Part 1

40 3 14
                                    

"kau tak akan pernah membayangkan bahwa hidayah bisa datang dari mana saja"

aku adalah dinda anak berumur 18 tahun dari keluarga yang brokenhome. mungkin akan banyak cerita yang akan aku ulaskan di cerita ini.. bagaimana ku dapatkan hidayah setelah Allah mempertemukanku dengannya

***
.
"Plaaaaak",,, Dasar, tidak tahu diri"
" apa salah aku?" (suara wanita setengah baya itu meringis)

suara itu terdengar dari luar, dengan bergegas ku pergi keluar..  ternyata memang benar ayah dan ibu sedang bertengkar di ruang tamu. ayah selalu memukul ibu,  memaki-maki ibu,  setiap kali pulang yang di lakukannya hanyalah memukul ibu,  namun langsung pergi dan entah kemana.
setelah ku tunggu ayah pergi.. ku dekap ibuku,, wajahnya masih terlihat ketakutan, ia menangis dalam pelukku.. menangis dalam larutnya nasib mendapat suami bajingan seperti ayah... menangis dalam keterpurukan takdir karna di pertemukannya dengan lelaki jahat seperti ayah. setelah menenangkan ibuku,, aku langsung beranjak pergi.

"Nak,  mau kemana?? "
"Mau keluar ma, Mama istirahat dulu yach"

**

Di pinggir pantai ini ku terdiam, meretapi setiap nasib yang terjadi pada diriku,  banyak yang bilang bahwa ayah adalah laki2 terhebat,, mungkin itu hanya mitos belaka yang kurasakan.. katanya ayah adalah laki2 yang paling penuh cinta diantara berjuta lelaki yang akan kau kenal.. Namun bagiku,, ayah hanyalah panggilan lelaki bajingan yang penuh kebencian...
semenjak ayah yang selalu pergi dengan profesi pencuri dan pemabuk..  aku hanya tinggal bersama ibu.. dan terkadang dalam diri untuk tertarik kepada lelakipun sudah pupus.. setelah mengenal ayah yang seperti itu... tidak ada niatku lagi untuk mencintai seorang lelaki..

"Hei,  bengong ajha,, sudah lama nunggunya?"
Suara itu mengejutkanku.
"ahh,, nggak kok"
"maaf yach sayang"
"Iyah syg, nggak papa kok"

Iyah,, dia adalah kekasihku, namanya Relin..  hubungan kami berjalan 2 bulan.. relin adalah anak orang kaya yang tiap hari ayah ibunya selalu sibuk dengqn pekerjaan mereka masing-masing.. Entah sejak kapan kami berdua saling suka.. intinya aku bahagia bersama dia... karna aku selalu percaya tanpa lelaki aku kuat..

malam ini kami duduk di pinggir pantai sambil melihat pemandangan malam, begitu banyak bintang- bintang yg bertaburan, bulanpun tak kalah menampilkan eloknya malam ini. Kami duduk berdua layaknya orang yg berpacaran pada umumnya, setelah duduk menikmati malam aku dan relin meneruskan perjalanan ke rumah relin,,

"mau makan apa din? "
"kamu punya apa? "
"ada roti sama susu nich"

sambil menonton aku dan relin duduk berdua di kursi sofa, ku sandarkan kepalaku di bahu relin dan. sekali-kali relin mencium pipiku, bisa di maklumilah rumah relin beaar nmun kosong dan hnya ada pembntu yang sedang beristirahat di kamarnya, hingga aku dan relin tak merasa khawatir jika ada orang yang melihatnya. acara nonton ini selesai ketika ibuku menelvon untuk pulang.. relin mengantarku, sebelum keluar dari mobil selalu ada kiss on the lips dari relin.. tak bisa ku pungkiri bahwa relin benar-benar mencintaiku..

***
pagi ini begitu indah namun tak seperti hidupku yang suram.. membantu ibu berjualan adalah aktifitasku setiap hari.. apalagi setelah lulus SMA, 4 bulan lalu..  aku sudah tak punya agenda apa-apa selain membantu ibu.. iyah,, keinginan untuk kuliah pasti ada.. namun melihat kondisi keluarga.. Hhmp.. memang sungguh tak ada kemungkinan..

***
Warung ibuku hanya dekat saja dari rumah.. warung kecil yang di buat oleh ibuku sendiri..
"Din,  belikan mama bawang dulu yah nak"
"iyah ma"

ketika ada di dalam angkot,  ku lihat ada seorang wanita cantik berkerudung biru yang membawa tas.. akhirnya ku lakukan. apa yang terlintas di dalam kepalaku, aksi copetku itu terjadi sangat mulus tanpa tertangkap oleh siapa saja...

***
kenapa bisa yach ku copet dengan begitu mudahnya,, apa karna ayahku adalah tukang copet hingga talenta itu juga menjadi turun-temurun (pikirku).
saat berdiri di pinggi trotoar di pinggir pohon, ku buka isi dompet itu..
"Hei kamu"
suara lelaki itu mengejutkanku,,
"kembalikan dompet itu,  kamu pikir tak ada yang melihatnya" (terus lelaki itu)
sial,  ku pikir tak ada yang melihatku (benakku)
dengan segera langsung ku berlari, menghindar dari lelaki itu,, terus berlari, menabrak beberapa orang di depan yang menghalang.. namun tak bisa, lelaki itu mengejarku.. larinya semakin cepat hingga dia akhirnya berhasil menangkapku..
dua-dua tanganku di pegangnya erat-erat,, takut bahwa aku akan lari lagi..
"ok ok,,  ini dompetnya"
setelah ku berikan dompet itu dan akhirnya dia pun melepaskan pegangannya yg erat.. dan langsung ku berlari lagi.. agar tidak di tangkapnya..

***
untung saja lelaki itu tak mengejar ku lagi.. Entah apa yang ada di pikiranku.. mengapa harus melakukan hal buruk semacam itu..
"kenapa kamu nak? "
"ahh,, nggak kok ma,  Kayanya dinda perlu istirahat"
"Yaudah kamu pulang saja,  nanti biar mama yang jaga warung"

***
sore ini, relin mengajakku ke cofee untuk minum espresso con panna, relin memang sangat suka meminum minuman kopi itu.. tapi ini baru pertama kalinya aku dan relin pergi ke cofee ini.. tak sangka ternyata lelaki yang menangkapku saat nyopet juga bekerja di cafee ini.. dengan bergegas aku langsung menyuruh relin agar pergi dari tempat ini..
"kenapa? "
"enggak,  aku nggak suka aja di tempat itu"
Relin sungguh tak mengerti, namun tetap saja ia mengikuti perintahku..
akhirnya aku dan relin pergi ke tempat lain..

***
Malam ini gerimis, terdengar alunan syahdu rintik-rintik hujan di luar, aku yang sedang mengambil Hpku terkejut karna sudah tak ada lagi dompet dalam tasku.
"Astaga,, dompet aku jatuh di mana? " sambil mencari-cari dompet di tasku..
sungguh sial hari ini karna harus bertemu lelaki itu dan kehilangan dompet,, yg di dalam ada KTP, SIM dan uang dua ratus ribu..

***
Pagi-pagi sekali sekitar jam 07.30 sudah ku dengar ayahku memaki-maki ibu lagi,, namun kali ini ia melakukan itu di depan rumah,, saat ku keluar ternyata sudah banyak orang-orang yang berkumpul,, melihat seorang wanita separu baya itu tak berdaya di pukul dan di maki-maki oleh suaminya sendiri. tak kuasa ku dengar.. aku langsung kesana dan mengata-ngatai ayahku itu..
"Dasar lelaki bajingan,, lelaki bejat... anda pikir anda siapa datang dan pergi sesuka hati tanpa memikirkan anak dan istrimu, anda tak.... "
"Plaaaak" tamparan itu melaju mendarat pas di pipiku.. aku tak menyangka sebegitu bejatnya ayahku..  aku berlari meninggalkan mereka dan menabrak seorang lelaki yang ternyata sedari tadi tengah menonton pertunjukkan keluargaku yang rusak,, dia adalah lelaki itu lagi.  namun tak peduli, ku teruskan lari ku.. berlari tanpa tujuan, berlari tanpa arah, berlari dengan hati yang hancur,  berlari dalam keterpurukan.. embun-embun kecil ini tak henti-hentinya mengalir dari retinaku, entah seberapa jauh ku berlari.. yang ku tahu adalah hati ini tengah hancur,, ku ingin pergi dari suramnya hidupku saat ini..
Hingga sampai pada sebuah taman kecil.. ku duduk,  dan terdiam,, sesekali isakan tangis mengencang, lalu terdiam dalam tatapan yang kosong,
"Hai"
suara itu datang dari belakang, membangunkanku dari tatapan kosong..
ternyata itu adalah suara lelaki itu,, Ia mengikutiku dari belakang.. dengan segera ku hapus air mata yang sedari tadi mengalir.
"kenapa kamu di sni?" (tanyaku)
"kamu kenapa di sini?" (pertanyaan serupan dari lelaki itu)
"aku boleh duduk nggak?"
"ya duduk aja"
"Terkadang Allah memberikan cobaan agar hambanya kembali kepadanya,  Allah membuatmu menangis agara kamu datang kepadanya, bersimpuh di hadapannya, Allah rindu padamu ..."
tak habis lelaki itu berbicara,, aku langsung memeluknya dan menangis.. lelaki itu terasa kaku, namun aku tak peduli, yang ku tahu aku hanya butuh sandaran saat ini.. tak lama kemudian setelah hatiku mulai tenang, ku lepaskn pelukan itu..
"maaf, aku langsung memlukmu"
"Aach,, iyah2.. aku ngerti"
"tadi kamu mau kemana, kok bisa ada di pinggir rumahku?"
"ohh.. tadi aku mau ke rumah kamu, ini dompetmu yang tertinggal di cafee kemarin"

Hidayah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang