Seorang gadis cantik. Berbulu mata lentik. Mempunyai iris bewarna coklat madu. Rambut yang digerai sepinggang bewarna coklat.
Sedang duduk di balkon kamarnya.
Jam sudah menunjukan pukul 22.43 wib.
Saat mobil masuk kehalaman rumahnya. Dan tak lama terdengar bunyi bel ditelinganya
Ia segera masuk ke kamar, membuka pintu kamar dan menuruni anak tangga
Saat dia membuka pintu dilihatlah pria paruh baya yang berwibawa.
"Ayah. Apa ayah mau makan dulu? Kalau iya biar alin siapkan"Tanya gadis cantik tersebut.
Sedangkan sang ayah hanya menatap putrinya datar dan pergi kekamar begitu saja meninggalkan putrinyaSetetes demi tetes air mata jatuh membasahi pipi putih mulus gadis itu.
"Ibu.. Apakah ayah sangat membenciku?" Tanyanya kepada diri sendiri.
"Akankah ada kesemparan untukku memperbaiki ini?" Tanyanya lagi dengan lirih.
Ia pun segera menghapus air matanya dengan kasar"Ayo valin. Valin pasti kuat. Valin gak boleh cengeng,pasti semua nya akan baik baik saja" Yakin nya kediri sendiri
Ia pun segera mengunci pintu dan menaiki tangga untuk kembali masuk kekamarnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Valina
Teen FictionKehidupan itu gak seperti di novel. Hidup itu gak boleh terlalu berharap. Seperti seorang gadis cantik yang berharap bahwa hidupnya akan kembali seperti dulu. Tapi itu semua cuman angan-angannya saja. Jika terlalu berharap yang tinggi maka jika jatu...