Confused

7 1 2
                                    

Bunyi murai mengawali hariku. Mungkin ini adalah awal dari perjalanan baruku, diluar kegiatan rutinitas yang melelahkan.

Entah mengapa aku merasakan hal berbeda. Hingga aku tak menyadari jika senyum kecil terukir tanpa kuasa aku dapat menahannya.

●"Hai Den!" Senyuman hangat terpancar bersamaan dengan terbitnya sang mentari.

○"Ha.. hai Ren." Perasaan canggung dan salah tingkat mulai menyelimuti tanpa aku sadari.

●"Maukah kau ke taman bersamaku?" Ia sontak menggengam tanganku dengan erat ikut menuju taman ketika melihatku mengangguk.

Melihat rambut indah terurai saat ia berlari, dengan genggaman tangan kecil nan lembutnya. Membuat hidupku terasa berjalan melambat seketika.

Sesampainya di taman, ia memalingkan wajah dan menatap mataku lalu ia bertanya, "Kenapa wajahmu memerah?" Dengan wajah heran dan senyuman manisnya. Sesaat aku tersipu malu dan berusaha menutup wajahku dengan tanganku yang lain ketika melihatnya tertawa kecil atas tingkahku.

----------

Obrolan bersamanya sesaat terhenti seketika saat ia berteriak memanggil seseorang.

"Abang! Maukah kau ikut bergabung bersama kami?". Terlihat dari balkon, Rey dengan tatapan sinis melihatku dan seakan merajuk ketika melihat kedekatanku dengan Ren.

"Adikku, aku akan bergabung dengan kalian saat semua tugasku telah selesai." Rey mengubah mimik wajahnya menjadi senyuman ramah kepada Ren.

Tetapi, tatapan sinis itu kembali sesaat sebelum ia memalingkan wajah dan berjalan menuju ruang kerjanya.

----------

Telah berjalan begitu lama semenjak aku mengenal Ren...

Setiap kali aku berjumpa dan berpisah dengannya...

Semakin aku mencintainya...

Mungkin inilah saatnya aku menyatakan perasaan ini padanya...

DenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang