Hari telah berlalu, teman sesama osis ku sering menyebut nyebut nama nya di depan ku,dan hal itu membuat ku tersipu. Lama kelamaan rasa itu semakin terpupuk di dalam hati ku. Pernah suatu hari, ku dengar akan ada beberapa santri putra yang akan membawa kitab-kitab ke toko kitab ke putri. Dan kebetulan kantor osis kami berdekatan dengan toko kitab tetsebut, lalu aku dan teman-teman osis ku dengan sembunyi-sembunyi mengintip dari atas kantor osis lewat jendela yang ada disana. Ah ,itu dia pangeran ku, pangeran ku tidak berkuda atau pun bersayap, dia hanya seoarang santri yang memakai sarung dan peci. Raden, pangeran ku.
Dalam diam aku mengagumi sosok nya yang kalem, berwibawa dan sopan. Itu adalah kriteria suami idaman ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanifa Dan Raden
SpiritualDari sekedar nama nya saja sudah menggetarkan hati ku, akan kah aku bisa bersanding dengan nya. Namamu yang selalu ku ucapkan dalam setiap sholat mu, semoga kelak kita dapat dipertemuan.