BAB EMPAT

55 24 19
                                    

"Kamu tau rasanya di cuekkin kayak gimana?"

***

Malam ini, Maisha ke club lagi bersama teman-temannya.

Padahal hari ini dia tidak ingin minum, hanya ingin bersenang-senang dengan mendengar lagu Dj di club ini.

Tapi entah mengapa hari ini dia malah minum.

Maisha mabuk dan dia ingin pulang. Teman-temannya sudah asik dengan kekasihnya yang lain.

Hanya Maisha yang tidak memiliki kekasih diantara teman-temannya. Maisha tidak suka menjalin hubungan dengan laki-laki karena menurutnya itu hanya buang-buang waktu.

Padahal kan dengan dia ke club itu sama saja dengan membuang-buang waktu.

Ah sudahlah.

Dengan langkah gontai, Maisha berjalan kearah pintu keluar club. Tujuannya sekarang adalah pulang.

Namun siapa sangka ternyata semua tujuannya tidak berjalan mulus, semulus kulitnya.

Ada beberapa pria yang menghadang jalannya berniat untuk menggoda.

"hey guys, disini ada wanita yang sedang mabuk. Kita bisa bermain-main dulu dengan wanita ini" Maisha yang sedang mabuk tidak memperdulikan perkataan pria yang menghadang jalannya ini.

"Bisakah kau minggir, tuan?" tanya Maisha dengan suara yang tidak jelas. Untung saja dia tidak mabuk berat sehingga akal sehatnya masih ada.

"Tidak bisa, sayang. Lebih baik kita bermain-main dulu sebentar" ucap pria tadi sambil memegang pergelangan tangan Maisha.

"LEPAS!" ucap Maisha membentak pria di depannya ini.

Bukannya melepas pria itu justru memanggil kedua temannya.

Otak Maisha memberikan tanda bahwa ini situasi yang bahaya. Ralat, sangat-sangat bahaya!

"LEPAS! DASAR ORANG GILA!"

Dengan sebisanya Maisha melawan pria-pria yang mengganggunya. Kepalanya sangat pusing sekarang dan dia ingin pulang. Itu saja.

Sekarang Maisha hanya berharap semoga Dewi Fortuna berpihak padanya.

Di club ini banyak orang, namun kenapa tidak ada yang menolongnya dari pria-pria bajingan ini?

Selamatlah Maisha karena sepertinya kali ini Dewi Fortuna berpihak padanya.

Ada seorang lelaki yang menolongnya!

Iya! Lelaki itu menolong Maisha, kalian jangan kaget gitu lah.

"Lepasin cewe ini!" Laki-laki tadi berujar dingin. Sangat dingin tapi terkesan menuntut.

Hebat sekali lelaki ini, hanya berkata seperti itu pria itu langsung melepaskan tangannya yang memegang tangan Maisha.

Dan tanpa di duga pria-pria tadi langsung pergi menjauh.

'Sebenarnya dia siapa? Kenapa pria-pria tadi langsung nurut aja?'

Maisha tidak terlalu mementingkan hal sepele seperti itu, yang terpenting sekarang adalah dia sekarang selamat.

Lelaki yang menolongnya tadi hampir saja berjalan meninggalkan Maisha, namun dengan cepat Maisha memegang pergelangan tangan lelaki itu.

StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang