melihat Naya mengipas-ngipaskan tangannya ke wajahnya agar tidak kegerahan. Mempunyai inisiatif untuk meniup-niupkannya.

"Geli ih." ucap Naya sambil bergedik

"Biar adem."

"Tapi geli anginnya jadi kenceng."

"Udah yuk ke kelas." ajak Radit

Radit berdiri dari tempat duduknya dan membantu Naya untuk berdiri. "Ada satu hal yang gak lo tau dit, tentang perasaan gue kalo gue sayang sama lo." Kata Naya dalam hati.

***

Jangan lupa untuk berikan vote dan komennya dan sarannya karena itu sangat berpengaruh untuk part selanjutnya hehe:)

RANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang