Ren

8 1 0
                                    

Sering aku termangu, dan berfikir bahwa hidupku tak pernah berarti. Untuk apa aku dilahirkan? Apakah aku hanya akan menjadi boneka dari keluarga kerajaan? Hal-hal itu yang membuatku selalu pasrah akan keadaanku.

●"Ren!" Panggil seorang laki laki sembari mendatangiku.

○"Ooh Abang!? Kenapa tiba - tiba kamu mendatangiku?" Tanyaku keheranan.

●"Tidak apa - apa kan jika aku mendatangi Adikku disaat kau sibuk belajar ditempat sunyi dan membosankan ini?" Ucapnya tersenyum sambil melihat sekitar.

○"Kau selalu saja suka menjelek jelekkan sesuatu, Rey. Aku tak sepertimu yang jenius akan segala hal. Aku perlu belajar sangat giat untuk bisa lulus dari sekolah yang memenjarakan aku ini." Jawabku kesal.

Rey sontak langsung menarik tanganku, "Daripada kamu mengomel terus, lebih baik kamu ikut aku makan siang. Kau terlihat lebih kurus akhir - akhir ini."

Rey adalah satu - satunya yang orang peduli terhadapku. Ia adalah kakak, guru dan sahabat bagiku.

Sesuai dengan ucapanku, ia adalah manusia jenius yang pernah aku tau. Ia dapat mengerti akan berbagai macam hal dengan sekejap, hal apapun itu.

Aku bukan orang yang berbakat. Aku bukan orang yang digandrungi oleh lawan jenisku. Mungkin bisa dibilang bahwa aku adalah kebalikan dari Rey.

Dan akhirnya aku lulus dari Imperium Senior High School. Bahagia rasanya bisa menghirup udara segar dan bersua dengan kedamaian yang aku impi - impikan.


DenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang