02 - The Truth Untold

1.3K 100 20
                                    

Writen by—Alxmannie
Seohyun x Kyuhyun
Sad, Angst.
Almannie

February 1954 07

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

February 1954 07

Tidak ada kata yang sanggup aku katakan ketika melihat tubuhmu tersambar sebuah benda mesin beroda empat. Segalanya terasa begitu cepat, bak kilat yang menyambar bumi dengan suara gunturnya yang menyesak kan dada.

Kau di sana, tergeletak tanpa daya, dengan darah yang mengalir dari beberapa area yang cukup crusial.

Dan aku hanya berdiri dengan tatapan terkejut. Semua emosi mendadak menjadi satu dalam hati yang meletup sedih. Keadaan ku saat ini seperti bunga mawar merah yang layu akibat kepergian kekasih hatinya.

Yang sudah tidak bisa lagi di gapai, bak kupu-kupu selalu ku kejar, namun terbang semakin menjauh. Meninggalkan ku seorang diri dengan luka di hati yang menganga,

"Tidak, jangan pergi." Aku memangku tubuhmu yang telah berlumuran darah. Sementara angin malam telah menyerah untuk membuat tubuhku dingin. Aku tidak peduli, sebab kau adalah perioritasku, tempat aku pulang, kekasih jiwaku.

"Maafkan atas keegoisan ku yang memilih untuk pergi, kasihku." Tangan mu yang berlumuran darah menyentuh pipi ku, mengusap di sana dengan penuh kelembutan. Seolah, kau tidak peduli dengan diri mu sendiri yang kian melemah. Aku menggeleng, "Tidak, kau harus bertahan. Aku mohon."

Tatapan sendu yang mendayu, membuatku terperangkap dalam hitamnya galaksi matamu, "Mari kita berjumpa kembali di kehidupan selanjutnya, cintaku." Kau terbatuk dan tampak kehabisan nafas. Sementara aku, hanya bisa menangis sambil mengucapkan rentetan kalimat penuh permohonan kepadamu tetapi, kau tidak mendengarkan. Perlahan, nafasmu pun mulai menghilang seiring dengan banyaknya darah yang terus keluar.

Sial, seandainya saja aku tahu bagaimana pertolongan pertama terhadap korban kecelakaan. Aku pasti akan menghentikan darah itu. Lalu, suara lembutmu yang pendek mengalun seperti surga, penghantar dari rasa sakit yang menggerogoti hati ini,

"Berjanjilah Joohyun," Lirihmu dengan senyuman lebar, "Di kehidupan selanjutnya, kita akan-harus bersama." Kau pun perlahan seperti bunga tulip yang mengatup bunganya rapat-rapat; mata indah mu pun tertutup dengan satu senyuman yang membuatku merasa sangat bersedih.

"Baiklah jika itu mau mu, Kyuhyun." Aku berbisik dengan lelehan air mata yang tidak bisa lagi aku sembunyikan. Bahkan setelah sepuluh hari setelah kepergian mu, aku seperti manusia robot yang siap untuk di musnahkan kapan saja. Karena Kyuhyun, kau telah membawa pergi semua yang aku miliki; cinta dan juga rumah ku.

Maka, dengan segala rasa resah dalam dada, sesak berkepanjangan sehingga oksigen menolak masuk ke dalam paru yang membutuhkan, aku pun membulatkan tekad ku, "Mari kita berjumpa di kehidupan selanjutnya, kasih ku."

Aku memejamkan mata, lalu, membiarkan tubuh mungil ku terhempas ke dalam lautan yang kedalamannya tidak pernah terukur.

Ayo kita bertemu di kehidupan kedua kita, Kyuhyun.

Seohyun's BirthdayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang