Chapter 2

1.6K 28 4
                                    


Sorry, untuk chapter ini ku re-publish :)

Thanks ....

♡♡♡♡♡

Pagi ini di gedung kantor yang menjulang tinggi dengan desain kaca, seperti biasa tengah ramai dengan orang-orang berpakaian kerja rapi serta kartu identitas sebagai karyawan yang menggantung dileher mereka. Ada yang berjalan sambil terburu-buru dengan secangkir kopi ditangan, ada yang sambil berlipstik didepan kaca bedaknya, dan ada juga beberapa orang yang sedang bertelepon.

Sebuah mobil jenis city car berhenti didepan bangunan itu. Seorang wanita turun dari kursi penumpang dengan platform heels berwarna hitam. Rambut hitamnya yang lurus, ia ikat satu sehingga terlihat kesan simple. Dipadukan dengan blouse dan rok span selutut yang memiliki belahan dibagian belakang hingga pertengahan paha nya. Tak lupa dengan tas jinjing berkualitas yang berwarna hitam menggantung cantik dilengan kanannya. Ia menatap sosok pria tampan yang juga keluar dari kursi kemudi mengahampirinya sambil tersenyum. Ia sedikit mendongak menatap pria itu yang lebih tinggi darinya, "Bagaimana bisa aku sedagu mu padahal sudah memakai heels setinggi ini ?" ujar wanita itu mencebikkan bibirnya kesal.

Pria itu tertawa seraya menghela anak rambut wanita itu kebelakang telinganya. Lalu menatap heels wanita itu sambil meringis ngeri.

Bagaimana penampilanku ?" ucap wanita itu lagi, kali ini tersenyum manis.

Pria itu menggelengkan kepalanya menatap mood wanita dihadapannya ini yang berubah-ubah dalam sekejap.

"Kau takkan percaya jika kubilang kau cantik jika memakai apapun"

"Dan lebih cantik jika ?" ucapnya penasaran.

"Tak memakai apapun" ucapnya seraya mengedipkan sebelah matanya menggoda.

Wanita itu menimpuk telapak tangan mungilnya dibahu pria itu, dengan wajah merona ia cemberut "Kau mesum"

"Terima kasih sayang" ucapnya tertawa. Melihat wanita itu tetap cemberut ia berdehem menghentikan tawanya. "Baiklah, bagaimana kalau nanti kita lunch ditempat yang kau inginkan" pria itu mengalihkan dengan memberi penawaran yang ia yakin sangat disukai wanita itu.

"Benarkah ?" ucapnya berbinar.

"Ya, dimanapun itu" pria itu mengangguk.

"Permintaan maaf diterima" mendengarnya membuat pria itu tertawa.

Tanpa mempedulikan orang-orang yang tengah menatap mereka berdua, ia mengulurkan tangan kirinya menggenggam tangan wanita itu yang yang terdapat cincin silver dengan berlian kecil melingkar dijari manis keduanya dengan ukuran yang berbeda.

"Baiklah sayang, aku pergi. Selamat bekerja ditempat barumu ini, aku mendukung apapun pilihanmu" ucap pria itu lembut.

Wanita itu tersenyum haru menatap pria ini.

"Bisakah aku mendapat morning kiss-ku" bisik pria itu terkekeh melihat wajah wanita itu memerah.

Dengan wajah memerah ia melihat sekelilingnya yang tengah menatap mereka. Ia mengumpat dalam hati lalu dengan menundukkan wajahnya ia memutar tubuh pria itu dan mendorongnya sampai kepintu samping kemudi menyuruh pria itu untuk segera pergi. Namun, pria itu membalikkan badannya cepat berhadapan dengan wanita itu. Belum sempat wanita itu protes, pria itu memegang rahang wanita itu lalu mencium bibir wanita itu dan melumatnya dalam, lalu melepaskannya begitu dan segera masuk kedalam mobil lalu pergi meninggalkan area itu.

EMELIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang