| 3 | Who Are You

3 0 0
                                    


Clarissa berjalan santai menelusuri koridor sekolah. Beberapa pasang mata kerap tak berhenti melihat ke arah Clarissa. Clarissa berjalan dengan langkah angkuh, seolah Clarissa sedang berjalan di catwalk.

Clarissa berjalan menuju kantor TU. Clarissa sudah tau semua tempat di sekolah SMA ANGKASA ini.

Clarissa berhenti disebuah pintu ruangan yang lumayan besar. Clarissa mengetuk pintu dan langsung memasukinya.

___

"Perkenalkan, nama Clarissa Quinna Az-zura. Semoga bisa berteman baik dengan kalian"

Clarissa memperkenalkan diri, didepan seluruh kelas dengan sangat percaya diri. Dan tentu saja Clarissa banyak yang memberika tatapan genit, dari beberapa cowok.

"Kamu duduk dengan Antika,"

Clarissa langsung berjalan ke tempat yang guru TU itu tunjuk. Clarissa tersenyum manis bahkan sangat manis. Bibir pink Clarissa tampak cantik sekali.

"Woy Derryck! Nge-ces lo liat Clarissa" celetuk salah satu teman satu kelas Clarissa.

Semua kelas dibuat tertawa oleh tingkah Derryck yang acak. Clarissa menoleh dan melihat siapa Derryck. Clarissa tersenyum simpul.

"Gak usah, dipikirin. Derrycyk emang suka kayak gitu. Acak emang hidupnya" sahut Antika, membuat Clarissa kembali menoleh kearah Antika kembali.

Antika mengulurkan tangan kanan mendahului. "Antika Khaleesi Imelda" . Clarissa hanya menatap tangan Antika.

Tak lama Clarissa langsung menyambut tangan Antika, dengan pelengkap menjabat tangan ala anak luar. Bersalaman lalu seperti tos, dan meninju tangan. Kalian tau? Terkadang kota luar Jakarta lebih keras dibanding Jakarta sendiri.

Antika mengerutkan dahi, Clarissa hanya tersenyum simpul. "Gue kira lo anak alim. Ulangin! Gak adil" balas Antika.

Clarissa dan Antika tertawa renyah. Dan mengulagi salaman mereka kembali, yah dan mereka tertawa kembali.

"Dilarang tertawa, sekarang sudah masuk jam pelajaran saya!"

Seorang guru yang tiba-tiba masuk membawa beberapa buku dan pulpen tongkat yang siap, menghukum siapa pun.

"Tertawalah sebelum kalian dilarang tertawa" celetuk salah seorang cowok diantara mereka.

Hal itu malah membuat seisi kelas tertawa. Bahkan guru yang baru datang, pun ikut tertawa. Membuat Clarissa justru mengerutkan kening bingung.

"Itu pak Helmi. Bapak tongkat, tapi beliau itu ngajarnya suka bikin ketawa" ucapan Antika seakan menjawab semua pertanyaan Clarissa.

Akhirnya Clarissa tertawa ringan, yang langsung mendapat tatapan dari Helmi. "Anak baru toh? Perkenalkan diri kamu" titah Helmi.

"Barusan aja selesai pak," celetuk Antika.

"Kan bapak belum. Kenalin, nama bapak Manuel Rios Fernan. Fernan, Fernan apa ya? Bapak lupa?"

Seisi kelas kembali tertawa riuh, sikap yang ditunjukan Helmi benar-benar membuat mereka tertawa lepas.

"Fernandez, pak!" Jawab Clarissa, ditengah-tengah tawa.

___

Waktu istirahat menyapa. Clarissa pergi sendirian ke kantin, karena Clarissa tidak ingin terlalu dekat dengan Antika. Bukan Clarissa menganggap Antika jahat.

Tetapi, bisa saja teman yang selama ini mendukungmu, justru menikam mu dari belakang. Clarissa tidak ingin, Clarissa hanya ingin berteman ala kadar.

Clarissa langsung mencari tempat duduk. Namun, matanya menemukan seseorang yang Clarissa bahkan sangat ingin jauhi. Clarissa masih ingat bagaimana sikap yang sangat MENYEBALKAN.

Dengan langkah cepat, Clarissa mendekati meja itu. Clarissa ingin menuntut kata maaf, dari cowok sok kenal itu. Clarissa langsung memukul meja, hingga semua pandangan siswa lainnya tertuju pada Clarissa.

"Lo masih utang minta maaf, sama gue"

Clarissa menatap, cowok itu dengan instens. Sedangkan, cowok yang dituju Clarissa pun. Dengan santainya cowok, itu melihat Clarissa. Saat mata mereka bertemu. Entah suara apa Clarissa menjadi mendadak membeku, Clarissa merasa nyaman dengan tatapan itu.

"Hak apa lo, gue harus minta maaf"

Suara cowok itu, membuyarkan lamunan Clarissa. Clarissa langsung menatap cowok itu, dengan cepat.

"Lo udah, mainin handphone gue seenaknya. Ngerebut taksi gue, dan lo! Gak nerima kue buatan mama yang gue kasih"

Clarissa menuntut itu semua dari seorang cowok yang bahkan terlihat santai menanggapi Clarissa. Clarissa menyebutnya COWOK STRES.

"Udah ngomongnya?" Balas si cowok dengan santai.

"Lo tuh," Clarissa menunjuk wajah cowok itu, dengan jari telunjuk tangan kanannya. Clarissa benar-benar tak habis pikir dengan cowok yang ada dihadapannya.

"Gak usah nunjuk muka gue. Gue tau, gue ganteng"

Clarissa melongo dibuatnya. Dengan tindakan emosi. Clarissa mengangkat, gelas dimeja kantin tersebut, minuman milik temannya.

Byurrr

Dengan santai Clarissa menutupi wajah geramnya, kedua tangan Clarissa lipat didada. "Takut-takut lo belum cuci muka. Jadi gak perlu kekamar mandi lagi,"

Baju yang dipakai cowok itu, basah setengah. Karena ia disiram Clarissa tepat dari ujung kepala nya. Semua mata tertuju pada mereka.

Cowok itu tidak terima. Ia merasa dipermalukan didepan semua orang, itu akan mencoreng namanya. Clarissa tersenyum manis, Clarissa tampak seperti orang yang tak memperdulikan tatapan musuh yang sudah diberikan cowok didepannya.

"Lo," dengan nada suara tertahan, cowok itu menunjuk wajah Clarissa. Dengan jari telunjuknya. Ia tampak kesal dengan ulah Clarissa barusan.

"Gak usah tunjuk-tunjuk! Gue tau, gue cantik" balas Clarissa, dan mengibaskan rambut nya asal kebelakang.

Cowok itu diam. Ia menurunkan jarinya, karena ucapan yang ia katakan kembali pada dirinya. Ia berdecak.

Cowok itu, berdiri dari kursinya ia menatap Clarissa, seolah Clarissa baru saja membangunkan singa yang baru terlelap. Clarissa tidak takut! Clarissa sudah terbiasa.

Clarissa mempertahankan sikap angkuh, dan balas menatap cowok itu tak kalah tajam. Atmosfer kantin terasa berbeda, mereka yang tak peduli tampak asik dengan makanannya. Sedangkan, beberapa orang lainnya tak ingin ketinggalan satu detik pun.

"Lo gak tau ya, siapa gue?!" Setiap kata yang keluar dari mulut cowok itu, mengandung nada penekanan dengan gertakan gigi yang tak terlihat.

Clarissa mendongak ke atas. Karena cowok dihadapannya ini lebih tinggi tak terlalu jauh berbeda. "Siapa lo? Gak penting!"

Clarissa mengabaikan tatapan dan kata yang keluar dari bibir cowok itu. Clarissa berfikir, cowok itu akan marah. Dan Clarissa menjawab dengan santai, lalu bahkan cowok itu akan terlihat bodoh.

Semudah itu yang Clarissa pikirkan. Namun, semuanya salah. Clarissa tiba-tiba tangan nya disentuh dan dipegang erat, bahkan sangat erat hingga dicengkam.

Tiba-tiba cowok itu, memutar badan Clarissa membelakanginya. Dengan kedua tangan yang masih dicengkeram kuat. Sementara, cowok itu tangan kanan yang memegang tangan Clarissa. Dan tangan kirinya, menyentuh pundak Clarissa dengan lembut.

Cowok yang Clarissa anggap stres itu, kini mendekatkan wajahnya kesamping telinga Clarissa. Ia mendekatkan bibirnya untuk mengatakan sesuatu.

"Lo cari masalah dengan orang yang salah"

Seketika badan Clarissa terasa meremang. Bukan karena takut, tapi karena suara bisikan itu terlalu dibuat-buat dan saat ini rasa benci Clarissa semakin bertambah.

Pada cowok itu, yang tak akan pernah Clarissa akui keberadaannya.

Part four

ArachiaM

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Thank You LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang