LUMPUH

124 8 0
                                    


Suatu pagi di hari yang cerah di mana matahari bersinar denan cerahnya, terlihat seorang wanita yang sedang mendorong kursi roda. Yang duduk di kursi roda itu adalah lelaki tampan dengan rambut hitam pendek serta memakai kaos berlengan panjang dan celana panjang berwarna hitam, dari raut wajahnya saja tampak menyedihkan karna tanpa dikatakan lagi dia sudah bisa disebut lumpuh. Sang wanita berambut pirang yang seperti emas itu mengenakan baju berlengan panjang dengan rok panjang juga yang berwarna putih dan biru.

"Permisi, ada kontrakan di sini"

"oh iya ada"

"Syukurlah"

Wanita itu berbincang – bincang dengan pemilik kontrakan hingga terjadi kesepakatan.

"Baiklah Kirito, ini rumah baru kita, walaupun tidak besar, tapi ini cukup untuk kita berdua, tunggu sebentar ya, aku merapihkan barang – barang dulu"

Wanita itu bernama Alice dan lelaki itu bernama Kirito, di mata orang umum, mereka terlihat seperti pasangan suami istri meskipun pada kenyataanya bukan. Wajah wanita itu terlihat begitu cantik dan lelaki itu terlihat tampan, keduanya tampak serasi, tapi itu jika lelaki itu tidak lumpuh.

"baiklah semua sudah beres" dengan tubuh tampak lelah dia mengatakannya kemudian

"sudah lama sekali ya kita tidak mandi, kira – kira berapa lama ya, tubuhku juga tampak bau, ku pikir itu akan membuatmu tidak nyaman, jadi.... " dengan pipi yang tiba – tiba memerah dia menghentikan ucapannya, lalu dia menghela napas dan melanjutkan

"ayo kita mandi"

Sudah beberapa minggu mereka tinggal di kampung itu, Alice juga sudah mulai akrab dengan beberapa warga di kampung itu, kampung itu bernama kampung duku, suatu perkampungan di mana merupakan daerah persawahan tapi juga daerah yang berkembang sehingga tampak seperti setengah kota setengah desa. Uang tabungan sudah mulai menipis untuk mengatasi masalah ini, dia butuh pekerjaan. Sebenarnya ada cukup pekerjaan yang bisa dia dapatkan, karena ini musim panen, dia bisa membabat sawah, menggebot, yaitu memisahkan gabah dari tangkainya dengan cara dipukul – pukul pada alatnya, selain uang pekerjaan itu bahkan bisa memberinya gabah yang jika diolah akan menjadi beras. Selain itu ada juga tukang bangunan, serta pekerjaan di toko - toko.

Di sana tampak ibu – ibu yang sedang mengobrol, dan yang mereka bicarakan adalah Alice dan Kirito.

"Hei, apa kalian tau pasangan suami istri itu"

"oh yang itu, ya aku tau, yang suaminya lumpuh itu kan? Padahal istrinya bekerja sangat keras tapi suaminya itu tidak ada kemajuan, sayang sekali ya padahal wajahnya cukup tampan tapi lumpuh"

"ya, itu betul sekali, aku bahkan masih belum mengerti mengapa dia bisa sangat setia dengan lelaki seperti itu, padahal sudah banyak yang datang melamarnya tapi dia tolak mentah – mentah, bodoh sekali ya wanita itu"

"selain itu bukankah tidak ada bukti jika mereka suami istri"

"jangan bercanda, jika dia bukan istrinya, untuk apa dia melakukan semua itu, bahkan untuk seorang istri pun hal seperti itu bisa disebut lebih dari setia"

"benar. Tidak perlu diragukan lagi, mereka pasti suami istri"

Alice pulang sambil membawa karung yang berisikan gabah, di sawah dia bekerja sangat keras dan juga cepat, bahkan bisa disebut petani paling cepat, dia tidak memakai sabit seperti yang lainnya melainkan pedang yang membabat habis sawah, bahkan untuk memisahkan gabah dari tangkainya tidak membutuhkan waktu lama.

Fanfict SAO: LUMPUHWhere stories live. Discover now