Ever

8.3K 831 107
                                    



'Yoora, datang ke acara lamaranku malam ini. Kau harus datang! Wajib! Aku akan mengadukanmu pada Jungkook kalau tidak muncul sama sekali'


Itu adalah ancaman Kim Taehyung, teman sehidup semati Jungkook.

Ya, kami memang dekat dalam beberapa bulan ini. Setelah lulus 3 bulan lalu, aku diterima di perusahaan dimana Kim Taehyung bekerja disana pula sebagai atasanku. Entah kebetulan yang menguntungkan atau tidak, Senior besar Kim Taehyung ini mencari tahu segala hal tentangku dan berakhir dengan hubunganku dan Jungkook yang tercium sangat manis olehnya.

Mendengus kesal, tak ada alasan yang bagus untuk menolaknya. Lagi pula, tak ada yang salah jika aku datang kesana. Yang kurang hanya sosok Jungkook yang tidak menemaniku untuk datang ke acara lamaran sahabat karibnya.

'Baik, Senior Kim. Aku akan datang malam ini.'











Dan berakhir seperti ini, berakhir dengan gaun berwarna putih gading selutut dengan talian berbentuk bunga kecil di bahu dan menjulurkan beberapa pita menutupi punggung lenganku.

Sederhana dan sangat cantik, pilihan Jungkook saat aku menanyakan gaun apa yang harus ku pakai untuk ke pesta Taehyung malam ini. Ternyata Jungkook sudah mengirimkan satu gaun khusus yang dipesannya — setelah sebelumnya mendapatkan informasi dari Taehyung tentu saja.


"Memang kau tidak takut jika aku berdandan cantik dan dilihat banyak orang?"

Itu pertanyaan ku di sambungan telepon saat aku mulai memoles beberapa sentuhan make up di wajahku.

"Mengapa harus takut? Akan kucolok semua mata lelaki yang berani menatapmu!"

Terkekeh geli membayangkan Jungkook yang tengah marah pada laki-laki yang tengah menatap kagum padaku. Woww, akan sangat seksi tentu saja.

"Halo, mister Jeon? Kau tidak lupa kan keberadaanmu sekarang dimana?"

Ada suara tawa disana, terkesan sombong dan angkuh yang kutahu menandakan satu hal,

"Kau merindukanku, baby? Kau ingin aku pulang ke Seoul sekarang?"

Satu pulasan terakhir pada mata pipi kananku saat mendengar pertanyaan Jungkook. Kurasa percakapan terakhir sebelum aku memutus sambungan teleponnya dan segera menggerakan tubuhku untuk pergi ke tempat Taehyung sebelum jam menunjukkan semakin malam dan aku akan terlambat datang.

"Meskipun aku mengatakan jika aku merindukanmu, kurasa kau tidak akan bisa kemari malam ini, Oppa."

• • •

Acara lamaran terlihat sangat membosankan. Tentu saja. Apa yang bisa kau harapkan dari acara lamaran seperti ini? Tanpa kekasihmu. Itu adalah hal terburuk yang ada.

Setidaknya dengan adanya beberapa rekan kerja mampu menghilangkan kekacauanku. Bayangkan saja;

Kim Taehyung disana, di atas panggung, membawa sang pemilik hatinya, berlutut dengan kotak beludru kecil, meraih tangan gadisnya, dan menyematkan satu cincin berlian di jari manisnya.

Ya Tuhan, dosa apa yang pernah ku lakukan hingga mendadak jantungku mendidih saat melihat apa yang dilakukan Kim Taehyung itu seketika membuatku membayangkan sosok Jungkook disana.

'Oppa, aku merindukanmu.'

Dan berakhir dengan aku yang hanya bisa berlirih dalam hati meratapi betapa kasihannya hatiku yang tengah merindu sosok yang dicintainya.

Just One Day ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang