Truth

5 1 0
                                    

Perlahan langkah kaki terdengar semakin jelas mendekatiku. Langkah terasa cepat dan semakin cepat.

Pintu mulai terbuka dan seseorang melangkah masuk ke ruanganku.

●"Abang? Kenapa tatapan benci darimu itu terlihat saat Den berada bersamaku?" Perasaan dan pikiran yang bercampur aduk menguasai Ren.

○"Ren, menjauhlah dari Den mulai saat ini. Karena itu yang terbaik untukmu." Pandangan tak teralihkan oleh kesibukan pekerjaan yang menumpuk.

●"Apa maksudmu? Atas dasar apa kau mengatakan itu?"

--Tanpa sadar memutar tubuhku yang telah dikuasai rasa amarah dan khawatir, dengan menggenggam erat kedua lengan atas Ren dan membelalakkan mataku kepadanya--

○"REN!!! Ia adalah manusia bersukat darah!! Pembunuh berdarah dingin tanpa ampun tanpa belas kasihan!! Ia membunuh nyawa - nyawa tak berdosa diluar sana!!" Tak kuasa menahan amarah hingga bentakan keras terdengar dari mulutku.

●"Aku tak mengerti apa maksudmu. Bagaimana bisa Den melakukan hal keji itu!? Aku sudah muak dengan semua ocehan omong kosongmu itu." Ren segera melepaskan genggaman Rey dan keluar dari ruangan tersebut.

Hah... Aku telah mengacaukan semuanya. Aku hanya bisa pasrah dan tertunduk dengan apa yang telah aku lakukan. Aku tak akan pernah menyesal dengan hal ini.

Tubuhku melemah dan aku jatuh tak sadarkan diri.

—-—-—-—-—-

~Koridor~

●"Bagaimana kabar 'abang' mu?"

○"Ia baik - baik saja. Tetapi aku tak mengerti dengan kata - kata yang membual tentangmu"

●"Mungkin dia mulai tertekan dengan pekerjaan yang harus ia lakukan." Senyuman hangat itu perlahan terukir diwajahnya.

DenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang