*01.23
Aku masih belum bisa memejamkan mataku
*Flashback on*
Seorang gadis kecil yang sedang menangis dibalik selimutnya menahan rasa takut.. Suara gaduh itu ia membeci suara itu
*plak
Satu tamparan berhasil mendarat dipipi seorang perempuan yang sedaritadi sudah menangis"Pergi kamu dari sini... Aku sudah muak.. Kamu .............."
Gadis kecil itu berusaha menutup telinganya.. Berusaha untuk tidak mendengar apa yang seharusnya tidak ia dengar
*flashback off*
Lagi dan lagi aku menangis mengingat kenangan itu..
"Nara kamu lelahkan dengan semua ini, liat ada cutter dilacimu"
"Nara.. Coba ambil cutter itu"
Aku mendengar bisikan itu bisikan yang tanpa aku ketahui berasal darimana.. Tanpa sadar aku mulai menggenggam cutter itu dan mulai menyayat ibu jari tangan kiriku
Satu sayatan berhasil meninggalkan bekas disana.. Dua sayatan.. Tiga sayatan.. Tanganku kini dipenuhi dengan darah
Aku merasa pusing dan terjatuh pingsan... Gelap semuanya terasa gelap
*Author pov
"Nara bangun sayang.. Kamu nanti telat kesekolah loh.."
Sudah kesekian tante Kinara mengetuk pintu kamarnya namun nihil tidak ada jawaban dari sang penghuni kamar
"Nara nya udah siap belum tan"
"Nggak tau Al daritadi tante bangunin nggak bangun-bangun.. Coba Al kekamarnya Nara"
"Oke tan"
Alif memang suka menjemput Kinara untuk berangkat kesekolah bersama dan tak jarang juga ia suka ikut sarapan bersama keluarga Kinara.. Maklum orang tua nya adalah teman dari tante Kinara, mereka sudah seperti keluarga
Tok.. Tok.. Tok..
"Ra udah siap belum.. Kita hampir telat nih"
"Ra.. Lagi puasa ngomong atau masih ngebo nih"
"Kinara.. Are you oke?"
Sudah lima belas menit Alfi mencoba membangunkan Kinara namun sama tidak ada jawaban
"Ra.. Buka pintu nya jangan buat gue khawatir"
Masih belum ada jawaban.. Alif langsung mendobrok pintu kamar kinara.. Sekali coba pintu kamar itu berhasil ia buka
Dilihatnya kinara yang sedang tertidur dilantai samping tempat tidurnya.. Darah.. Alif melihat darah dari tangan Kinara.. Tanpa berfikir panjang Alif langsung menggendong Kinara dan berlari menuju mobil yang terparkir dihalaman rumah Kinara
Tante Sita bingung melihat Alif yang berlari kehalaman dengan menggendong Kinara.. Ia mengikuti Alfi dari belakang
"Al.. Nara kenapa"
"Tangan Nara berdarah tante.. Nara pingsan"
Muka cemas Alif tidak bisa ia tutupi..
"Astaga Nara.. Ayo kita kerumah sakit sekarang"
"Iya tante"
*rumah sakit*
Gadis cantik itu tengah terbaring lemah.. Wajahnya sangat pucat, Alif yang melihat itu merasa menyesal.. Menyesal karena kemarin harusnya ia tak percaya begitu saja dengan omongan Kinara yang mengatakan ia baik-baik saja.. Harusnya ia menemani Kinara dan tak membiarkannya sendirian
"Ra.. Kenapa bisa gini sih, lu kenapa hmm"
Alif menatap kinara dengan penuh kasih sayang.. Baginya Kinara sudah seperti adik perempuannya sendiri.. Diusapnya rambut Kinara yang menutupi wajahnya
"Bangun dong Ra gue kangen liat senyum lu"
Setelah menemui dokter tante Sita kembali keruangan Kinara.. Ia mengusap air mata melihat keponakannya bisa nekad melakukan hal yang bahkan tidak bisa ia bayangkan
"Al bisa jaga Nara sebentar.. Tante masih ada kerjaan yang harus diselesaikan dikontor"
"Iya tante.. Biar Alif yang jaga Nara, tante tenang aja"
"Kalo ada apa-apa telfon tante ya"
"Siap tan"
*Kinara Pov*
Kepalaku terasa sangat berat.. Pelan-pelan aku membuka mata.. Sangat asing aku tidak tau berada dimana sekarang
Samar-samar aku melihat Alif dan mendengar suaranya memanggil namaku
#Tbc
> Ini masih fokus ke pemain utama wanitanya yaa.. jadi masih terasa
ambigu gitu ceritanya hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Ask Why
Teen FictionKetika dia datang disaat hatiku sudah ada yang mengisi.. Tapi dia yang aku perjuangkan seakan tak pernah melihat bahwa aku benar-benar ada untuknya.. Akankah aku tetap menjaga kesetiaanku ataukah aku akan luluh akan cintanya?