Hah?

104 10 12
                                    

Gue pernah bilang enggak sih, kalo gue itu benci sama yang nama-nya, kesiangan? Kalo belum pernah. Berarti hari ini kalian udah pada tau dong sama salah satu hal yang gue benci, selain kecoa.

Pernah dulu gue kesiangan berangkat ke sekolah, dan hukumanya lebih parah dari ini. Yaitu bersihin semua wc di sekolahan gue, yang harus lo tau itu tempat buang hajat bau banget kaya setan.

Beruntung hari ini bu Asri lagi baik, mungkin. Karna enggak ngasih hukuman yang berat banget sama gue. Tapi siapa sih yang mau di jemur di bawah sinar matahari kaya sekarang?

Gue emang bukan cewek yang lebay, yang kalo kena sinar matahari dikit ajah udah rempong nya minta di gampar. Tapi kalo di jemur sambil hormat kaya gini emang lo pada mau apa?

Enggak kan!

Jadi menurut pemikiran dari otak gue yang cerdas ini, gue memutuskan untuk.......

Menerima kenyataan hukuman yang ada dengan keikhlasan lapang dada.

.........sekiranya begitu pemikiran yang terlintas di benak gue saat ini-_-

Habisnya gue harus buat apa coba? Ngeles? Ya ga mungkin banget bu Asri bakalan percaya gitu ajah sama gue, lagi pula gue bukan siswa yang berprestasi juga di sekolah gue, yang kalo kesiangan pasti di maklumin sama semua guru karna mungkin dia malemnya habis belajar.

Nah gue? Berprestasi juga kaga! Pinter juga pas-pasan, belajar juga jarang. Guys Please! Jangan mikir gue itu orang yang malas atau pun bego. Karna sebenernya gue berada di antara sipat bego dan pinter itu sendiri, alias gue orang nya biasa-biasa aja.

Gue enggak mencolok bagaikan most wanted, atau pun famous gara-gara cantik, seksi, bohay aduhai atau pun kaya raya.

Tapi, gue. Ya gue.

Cewek seribu alasan kenapa cerita my Story SMA ini bisa ada.

Eaakkk.....

"Cepat Jalan! "

Samar samar dari kejauhan gue liat pak Jimin lagi jalan menuju gue dengan seseorang yang dia kawal dari depan. seseorang yang menurut gue adalah seorang cowok, karna dia pake celana bukan rok, nunduk dengan jaket hitamnya yang menutupi kepala.

Menurut penerawangan gue, itu cowok pasti lagi kesiangan sama kaya gue, karna bisa di lihat dari tas yang masih melekat di punggungnya, pasti itu cowok di usir sama pak Jimin kelapangan.

Trik matahari yang menyengat membuat gue engak bisa liat muka cowok itu, karna cahaya matahari yang mantul langsung ke tanah membuat penglihatan gue jadi kurang baik.

Aduh ya allah panas sekaleee.....

Terus pas pak Jimin udah sampe di depan gue, dia keliatan kaget plus langsung melotot karna mungkin enggak nyangka banget ada cewek yang bisa di hukum kaya gue gini, dan scara otomatis gue di cap anak bandel dong?

Loh? Kok jadi berabe kaya gini. Gue kan bukan anak bandel atau anak tidak teladan, mamah!

"Ini kamu lagi! Cewek cewek ga disiplin." Pak Jimin berteriak garang membuat telinga gue tiba tiba jadi panas, gue baru sadar bahwa pak Jimin ini emang keturunan orang batak. Dan sekarang gue yakin lo pada pasti bertanya tanya kenapa orang batak namanya bisa Jimin? Dan gue pun bingung untuk menjawab pertanyaan kalian semua :')

"Ini, nih. kelakuan anak anak yang merusak generasi bangsa! Kalian para pelajar dan seharusnya tidak bersikap tidak disiplin seperti sekarang. Seharusnya kali-....."

Nananana.... dan setelah itu gue males untuk mendengar ceramahan itu guru botak.

"Kamu! Aditya cepat berdiri di samping Rania, sampai istirahat pertama terdengar. " Ucap itu guru setelahnya, yang membuat kaki gue lemes kaya jeli.

Berdiri di lapangan sampai istirahat kedua? Dan di tambah sama satu cowok misterius yang sekarang diem di samping gue, diam membisu tanpa bicara? Serem gasih guys?

Dan setelah itu, pak mimin alias pak Jimin melangkah pergi dengan gerutuanya yang tidak jelas.

Gue kembali berdiri dengan posisi semula, tegak, lurus dan hormat pada tiang bendera merah putih yang tidak berkibar, akibat dewa angin tidak bernafas. Dan sebenarnya gue juga enggak tau ada enggaknya itu dewa dewi.

Setelah sekitar satu menitan gue berdiri di sana sama itu cowok misterius, tiba tiba aja itu cowok ngomong yang langsung membuat gue terkejut.

"Hai? Kita ketemu lagi, Rania? " Cowok itu menurunkan jaket yang menutupi kepalanya, lalu menatap gue sambil tersenyum.

"Hah? " gue membulatkan bibir gue cengo.

Mampus! Entah kenapa hari ini gue jadi teringat sama satu pepatah yang mengatakan 'bahwa dunia itu sempit' dan gue PERCAYA hari ini guys! Gue ketemu sama orang yang udah nuduh gue mau bunuh diri di sini!

IYA! Cowok yang waktu gue pulang dari pesta Andara yang nuduh gue mau bunuh diri dan IYA! cowok yang waktu pagi tadi ninggalin gue kesiangan di jalanan. Dan sekarang entah kebetulan atau itu cowok sengaja ngikutin gue biar jadi stalker profesional , gue ketemu dia lagi hari ini dua kali, di sini! Di sekolahan gue?

Ko bisa?

"Lo?"

Tiba tiba gue jadi kehilangan kata-kata bingung atuh mak, harus bilang gimana dan bereaksi seperti apa, dan tiba tiba tanpa memberi penjelasan sedikit pun kepada gue, cowok itu megang tangan gue dan langsung bawa gue kabur dari lapangan sambil bilang.

"Gue yakin lo udah tau nama gue. Jadi, gue gak perlu mengenalkan diri lagi. " katanya tanpa menoleh, sambil terus bawa gue kabur dari hukuman.

"Gue Aditya. Dan lo udah tau. Dan lo Rania. Dan gue juga udah tau."

"Dan ayo..." itu cowok yang katanya namanya Aditya men-jeda perkataannya lama seolah olah sedang mempertimbangkan sesuatu.

Lalu setelahnya dia berkata yang mampu membuat gue kaget, syok, terkejut dan tidak bisa berkata kata "kita Pacaran. " lalu dia tersenyum menatap gue.

"HAH? "

"Ayo kita pacaran, Rania. "

Gue udah tau! Tapi Hah?

Sepertinya hamba akan pingsan.

* * *

⚠Please do not imitate my work

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠Please do not imitate my work

My Story SmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang