5

3.1K 377 63
                                    

Her Story








Seorang anak kecil mengejar temannya yang berlari karena marah setelah gagal mendapatkan permen favoritnya. Ia berlari menyusuri taman bermain mencari dan mencari teman sepermainannya. Namun nihil. Tiba-tiba, ia mendengar isak tangis yang membuatnya merinding.

Anak lelaki itu berjalan menuju sebuah tempat untuk seluncuran. Suara isak tangis semakin jelas terdengar. Ia mengintip ke bawah seluncuran.

“Cheongdam! Aku menemukanmu!”


.

Seokjin segera mengedarkan pandangannya. Di sisi lain dari taman itu ada tempat untuk bermain anak kecil. Ada ayunan, jungkat-jungkit juga seluncuran yang dibawahnya ada rongga seperti sebuah terowongan. Ia berlari dengan harapan yang cukup besar.

Semakin dekat, ia melihat ada kain dari cardigan yang ia berikan untuk Joohyun menyembul keluar. Senyum mengembang. Joohyunnya masih sama.

“Hey…,” Seokjin ikut masuk ke terowongan kecil itu dan berada di dekat Joohyun yang masih memeluk lututnya dan menangis.

“PErgilah… aku tak ingin kau melihatku dalam keadaan seperti ini..”

Seokjin lagi-lagi tersenyum. “Shirreo! Aku ingin disini.”

“Kau harusnya bergaul dengan orang-orang baik. Bukan dengan orang sepertiku,” Joohyun masih memeluk lututnya, menenggelamkan wajahnya sehingga Seokjin tak melihatnya menangis.

Seokjin meraih tangan Joohyun membuat wanita itu sedikit terkejut hingga ia mendongakkan kepalanya. Seokjin merasa sesak melihat mata Joohyun sangat merah, tanda ia benar-benar menangis dan merasa sakit. Lelaki itu mengusap kedua pipi Joohyun. Membersihkan sisa air matanya.

Uljima….. dia sudah pergi. Tak perlu takut lagi..”

Wae…”

“Maksudmu?”

“Kenapa dia harus kembali muncul…”

Lagi-lagi tangis Joohyun pecah. Seokjin membawanya ke pelukan sehingga Joohyun bisa menangis sepuasnya dan bisa menyembunyikan wajahnya yang menangis di pelukan Seokjin.

.

Joohyun terbangun, ia menyadari jika dirinya tertidur di pangkuan Seokjin. Sungguh, ia merasa sangat ceroboh. Bagaimana bisa tertidur di pangkuan orang yang seharusnya ia hindari?

Mian. Aku ketiduran.”

Seokjin tersenyum. “Gwenchana. Kau sudah merasa lebih baik?”

Joohyun mengangguk. “Ini jam berapa?”

“Kau tertidur selama satu jam, jadi kau sudah bisa menebak ini jam berapa.”

“Maaf… aku harus kembali bekerja.”

Seokjin menahan tangan Joohyun. “Kau boleh kembali setelah menjelaskan semuanya. Sungguh, melihatmu seperti itu membuatku frustasi. Ku mohon, percayalah padaku dan berceritalah padaku.”

“Aku tak bisa…”

“Apa aku tak bisa dipercaya?”

“Bukan begitu. Sungguh. Kisahku ini memalukan. Tak ada yang bisa dibanggakan dari kisahku ini, Seokjin…”

Save Your Tears [JINRENE] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang