Bandung, Juli 2016
"Aishhh... Ayah! Aku bakal telat ini." Geram gadis berambut sebahu sedikit bergelombang dengan seragam SMP. Sejak tadi ia sudah menunggu motor Ayahnya yang tak bisa juga distater, mogok di tengah jalan.
"Sabar, nak. Motor Ayah kan sudah tua. Maaf ya." kata Ayahnya begitu lembut, tapi rupanya anaknya sudah tak sabaran.
Ia pun melepas helmnya lalu memberikan helm tersebut dan menyalimi tangan Ayahnya. "Aku nggak bisa nunggu lagi Yah, aku berangkat, Assalamualaikum." pamitnya dan berlari sementara belum ada angkot yang lewat, ia akan berlari walau jarak sekolahnya masih sedikit jauh.
"Hati-hati. Wa'alaikumsalam." jawab Ayahnya menghela napas panjang menatap gadis kecilnya yang berangkat ke sekolah untuk pertama kalinya di sekolah menengah atas.
Hanna Kayralin seorang gadis sederhana, ceria, namun begitu pemalu. Hari ini pertama kalinya ia masuk SMA dan ia sudah harus berjuang menuju sekolahnya dengan berlari dan sesekali berhenti lalu menoleh untuk mencari angkot, tapi tampaknya dewa fortuna tidak berpihak kepadanya, padahal ia berangkat begitu semangat karena sekarang masih menunjukkan pukul 06.15 pagi.
Angkot masih belum ada yang lewat kalaupun lewat pasti Hanna sudah menghela napas karena ternyata angkot sudah penuh, jadi lambaian tangannya diabaikan oleh supir angkot.
Sementara disisi lain seorang anak lelaki tengah santai mengendarai motornya sesekali ia bersenandung, tiba-tiba dari kejauhan ia melihat seorang gadis berseragam sama sepertinya sedang berlari-lari sesekali gadis itu berhenti lalu kembali berlari lagi, ia sempat melihat gadis itu tingak-tinguk lalu kembali lari.
Tergeraklah hatinya untuk menepikan motornya tepat disamping si gadis yang sedang berhenti mengambil napas.
"Hufttttt....." hela napas itu terdengar ditelinga anak lelaki itu.
Pada saat Hanna kembali tegap ia langsung terkejut saat menoleh. Seorang anak lelaki dengan motor besar berada disampingnya.
Keduanya bersitatap sedikit lama, dengan wajah si gadis terkejut dan anak lelaki itu tersenyum manis, menawan sekali. Namun, sayang senyuman itu tertutup oleh helm yang melekat dikepala anak lelaki bermotor besar itu.
"Mau bareng?"
💜💜
"Hey!!!" panggil gadis berambut sebahu itu pada seseorang yang terlihat keluar dari Masjid sekolah.
Ia pun berhenti lalu menoleh dan langsung mendapati gadis yang tadi pagi ia tebengi tersenyum sambil berjalan kearahnya.
"Sebagai tanda terima kasihku ambillah ini." kata Hanna dengan tersenyum.
Anak lelaki itu menatap kotak bekal berwarna ungu yang ditujukan padanya.
"Ambillah!"
Ia pun menerimanya dan itu membuat gadis itu tersenyum senang. "Makasih ya, aku nggak tau kalau kamu nggak ada?"
Seulas senyum tercetak jelas diwajah anak lelaki itu, membuat hati si gadis menghangat. "Sama-sama, makasih bekalnya. Btw, kamu udah makan belum?"
"Udah, di kantin tadi. Dimakan ya!"
"Kamu udah sholat dzuhur?" tanya anak lelaki itu datar.
"Belum."
"Ya udah sholat dzuhur dulu nanti keberu masuk lho." kata anak lelaki itu lalu kembali pergi namun segera ditahan.
"Em, tunggu!" panggil Hanna."Karena tadi kita nggak sempet kenalan, jadi sekarang kenalin nama aku Hanna Kayralin." kata gadis berambut sebahu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Killer
RomanceSebuah insiden yang membuatku harus bersama orang yang paling menyebalkan di muka bumi ini.