1 - Unexpected meeting

24 1 0
                                    

So, keep in mind bahwa cerita yang kalian baca belum aku edit ulang jadi masih berantakan, hehehehehe. Don't forget to vote :D .

°

°
Enjoy the reading!

Aku berjalan dengan koper ku melewati trotoar ditemani lampu lampu jalanan yang redup serta suara cicitan tikus. Sialan, aku tau ini akan terjadi, seharusnya setelah aku menelfon Gerard berkali kali selesai aku menapakan kaki ku di Bandara aku langsung pulang ke apartemen dan berendam air hangat selagi menikmati alunan musik Frank Sinatra selagi menyisip Wine. klasik Diana, aku merutuki diriku sendiri. setelah berjalan sekitar beberapa blok dari daerah tempat tinggal Gerard yang kumuh akhirnya aku menemukan sebuah Taksi yang bisa aku naiki dan membawa ku serta koper yang tadi menemaniku berjalan. Gerard adalah bajingan besar, catat itu.
Seharusnya lelaki itu setidaknya bertrimakasih padaku, dia bahkan tidak mendengar suara rintihan pintu kayu tua tempat tinggal nya berbunyi saking asiknya bersenggama dengan wanita yang aku percaya sebagai jalang murahan yang menjual diri mereka di pinggir jalan, tidak keren sama sekali pikirku. Tanpa aku sadari taksi yang aku tumpangi sampai di tempat tujuan ku, Apartemen ku tercinta. Aku memberi 2 lembar 5 dollar kepada pengemudi yang telah menyelamatkan nyawaku setelah aku menemukan dia di pinggir jalan tadi. Shit, seharusnya aku mengisi baterai handphone selagi aku melihat tulisan 'Phone charging station' tadi. belum beruntung Diana, setidaknya kau sudah sampai di apartemen mu, ucapku tak lupa mengucap syukur.
Sesampainya aku sampai di pintu daun apartemen ku tercinta dan membuka pintunya aku bisa mencium aroma ruangan yang tak asing di indera penciumanku, bunga lilly. Sangat menyegarkan dibanding dengan bau apek dan lembap apartemen Gerard yang tadi aku datangi. Aku langsung bergegas membawa koperku ke kamar dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan segala kuman yang 'Hanya Tuhan yang tahu' seberapa kotor kuman yang ada di tempat yang aku sambangi. Sepersekian detik tubuhku dibasahi oleh air aku mendesah berat sambil menutup mataku, berpikir bahwa aku sangat membutuhkan ini dari tujuh Jam yang lalu.
Perjalanan ku ke London bukanlah untuk yang pertama kalinya, perusahan klien yang sedang ku tindak lanjuti kasusnya memerintahkan ku untuk datang ke perusahaan mereka yang di Inggris untuk sesi wawancara agar aku dapat menggali informasi lebih dalam tentang kasus mereka yang membuat perusahaan mereka terhapus dari daftar 'Perusahaan terkaya' yang aku akui, membutuhkan kerja keras untuk satu satu mewawancarai para pekerja yang aku harus telusuri. Karena mereka bisa saja salah satu yang membuat kekacauan dan membuat perusahaan mereka tercemar nama baiknya.
Pekerjanku bukanlah hal yang sangat mebebankan, tapi yang membuat berat adalah 50 persen laki laki yang aku wawancara terlihat meremehkan integritas aku sebagai pengacara perusahaan mereka bekerja. Lelaki hanya memikirkan fantasi mereka tentang wanita wanita cantink yang sukses di usia muda sebagai pemicu libido mereka. Selagi kakiku melangkah keluar dari shower aku melihat penampilan diriku di kaca yang berembun. cantik, ucapku sambil membuat muka konyol. Suara deringan deringan telfon membuatku kaget dan mmembuat ku bergegas mengambil handphone yang terletak di nakas sebelah tempat tidur dalam keadaan 'Charging'. SHIT!. Siapa yang bisa bisanya menelfonku selarut ini. Nama Jessica Hattens tertulis di layar handphone ku, aku segara mengambil handponeku dang menekan tombol hijau.
"Ya Jessica? Kau perlu sesuatu?" Tanya ku sebelum dia sempat mengucapkan HALO
"Seriously Diana? Aku tahu betul kau baru saja sampai dan selesai membilas tubuhmu. Ayolah, sahabatmu ingin mendengar berita yang panas" ucapnya girang. Jika saja dia bukan sahabatku akan aku retakan kepalanya. Sadly, she knows me too well and i love her so much.
"Seriously Jessica?" Ucapku mengikuti nada bicaranya tadi "aku baru saja sampai dari negara lain untuk pekerjaan dan kau menelponku jam 3 pagi untuk menanyakan apakah aku sudah ditiduri oleh lelaki inggris yang katamu mereka seksi itu?" Ucapku menghembuskan nafas .
"Oh c'mon aku hanya penasaran, dua minggu di inggris dan sama sekali tidak tertarik dengan pria inggris? Oh apakah sahabatku yang cantik ini normal?" Ucapnya dengan nada menggoda.
"Stop it, aku akan bertemu mu sore besok di coffe shop yang biasa kita kunjungi, deal?" Ucapku tegas.
"Okay babe" diikuti dengan tawanya yang renyah
"Good, pergi tidur Jess. Apa yang kau lakukan di pagi buta"
" oh tidak ada , aku hanya merindukan sahabatku yang sudah 5 hari tidak menghubungi ku karena dia sibuk" ucapnya sarkas.
"You lucky i love you Jess, bye" ucapku mematikan sambungan handphone nya sepihak.

It has been a long night, dan aku berhak mendapatkan istirahat yang puas. Batinku sambil melompat ke kasur empuk ku setelah memakai piyama.

Suara deringan Alarm membangunkanku dari tidurku yang indah. Rise and shine Dee, gumamku pada diriku sendiri. Aku melangkahkan kaki ku ke kamar mandi untuk segera menggosok gigi dan cuci muka. Tiba tiba aku teringat oleh pria itu, pria yang ku temui di SOHO. Aku masih bisa mengingat diriku dibalut drees biru muda backless yang berbahan satin yang. pria yang tampan itu mendatangi ku dan membelikan ku minum, Gin and Tonic. Aku masih bisa mengingat itu dengan jelas, kami berbincang tentang London tentang pekerjaan nya yang tidak mau ia beritahu. hal terakhir yang aku tahu adalah aku menatap bibir nya tanpa henti dan dia menyambar bibirku, kami berciuman HELL!! Aku hampir tidak bisa mengikuti permainan lidahnya. Malam itu juga kami bercinta dengan sangat panas, aku mengalami beberapa orgasme yang sebelumnya tak pernah aku alami, Heck!! Bahkan aku harus memalsukan orgasme ku beberapa kali dengan pria pria yang pernah aku tiduri. Pria itu jelas tau cara menyenangkan wanita. Aku meninggalkan dia di pagi buta sebelum dia terbangun.

Aku bahkan memikirkan pria itu saat perjalan London - New York ku kemarin. Ada sesuatu tentang pria itu yang tidak aku mengerti. Stop it Diana! Bersihkanlah dirimu dan buatkan makanan untuk perutmu. Gerutuku pada diriku sendiri.

setelah aku membuat sarapan dan sedikit bermalas malasan aku keluar dari apartemen untuk menemui Jessica, yang sudah bisa aku tebak dia sanga penasaran tentang hubunganku dengan pria - pria di inggris, Jessica selalu menyukai lelaki british yang katanya seksi itu,and im not complaining about it. aku membuka pintu masuk cafe, semua mata memandang ke arah pintu mengingat ini adalah cafe kecil yang sepi pengunjung, mereka mempunyai racikan kopi yang luar biasa enak dan percayalah, belum banyak orang yang tau tentang ini. aku bisa melihat Jessica di ujung kursi dekat jendela, Jessica mempunyai dunia nya sendiri jika sedang berkutat dengan gadget nya .

"ehm permisi miss, apakah anda mau memesan sesuatu" ucapku sambil menduduki kursi. "Shit" umpat jessica "gosh Diana, apakah kau senang sekarang? aku terkejut setengah mati" ucapnya sambil memelototi ku, aku tertawa cukup keras untuk orang orang di cafe ini dengar "Jess, Apakah ini yang aku dapatkan setelah 2 minggu tidak bertemu sahabat ku?" ucapku sarkas "Well, mendekatlah babe" lalu kami berpelukan selama sesaat. "kau tau? aku sangat penasaran dengan pekerjaanmu di London" ucap Jesicca antusias "Well, aku menyelesaikan pekerjaan ku di London dengan cepat dan mendapat Days off yang aku pakai untuk menjelahi kota london dan pergi ke Club di hari terakhir ku " ucapku datar "Well, itu menarik aku tidak tahu jika sahabatku mau pergi ke club seorang diri" Ucap Jessica menatapku aneh "itu adalah hari terakhir dan aku sangat bosan, dan aku mendapati seorang pria yang tampan yang akhirnya menjadi one night stand ku" ucapku sambil menaikkan kedua alis ku "Woah, aku yakin lelaki itu kelewat tampan karena kau akhirnya bercinta dengan seorang lelaki setelah 3 tahun" ucap Jessica yang aku balas dengan tatapan Ya kau benar .

seseorang memasuki cafe dan aku menatap ke arah pintu, SHIT! apakah lelaki itu mempunyai kembaran di New York? Atau apakah dia mengikiti ku? HUH, tidak mungkin. lelaki itu menatap ku sesaat lalu pergi ke arah bartender untuk memesan "Jessica kita harus pergi sekarang" ucapku dengan cepat "Why? kau belum bercerita bagaima akhirnya kau menjadikan dia One night stand mu"ucap Jessica selagi pria itu berdiri di belakangnya. Astaga bagaimana bisa dia selesai memesan secepat itu. Aku tamat, Sialan!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The UnforgettableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang