"Kamu tau, saya dan keluarga semalam datang melamarrmu bukan karena kemauan saya. Ini saya lakukan agar perusahaan ini tetap ada dan tidak bangkrut karena ancaman ayah saya. Saya Cuma kasihan saja sama Karyawan yg harus di PHK." Tuturnya panjang lebar.
"Iya saya tau." Jawabku irit. Mau bagaimana lagi. Pak Rangga pernah mengingatkanku untk tidak bicara lebih panjang dari dia.
"saya harap kamu tau maksud saya. Kamu tau kan?" bagaiamana saya tau pak. Orang bapak gak ngomong. Batinku.
Satu minggu berlalu. Gak terasa 1 minggu lagi pernikahanku dengan kak Rangga akan di gelar. Aku pikir satu minggu kenal dengan kak Rangga, dia akan berubah. Tapi sepertinya tidak. Tidak sama sekali. Dia masih tetap dengan kelakuannya yang gonta ganti cewek. Aku tak tau apa yang mereka lakukan di dalam. Sudahlah, tidak penting.
KRING KRING..
"ke ruangan saya sekarang. Bawakan saya makan siang. Gak pake lama AFFIFAH " ada penekanan di Namaku. Aku gak tau dia sedang marah atau sedang merajuk. Akhir-akhir ini dia sedikit manja padaku. Aku baru tau kebiasaan pak Rangga yg ini. Tapi tetap kebiasaan buruknya tak ketinggalan.
"Iya pak. Saya segera kesana."
"Ya."
Aku membawakan makan siang untuk pak Rangga. Kebetulan tadi Ibunda pak Rangga datang membawakan makan siang untukku. Setelah aku menerima lamaran Pak Rangga, Ibunya sering membawakanku makan siang. Ku pikir wajar, karena mereka tidak mempunyai anak perempuan.
Ku berikan saja makanan itu untuknya. Aku juga sekarang lagi puasa. Pikirku.
TOK
TOK
TOK
"Assalamualaikum pak." Aku mengetuk pintu dan sedikit masuk memberi salam. Sontak aku kaget melihat kegiatan pak Rangga. Disana ada cewek cantik dengan pakaian kurang bahan sedang duduk manis di pangkuan calon suamiku. Entah kenapa ada yg beda dengan hatiku. Rasanya sakit sekali. Apa aku sudah jatuh cinta padanya. Entahlah
Aku berjalan mengahadap kak Rangga dengan sebelah tanganku menutup mataku sambil nenunduk, dan sebelahnya lagi menenteng makan siang untuknya.
"Asiyah, kamu kenapa? Sakit?" terdengar suara kekhawatiran kak Rangga. Apa dia khawatir padaku. Jangan pikirkan.
"Tidak pak. Ini makan siangnya. Saya permisi." Aku bergegas keluar tapi seketika suara sedikit berteriak kak Rangga menahanku.
"Tunggu Affifah . Aku mau bicara sebentar." Aku membalikan badanku. Kulihat pak Rangga sedikit berbisik ke wanita di pangkuannya, memberi isyarat untuk keluar sebentar.
"Affifah apa kamu tidak mau berubah pikiran setelah apa yang kamu lihat tadi?" lagi-lagi soal ini. Huhh,, aku bosan mendengarnya. Kalo dia tidak suka padaku, tinggal ngomong ke ayah ibunya, masalah selesai.
"Terserah BAPAK saja. Semuakeputusan ada di tangan bapak. Kalo tidak suka menikah dengan saya, pas ijabqobul tinggal kabur saja. Masalaha selesai." Jawabku enteng. Butuh kekuatanuntuk mengucapkan kalimat menyakitkan itu.
Sesungguhnya aku mulai suka padanya. Tapi, untuk apa membangun suatu hubungan kalau hanya salah satu yang berusaha. Semua hanya akan sia-sia.
"bukan begitu Affifah . Aku hanya takut, aku akan sering menyakitimu. Sejujurnya aku belum bisa move on dari mantan kekasihku."
"iya saya tau. Saya bosan dengan pertanyaan bapak yang selalu itu-itu saja." Sesekali bertanyalah, 'apa kau mencintaku Affifah ?' akupun sangat mencintamu' ohh enak sekali di dengar bukan.
"Oke,, aku tidak akan menanyakan hal itu lagi. Dan please jangan panggil saya bapak kalo hanya berdua seperti ini. Oke?"
"ya."
"dan untuk yang kamu lihat tadi, jangan sampai ke kuping orang tua ku." Aku hanya diam tak bergeming. Dipikir aku ember, seenaknya ngomong sana-sini membeberkan aib calon suamiku. Aku tak seperti itu.
Rangga Pov
Aku berjalan Gontai ke kamar mandi. Rasanya aku ingin segera merendam diri di air dingin untuk menghilangkan hastarku pada Affifah istriku. Entah apa yang sudah di lakukan Affifah terhadapku tadi. Aku mendengar sayup2 bisikan Affifah di telingaku, hembusan napasnya menyapu sekitar telinga sampai leherku. Huhh,, jangan salahkan suamimu ini Affifah jika aku melakukan hal-hal yang tidak kamu inginkan.
Aku keluar kamar mandi dan mendapati Affifah tengah duduk di tepi ranjang dengan jemari yang di remasnya. Hey kenapa dia, malu kah ? ahh entahlah. Aku duduk di sampingnya. Hening. Setelah beberapa menit saling diam akhirnya aku membka suara.
"Ada apa Affifah ? Kenapa kau membangunkanku?" tanyaku pada Affifah yang masih tertunduk malu dengan jemari yang saling meremas. Entah apa yang dia rasakan berada di dekatku. Takut, malu, atau sudahlah aku tak ingin menebak-nebak.
"Mmm.. Kita sholat dulu kak. Kakak yang jadi imam." Mataku terbelalak mendengar ucapan yang keluar dari mulut Affifah . Bukan karena aku tak tau cara melaksanakan sholat, bukan pula aku tak hapal surah dalam Al-Qur'an, karena dulu aku pernah jadi anak sholeh sebelum bejat dan brengsek seperti sekarang. Aku hanya merasa tak pantas saja menjadi imam untuk istriku yang sholehah ini sedangkan aku? Kalian tau itu.
"T...tapi Affifah . Akuu.." Affifah langsung memotong omonganku sebelum aku menyelesaikannya.
"Ayo kak. Tidak usah merasa rendah diri seperti itu. Selagi kita mau bertobat dan menyesali semuanya apa yang harus di takutkan. Aku tau kakak brengsek, bejat dengan kebiasaan kakak gonta ganti pasangan, minum minuan keras, dan mungkin masih banyak yang belum aku ketahui. Tapi selagi kakak mau bertobat dan minta ampun pada Allah tidak ada yang tidak mungkin. Ku harap kakak mau mengubur masa lalu yang buruk itu." Jelas Affifah panjang kali labar kali tinggi. Baru kali ini aku mendengarnya bicara panjang lebar seperti itu. Jujur aku terenyuh mendengarnya, tapi aku butuh waktu. Semua butuh proses bukan. Aku tak mau bertobat terus terjerumus lagi. Aku ingin sekali bertobat dan itu untuk selamanya.
"Maaf Affifah . Aku bukannya tidak mau. Aku hanya butuh waktu untuk semua itu. Butuh waktu untuk kembali lagi ke jalan Allah. Aku harap kau mengerti." Titahku jujur. Ku lihat Affifah mengangguk kecil dan segera berdiri mengambil mukenah dan sejadah yang ada di atas nakas.
YOU ARE READING
Afifah & Rangga [Fanfiction Samuel-Naysilla]
RomanceAku terpaksa menerima perjodohan ini. Kalo bukan karena orang tuaku yang meminta, aku tak akan melakukannya. Ini konyol, sangat konyol. Mimpi apa aku di lamar Bos ku, CEO Perusahan besar Di kotaku bahkan mungkin se Indonesia. Rangga Fathan Zylgwyn 2...