Bermula dari perintah Ibundanya untuk mengantarkan kue pada tetangga mereka.
Athena, gadis muda yang tanpa sengaja melihat sebuah mesin besar di rumah tetangganya tersebut.
Tanpa dirinya sangka, setelah mengalami pusing yang amat menyiksa. Dirinya...
"Ini aku saudaramu! Jadi di mana gadis bernama Athena tersebut!" . . . "Crist! Bisa tidak sikapmu itu di kontrol?! Kau bisa membuat seluruh bangunan ini hancur berkeping-keping" kata Aegis yang membuat Cristopher nyengir lebar.
"Oke Aegis, maafkan aku. Sekarang dimana gadis yang bernama Athena itu" tekan Crist.
Athena yang sedari tadi melongo karena ulah kakak beradik itu langsung tersadar karena namanya di panggil.
"Ohh, jadi ini yang namanya Athena. Hmm..., Cantik juga" kata Crist sambil melihat Athena dari bawah ke atas. Athena yang merasa risih karena di lihat seperti itu langsung berdehem.
"Maaf, jadi nama anda..."
"Christopher Benedict. Namaku Christopher Benedict. Panggil saja Chris" kata Crist lalu tersenyum lebar.
"Oke. Aku tekanin sekali lagi, aku bukanlah Athena. Hanya namaku yang bernama Athena, kalian salah paham" jelas Athena yang membuat Aegis menggeleng dan Crist melongo.
"Tidak. Aku punya bukti kalau kau adalah Athena" kata Aegis lalu mengeluarkan sebuah kertas yang di gulung lalu membukanya.
"Hmm, wajahnya sangat mirip. Berarti kau berbohong, Athena..." Kata Crist sambil mengeluarkan smirknya.
"Saya tidak berbohong, tuan. Saya berkata jujur" elak Athena.
"Terserah anda, Athena" kata Aegis kesal.
"Athena, boleh saya mengajak anda berjalan-jalan di negeri ini?" Tanya Crist sopan.
"Benarkah?! Ekhm, tentu boleh, tuan Crist" kata Athena senang. Hampir saja ia memekik karena terlihat senang. Sekarang Athena harus belajar mengontrol emosinya saat senang.
Crist membawa Athena keluar dari istana itu dan mengajaknya berjalan-jalan dengan kereta kuda. Tak jarang orang—lebih tepatnya gadis perempuan—menatapnya seperti orang aneh. Tatapan tajam pun tak ayal dilontarkan kepadanya. Tetapi, Athena cuek saja. Toh, dia memang selalu di tatap seperti itu saat di sekolah.
"Nona At-"
"Panggil saja Athena, tuan" kata Athena sopan. Yah, walaupun dia memotong perkataan seorang pangeran.
"Kalau begitu, panggil saya Crist saja" kata Crist senang.
"Baiklah" kata Athena lalu kembali melanjutkan aktivitasnya, yaitu memandang dunia luar. Dia begitu terpukau bagaimana posisi negeri ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kau..., Belum pernah melihat yang seperti ini?" Tanya Crist bingung.
"Belum. Aku aja masih belum percaya kalau ini pulau Atlantis yang sudah teng- eh, maaf" kata Athena sambil menunduk.
"Tidak apa-apa" kata Crist. Athena kembali menegakkan kepalanya sembari tersenyum pada Crist.
'cantik' itulah kata yang di ucapkan oleh Crist dalam hati.