1

2.5K 80 2
                                    


Kala itu salju turun di malam tahun baru, Jinyoung menatap salju itu dari sebuah halte.

Menjengkelkan.... ketika seharusnya kau berada di balik selimut tebal dengan ditemani coklat panas... Tapi justru sekarang malah sebaliknya.

Duduk menggigil di bangku penumpang, bahkan dengan mantel tebal, syal dan sarung tangan saja tidak akan cukup membuatnya hangat.

Persetan dengan lelaki bermata tajam itu. Kalau bukan karena Jinyoung menyukainya, sudah ia caci maki Jaebum tanpa memperdulikan apa dia harus kedinginan atau tidak.

Tapi...
Walau rasanya begitu kesal, Jinyoung tak bisa memungkiri nya.

Ia merindukan sentuhan kasar Jaebum dan tatapan dinginnya, seringai meledeknya juga. Walau terkadang melihat tingkah Jaebum yang kekanakan bisa membuatnya darah tinggi juga.

Ketika mengingat hal itu membuat Jinyoung merasa lebih baik.

Setelah sebelumnya apa yang ia perjuangkan tak membawa hasil yang telalu baik, kini Jinyoung bisa bernafas lega.

Jaebum berkata akan datang menjemputnya Walau Jinyoung tak ingin sekali pun.

Dan inilah yang terjadi, Jinyoung berakhir dengan duduk di halte untuk menanti Jaebum.

Derap kaki memecah lamunannya, dan ia dapatkan Jaebum dengan mantel hitam berbulu, topi rajutan dan syal berdiri di hadapannya.

"Kau terlambat 3 tahun 190 hari, Seonsaengnim" Katanya dengan pipi yang mengembung

"Hero itu selalu muncul diakhir kan? Yang penting aku datang menjemputmu, Jinyoung-ah"

Jaebum berjalan mendekati Jinyoung, menarik sarung tangan kanannya.

"Tu--- "Katanya yang terlihat ingin protes.

"Tangan ku kedinginan, jadi aku ambil sebelah punya mu"

Jaebum pun menggunakan sebelah sarung tangan Jinyoung di tangan kirinya.

"Masa aku pakai setengah?!" protes Jinyoung.

"Berisik, tangan mu tidak akan dingin kalau aku masukan ke saku jaket ku "

Jaebum langsung menarik tangan kanan Jinyoung hingga ia terdorong sampai ke bahunya. Memasukan tangan Jinyoung yang kini dalam genggamannya ke dalam saku mantelnya yang hangat.

" Kalau begini jauh lebih hangat kan" Katanya dengan senyuman lembut.

Jinyoung hanya bisa terbelalak dengan wajah yang memerah padam.

"Aku tidak mau tau , Kau tidak boleh melepaskannya sebelum sampai ke rumah "

Jinyoung membalas genggaman tangan Jaebum hingga membuat Jaebum menyeringai.

" Aah... Ternyata anak didik ku sudah dewasa ya... Jadi sedih " Katanya meledek.

Jinyoung mulai sedikit jengkel, ia menyikut penggang Jaebum hingga sedikit merintih.

" Dasar! Tidak manis sama sekali! "Katanya

Jinyoung terdiam dan mulai jalan terlebih dulu... Kemudian di susul Jaebum yang berlari kecil untuk merangkul leher dingin Jinyoung.

"... Tapi aku suka!"  Katanya tertawa lepas.

Jinyoung pun hanya bisa tersenyum. Ia merasa sangat hangat sampai kedalam tubuhnya, mungkin penyebabnya karena perkataan Jaebum yang membuatnya sedikit kesal dan yang terakhir karena Jaebum melingkupi tubuhnya dengan pelukan kecil yang hangat

END

Maaf ya klo gak suka ceritanya aku cuman nyoba" doang

One shoot stories (JJP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang