Math

1.8K 154 14
                                    


"H-hey ci" sapaku awkward.

Hening.

Dia mengangkat pandangannya ke arahku, dingin. Ugh, firasatku mengatakan ini pertanda buruk.

Untuk beberapa saat kami hanya saling menatap sampai dia mengalihkan matanya ke jam di tangan kirinya.

"14 menit 12 detik"

"Eh? Apa ci?" Bingung Gracia.

"Gracia, kamu telat 14 menit 12 detik untuk bertemu saya" katanya dingin, "Dan tolong panggil saya ibu, saya masih berstatus guru kamu saat ini"

"B-Baik bu"

Shani indira, 23 tahun. Guru matematika, sekaligus pacarku. Backstreet, tentu saja. Kuberitahu saja, dia ini bukan main galaknya.

Kudengar helaan napas lelah darinya.

"Gracia, nilai kamu di mata pelajaran saya jauh dibawah teman-teman kamu. Saya khawatir kamu tidak naik kelas"

Glup.

"Engg anu bu, saya sibuk. Jadi ga sempet belajar ehe"

Shani mengernyit, sebagai pacarnya, tentu dia tau pasti apa yang dilakukan gracia setiap hari.

Main game online.

"Sibuk apa kamu?"

"Sibuk jadi pacarnya bidadari tercantik di muka bumi buk hehe" cengir Gracia.

Menggeleng pelan, Shani berusaha keras untuk menyembunyikan rona merah di pipinya. 'Modus' pikirnya.

"Ck, suka-suka kamu aja. Tapi yang pasti,  kamu, setiap hari sabtu dan minggu akan dapet tutor belajar dari saya" ucapnya tegas.

"Tapi kan—"

"Tidak ada tapi-tapian lagi gracia"

Gracia hendak protes kembali, karena sabtu dan minggu adalah waktu untuk mereka menginap.
Hanya dalam waktu 48 jam itu saja mereka bisa pacaran tanpa embel-embel back street. Dan hanya dalam 2 hari itu saja Shani tidak dalam mode galaknya.

Bagi gracia, weekend adalah waktu terbaik untuk pacaran, bukannya belajar. Ugh, pasti membosankan.

Tentu Gracia ngambek. Ia memanyunkan bibirnya kesal, membuat shani gemas.

Shani tersenyum, mendekatkan wajahnya ke Gracia. Seketika pacarnya itu panik.

"Ci, cici jangan aneh-aneh deh. Kita masih di tempat umum lho..." bisik Gracia semakin panik.

Saat wajah shani semakin dekat, Gracia refleks memejamkan matanya erat.

Namun Shani tersenyum miring dan melewati wajahnya begitu saja lalu berbisik di kupingnya.

"Jangan manyun gitu Gre, nanti beneran aku cium lho"

Shani menjauhkan dirinya, dan tersenyum melihat wajah Gracia yang merah padam.

"Ehem. Saya masih ada urusan, sampai jumpa hari sabtu dan minggu, Shania Gracia"

Bahkan setelah shani melangkah menjauh pun, Gracia masih diam. Masih berusaha menetralkan detak jantungnya.

'Untung cantik... ' pikir Gracia.

TerbaiQWhere stories live. Discover now