1

6.6K 511 72
                                    

I Meet U



Seorang wanita berlari-lari di tengah gelapnya malam. Ia berlari menghindari dari langkah sosok lelaki dibelakangnya. Kaki kecilnya berusaha ia langkahkan dengan cepat. Rambut yang diikat mulai terurai. Keringat membasahi punggungnya.

Sesekali ia menoleh memastikan bahwa jarak diantara mereka cukup jauh.  Didepannya ada sebuah apotek dimana sebuah mobil terhenti. Tanpa berpikir panjang, ia bersembunyi dibawah mobil itu, mulutnya bergerak merapalkan doa demi keamanan dan keselamatannya.

Nafas yang terengah-engah, ia paksa untuk ditahan sejenak ketika melihat sepatu converse yang penuh lumpur bergerak-gerak disekitar mobil.

“Sial! Kemana dia?!”

Suara itu terdengar frustasi karena kehilangan sesuatu yang nampak sangat berharga.

“Tak mungkin ia bisa lolos begitu saja. Pasti ia mengikuti jalanan ini,” lelaki yang hanya nampak jeans dan converse-nya itu segera beranjak meninggalkan area apotek.

Nafas lega terdengar. Sisa air mata diusap secara kasar. Ia beringsut untuk keluar dari bawah mobil. Baju putih yang kotor ia biarkan karena yang terpenting adalah keselamatannya.

“Omo!” jerit tertahan dari wanita itu ketika menyadari lelaki yang mengenakan setelan jas rapi sedang berjongkok di dekat pintu kemudi mobil, seolah menunggunya keluar.

“Apa yang kau lakukan dibawah mobilku?” tanya lelaki itu dengan nada yang datar namun bibirnya menyunggingkan senyum tipis.

“Aku… mmm… aku…”

“Menghindari preman tadi?”

Hanya anggukan yang diberikan.

“Ini sudah larut. Dimana rumahmu? Akan aku antar.”

Aniya. Gamsahamnida karena kau mempunyai mobil yang bisa menyelamatkanku. Tapi untuk mengantar, tak perlu. Aku tak ingin merepotkan orang asing.”

“Tidak apa. Aku malah merasa bersalah tak mengantarkan seseorang yang baru saja mendapatkan musibah ke rumahnya. Aku bisa kepikiran sepanjang malam. Kajja,” lelaki itu meraih tangan si wanita dan menariknya, membawa ke dalam mobil tanpa menunggu persetujuan dari wanita tersebut.

.

Mobil lamborghini berwarna hitam memasuki area perkampungan. Karena si pemilik memaksa, maka wanita itu membiarkan mobil yang ia tumpangi masuk area yang cukup kumuh, menuju sebuah rumah kecil diujung dari perkampungan itu.

“Terimakasih atas tumpangannya. Kau sungguh baik, aku tak bisa membalasnya dengan apapun kecuali kata terimakasih.”

Gwenchana. Aku senang membantu orang lain.”

Seorang balita laki-laki keluar dari rumah kecil itu. Nampak jelas jika balita lucu itu terbangun dari tidurnya.

Nugu?”

Yang ditanya tersenyum “Putraku…”

“Oh…”

“Kau mau mampir untuk minum teh mungkin? Atau kopi? Sehingga aku bisa merasa sedikit lega karena tak terbebani dengan kebaikanmu.”

“Aku tak apa. Aku merasa senang bisa menolong seseorang.”

“Tapi aku merasa tak enak. Mungkin, teh dari rumah kecil ini tak ada apa-apanya dibanding minumanmu biasanya tapi…”

Save Your Tears [JINRENE] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang