Seungwan menghembuskan nafasnya kasar, memasukan satu persatu bukunya ke dalam tas dan memandang ke arah jendela sebentar kemudian mengenakan tas tersebut dan berjalan keluar dari ruang kelasnya. Gadis itu menatap ponselnya, tak ada pesan berarti ia akan pulang sendiri hari ini pikirnya kembali menghembuskan nafas dan memasukan benda persegi itu kedalam saku rok nya.Seungwan, gadis yang kini tengah menempuh pendidikan tingkat akhir Sekolah Menengah Atas itu berjalan perlahan menuju gerbang, menerima kenyataan bahwa dirinya harus pulang sendiri karena teman – temannya sudah pulang lebih dulu. Bodohnya Seungwan yang menunggu sahabat sejak kecilnya karena ia mengira mereka akan pulang bersama seperti biasa, namun ternyata kali ini tidak. Ketika dirinya sedang melangkahkan kaki menyusuri jalan menuju rumah, gadis itu tak sengaja melihat sebuah sepeda motor yang sangat ia kenali, sahabatnya itu tengah membonceng seorang gadis yang merupakan adik kelasnya “Jadi bener” gumam gadis itu menatap dua sejoli yang berlalu dengan tatapan yang tidak bisa di jelaskan.
Sejujurnya kini Seungwan tengah merasa sangat malas untuk pulang ke rumah, jika kalian bertanya apa alasannya? Tentu saja karena dua sejoli yang baru saja ia lihat tadi. Seungwan menghentikan langkahnya dan mampir ke salah satu mini market, membeli mie instan dan air mineralm kemudian duduk di salah satu bangku sambil menunggu mie instannya matang. Pandangan Seungwan entah mengarah kemana, gadis itu larut dalam pikirannya sendiri, mengingat kejadian yang telah ia lewati hari ini. Pagi tadi sahabat sekaligus tetangganya Min Yoongi mengatakan akan menyatakan perasaannya pada seorang gadis, siangnya pria itu mengirim pesan dan mengatakan kalau dia telah resmi menjadi kekasih dari adik kelasnya, Nayeon. Seungwan mencoba masa bodoh dengan hal tersebut, namun ia sadar ia tak akan pernah bisa, setelah Yoongi memiliki kekasih maka segalanya akan kembali berubah seperti yang sudah sudah. Seungwan dengan sadar diri akan menjauh dari pria itu karena tidak ingin ada salah paham apalagi pertengkaran dengan kekasih sahabatnya itu, ia tidak ingin menganggu hubungan Yoongi dengan kekasihnya meskipun gadis itu selalu merasa kehilangan setiap kali hal itu terjadi.
Gadis itu masih betah berdiam diri di depan mini market meskipun mie instannya telah habis dan air mineralnya tinggal tersisa sedikit, ponselnya menyala memperlihatkan sebuah panggilan dari seseorang yang sangat tidak ingin ia temui saat ini, dengan malas gadis itu mengangkatnya “Kenapa?” ucapnya malas “Lo dimana? Ko belum pulang?” ucap pria itu dengan nada panik “Bukan urusan lo, gue juga pasti bakal pulang jadi gausah heboh” jawabnya kesal “Lo kenapa sih? Nyokap lo nyariin, gue jemput ya? Kasih tau lo dimana sekarang” ucap Yoongi masih merasa khawatir “Gak usah, gue bisa pulang sendiri, gue balik sekarang” jawab Seungwan kemudian mematikan sambungan telepon kemudian mematikan ponselnya. Gadis itu kembali berjalan menuju halte bus, entah keberuntungan ataukah kesialan, tapi belum juga ia mendudukan diri bus yang ia tunggu sudah datang sehingga ia langsung naik.
Seungwan tiba di rumah dan langsung masuk karena tak ingin bertemu dengan tetangga di sebelah rumahnya itu “Yaampun Seungwan kamu kemana aja sih?” ucap sang ibu terlihat khawatir “Aku tadi mampir dulu ke minimarket soalnya udah lapar banget, tapi ternyata gak sadar malah kelamaan” jawab Seungwan mencoba tersenyum “Yaudah kalau gitu langsung makan gih” ucap sang ibu “Gak usah mah, aku masih kenyang, aku langsung ke kamar aja ya” jawabnya yang langsung di angguki sang ibu, gadis itu tanpa berlama – lama langsung pergi menuju kamarnya. Begitu membuka pintu kamar, gadis itu mau tak mau langsung menghadap ke arah jendela kamarnya yang berhadapan dengan jendela kamar Yoongi, gadis itu mendengus kesal melihat Nayeon tengah berada di sana bersama sahabatnya, mereka terlihat sangat bahagia dengan tawa yang tak pernah berhenti. Dengan kesal gadis itu menutup gorden jendela kamarnya dan merebahkan diri di kasur “Kenapa harus lo sih” ucapnya sambil menatap langit – langit kamar.
Pagi harinya, Seungwan berangkat lebih pagi karena gadis itu yakin Yoongi tak akan mengajaknya berangkat bersama dan pergi menjemput kekasihnya. Ketika gadis itu membuka pintu pagar rumahnya, gadis itu sedikit kaget melihat seorang pria tengah duduk manis di atas motornya sambil menatap Seungwan dengan senyuman khasnya. Seungwan mendengus sambil menutup pintu pagar “Pagi Seungwan” sapa pria itu “Ngapain sih Gi?” tanya Seungwan kesal “Berangkat bareng lo lah, nih” jawab Yoongi sambil menyerahkan helm nya kepada Seungwan “Bukannya lo harus jemput cewek lo? Gue berangkat sendiri aja, sana pergi entar keburu telat” ucap Seungwan sambil berjalan tanpa memperdulikan sahabatnya itu. Yoongi menatap Seungwan heran “Lo kenapa sih? Lo marah sama gue?” tanyanya menyusul Seungwan “Enggak, gue kan emang pasti kaya gini” balas Seungwan sambil terus berjalan “Gara – gara gue jadian sama Nayeon?” tebak Yoongi namun tak mendapat jawaban apapun dari Seungwan “Yaampun Wan, kenapa setiap gue jadian sama cewek lo selalu gini sih? Padahal Nayeon gak masalah karena dia tau kita udah sahabatan sejak kecil, jadi lo gak usah kaya gini lagi” jelas Yoongi mencoba meyakinkan sahabatnya itu “Nayeon emang gak apa – apa, tapi gue yang kenapa – napa” jawabnya kemudian berlalu meninggalkan Yoongi yang terdiam di tempatnya merasa tak tau harus berbuat apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
[WENGA] | Let's Not Be A Friend (Oneshoot)
Fanficwhen you fall in love with your bestfriend