05#Gang jeruk

21 4 0
                                    

"Rumah tante Zus kok rame banget ya mak?" gue bertanya sama mamak yang lagi ngendarain motor bebek dari rumah tante Zus menuju rumah gue.

Jujur gue takut. Jalanan ini sepi buanget. Pohon rindang di tepi jalan, jalanan yang rusak, gelap, bambu yang super lebat menghiasi jalan serem ini.

"Namanya juga Orang sakit pasti di besukin lah. Apalagi orangnya baik kaya tante Zus.!"

"Owwwh" gue ber oh ria.

Kata orang,tempat ini lumayan angker lah. Konon ada orang yang mati gara gara jatuh dari pohon jati pas lagi nangkep tupai. Katanya tupai itu adalah tupai jadi-jadian dan gue lagi jujur ya bukan becanda.

Perlahan motor mamak mulai melambat. Dan seketika menepi dan berhenti.

"Kenapa Mak? Jangan berhenti disini. Itu lho pohon jati tempat orang jatuh mati! Kalo mau kencing, kencing di celana aja!" gue syok bukan kepalang pas mamak berhenti di dekat pohon jati amgker ini.

"Husssh jangan ngomong sembarangan!"

"Lalu kenapa?"

"Kayaknya mamak lupa isi bensin!"

"Ohhhh macan ternakkkkk,,,sedap kali kupingku  dengar kata-kata mutiaramu itu mak cik!!!"

Mama menggeleng. "Turun!"

Gue terpaksa turun. Sial kenapa gue ikut sih kesini?

Mamak memgeluarkan tenaga dalamnya. Ia dengan jurus jaran goyang mendorong motor bebek sialan ini dan gue cuma ngebuntutin dari samping.

Sebenernya gue kasian ngeliat mamak dorong motor,tapi ini salah satu wujud protes tanpa spanduk gue gara-gara kurang telitinya mamak soal isi bensin yang berujung fatal.

"Kreeek" sesuatu di balik semak bambu bergerak-gerak.

Itu pasti wewe gombel atau leak?
Ahh gue belum mau matiiii.

"Ara ayok!" mamak dengan nafas tersenggal-senggal manggil gue yang bengong kaya orang bego sambil ngeliatin bambu yang bergerak-gerak.

Gue segera ngikutin mamak yang masih ngedorong motor. Jalan ini super sepi, sekitar 500 meter lagi kita baru bisa nemuin perumahan warga. Yah kalian fikir sendiri aja betapa saktinya nyokap gue ngedorong motor sendirian dengan jarak 500 meter-an.

"Mak ada setan" gue nunjuk bambu lebat di sebelah kiri jalan.

"Ngaco"

"Kamu setannya! Bantuin mamak"

Gue melongo dan pasrah ikut ngedorong motor brengsek ini.

Beberapa meter kemudian, ada mobil dari arah yang sama gue. Gue nengok kebelakang dan lampu dari mobil itu menyilaukan mata gue.

Mobil merah dengan beberapa modifikasi itu perlahan melambat dan menepi didepan mamak yang ngedorong motor.

Sial ini pasti begal. Gue ngambil sesuatu yang ada di dekat gue,sebuah kerikil sedang yang cukup ampuh buat bikin kepala begal ini benjol kalo dilempar ke si begal.

Kaca mobil perlahan membuka menampakan seseorang didalamnya dan pintupun terbuka. Keluar seorang cowok namun tampangnya kagak keliatan, soalnya gelap.

"Motornya kenapa tan?" suaranya nggak terlalu asing dikuping gue. Tapi siapa dia?

"Kamu siapa?" mama menyetandarkan motornya dan mulai mendekati si cowok itu.

Jaga jarak mak,bahayaaaaaa. Gue ambil ancang-ancang waspada bila mamak diapa-apain sama mahluk itu. Atau jangan-jangan dia itu setan?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ara Ingin CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang