Part 1

20 4 0
                                    


San Fransisco, USA
7.00 p.m

Setelah selesai membersihkan diri Laurreine menghampiri nenek nya yang sudah menunggu di meja makan untuk menyantap makan malam.

"Hello grandma, Sorry to make you waiting".
"Itu memang sudah menjadi kebiasaanmu, hahaha." Ledek sang nenek sambil tertawa. Ia melanjutkan omongannya
"Bagaimana hari ini? Menyenangkan bukan? Kuharap hari-hari akan selalu menyenangkan". Kata sang nenek sambil menatap seseorang disebrangnya.
"Yah... Seperti itulah, menurutku tidak ada yang menyenangkan". Kata seseorang yang ditatap sang nenek, tak lain dan tak bukan ia adalah Laurreine.
Mendengar jawaban sang cucu, nenek hanya tersenyum lembut.

Setelah sedikit berbincang, mereka mulai menyantap makan malam yang sudah tersedia. Makan malam terasa khidmat dan tenang. Tak lama sang nenek pun berucap sesuatu.

"Laurreine". Panggil nya
"What grandma?". Jawabnya tanpa menengok.
"Aku ingin berbicara sesuatu, bisakah kau melihat kearah ku sebentar?". Ucap lembut sang nenek. Tak lama pun si Laurreine menengok.
"Aku sudah tua, aku tidak dapat tinggal terus bersamamu. Sebaiknya saat kenaikan kelas nanti pulanglah ke Korea dan tinggal bersama keluargamu, disana kau aman, aku jadi tidak akan khawatir ketika sesuatu terjadi padaku". Ucap panjang lebar sang nenek yang hanya direspon dengan tatapan.

"Lalu jika aku kembali ke Korea, nenek tinggal sendirian? Nenek kan sudah tua". Balasnya yang membuat sang nenek hanya terdiam.

Setelah perbincangan serius dengan nenek nya, Laurreine meninggalkan meja makan.
.
Laurreine membaringkan tubuhnya di kasur kesayangan nya, ia sebenarnya kasihan dengan sang nenek, tapi ia juga kesal karena ia terus memintaku untuk kembali ke Korea, lalu bagaimana dengan ya? Bagaimana sesuatu hal terjadi padanya? Itu akan lebih jauh merepotkan jika aku kembali ke Korea. Nenek nya yang sudah tua juga menjadi salah satu alasannya untuk tidak kembali ke Korea. Tak sadar Laurreine menguap sangat lama.

"Uahhh.....Today is a very exhausting, aku harap waktu tidak berlalu dengan cepat agar aku bisa tidur dengan puas". Ucap nya sambil mengatur bantal dan kemudian ia memejamkan mata menuju indahnya mimpi.
.
.
.
Gangnam, South Korea
7.00 a.m

Keluarga Ryu tengah menyantap sarapan pagi yang telah disediakan oleh chef yang bekerja di rumah nya. Terdengar Tuan dan Nyonya Ryu sedang membicarakan anaknya yang berada di San Fransisco.

"Yeobo, sebenarnya aku ingin sekali Laurreine kembali ke Korea, ini sudah sangat lama". Kata Nya.Ryu dengan raut wajah gelisah
"Iya aku tahu, tapi bagaimana, dia selalu memiliki alasan jika disuruh kembali kesini". Kata Tn.Ryu yang turut gelisah
Mendengar sebegitu sulit nya kah menyuruh kembaranya ini kembali, Lorreine pun bersuara

"Mengapa eomma dan appa tidak menjemputnya?". Tanya Lorreine.
"Itu akan membuatnya semakin tidak mau kembali". Jawab Ny.Ryu
"Jemput keduanya kesini, nenek dan Laurreine. Tidak ada alasan lagi jika nenek ikut ke Korea. Jika sekolah yang menjadi alasan, jemput dia ketika liburan kenaikan kelas tiba. Bagaimana usulku?". Ucap Lorreine bangga karna menurutnya saran ini sangat cemerlang.

Kedua orang tua ini saling menatap. Mereka berfikir kenapa hal ini tidak terpikir kan olehnya.

"Baiklah, ide mu tidak terlalu buruk". Kata sang Ayah sambil mengusak rambut anaknya gemas.
.
.
.
Setelah sarapan dengan kegiatan meeting tadi. Lorreine berangkat ke sekolah. Disepanjang perjalanan ia memikirkan saudari kembar nya Laurreine. Ia berada diantara senang dan cemas. Senang karena ia bisa bertemu dengan sang kakak. Cemas, rasa yang ia sudah rasakan setelah menginjak usia remaja. Ia juga tidak tahu apa itu.
.
.
Disepanjang koridor sekolah, ia berjalan sambil menatap ubin sekolah. Dan sesekali bergumam.

"Apa benar aku memiliki kembaran? Kurasa hanya aku yang memiliki wajah secantik ini. Rasanya sangat mustahil, hahaha". Monolog Lorreine yang diakhiri tawaan kecil.
"Seperti apa sifat nya? Apa dia sama persis dengan ku? Bagaimana jika dia tidak menyenangkan? Ahhh biarlah...". Monolog nya lagi.
.
Lorreine sampai di kelas dan ia menduduki bangku paling depan. Ia langsung meletakan kepalanya di meja. Melihat adanya yang aneh dari sikap temanya Lee Nami pun bertanya.

"Ada apa? Tak biasanya kau meletakan kepalamu di meja, yah.. menurutku itu adalah hal yang tabu bagimu, Ada apa?". Tanya Lee Nami teman Lorreine sejak pertama kali memasuki sekolah menengah ini.

"Kau tau? Aku mengusulkan kepada orang tua ku untuk menjemput nenek dan kembaran ku ke San Fransisco". Jawabnya.
"Lalu?". Tanya Nami bingung
"Lalu mengapa jadi aku yang cemas jika dia benar-benar kembali kesini, padahal aku yang mengusulkan". Terang Lorreine yang semakin resah karna kecemasannya.

"Lalu apa masalahnya? Bukankah itu hal yang bagus jika kembaran mu kembali kesini setelah sekian lama dan tinggal bersama keluarganya". Nami memberikan tanggapan positif agar temanya ini kembali seperti Lorreine biasanya.
"Memang bagus jika ia pulang kesini, tapi kita tidak bertemu semenjak usia 3 tahun, aku takut ... akan mengecewakanya". Alasan Lorreine tanpa memberi tahu kecemasannya, ia pun juga tidak tahu apa arti kecemasannya ini. Apakah benar hanya karna kami sudah lama tak bertemu.

"Hei...kau pasti tidak akan mengecewakanya, kau orang yang ramah dan baik, aku yakin dia akan suka dengan mu". Nami menenangkan Lorreine.
"Ya...kuharap begitu". Jawab Lorreine yang mulai menenang.

Setelah perbincangan antara kedua sahabat itu tak lama guru memasuki kelas mereka.













































Next???
Don't forget to
Comment💬 & Vote🌟

By: PlayRyu❤👣

Ryu TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang