Hal 4

12 0 0
                                    

Malam telah larut dan Yura sudah sampai pada apartemennya. Pukul 2 atau 3 pagi, Yura sudah tidak tahu lagi. Yang pasti semua orang telah tertidur lelap. Mengistirahatkan diri dari segala aktivitas melelahkan satu hari kemarin.

Kaki yang sedikit lecet, mata sembab, dan bibir yang sedikit membiru-pucat. Begitulah sekiranya penampilan Yura malam ini. Ia memasukan beberapa angka password agar ia dapat segera masuk ke dalam apartemennya dan mengistirahatkan seluruh tubuh dan pikirannya.

Gelap dan sunyi, sepertinya ia lupa menyalakan lampu karena terburu-buru dengan undangan Yoongi tadi. Tadi... Ia jadi teringat kembali peristiwa beberapa jam yang lalu. Peristiwa yang teramat menyakitkan untuk Yura terus ingat.

Ia memilih untuk langsung berjalan ke kamar mandi dan membasuh wajahnya. Membiarkan wajahnya terbasuh oleh dingin air pagi, yang mungkin bisa membekukan wajahnya. Toh, ia sudah terlalu berteman baik dengan kata ‘dingin’. Gila, bahkan air masih saja mengingatkannya akan sosok mantan lelakinya. Miris.

Ia mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. Melihat ke cermin bagaimana berantakan dirinya. Setelah puas menatap diri di cermin -dengan penampilan yang berantakan-  Yura memilih untuk keluar dan mengambil beberapa kardus di gudang.

Untuk apa? Jelas untuk mengumpulkan seluruh barang pemberian Yoongi padanya. Ingat bukan, bahwa Yura berkata akan mengembalikan barang pemberian Yoongi secepatnya. Mungkin malam ini juga barang-barang tersebut harus ia packing segera. Ia benar-benar ingin mengapus segala ingatan tentang lelaki dingin tersebut.  

Tak butuh waktu lama untuk Yura merapikan seluruh barang-barang pemberian Yoongi. Terkadang ia berhenti sejenak untuk mengingat kembali kenangan-kenangan yang menempel erat pada setiap barang tersebut. Sedih-memang. Rasanya hancur saat melihat barang-barang itu lagi. Hatinya masih tidak percaya. Jika tepat beberapa jam yang lalu, Yoongi benar-benar memutuskannya, tanpa alasan yang jelas pula.

Setelah selesai mengemas seluruh barang-barang pemberian Yoongi, ia terduduk di sofa ruang tengahnya dan membuka kameranya. Ratusan bahkan ribuan foto candid Yoongi masih berada disana. Jarinya masih asik menggulirkan foto-foto tersebut sampai jarinya berhenti pada satu foto yang ia ingat betul. Ia tersenyum miris, otaknya memutar lagi kenangan tentang foto tersebut. Tepatnya foto anniversary mereka yang pertama.

.

.

.

“Aku memakai yang Minnie dan kau harus memakai yang ini.”

Yura memakaikan bando yang terdapat telinga Mickey Mouse pada Yoongi. Kali ini mereka memilih untuk liburan ke Disneyland yang ada di Jepang di sela-sela kesibukkan Yoongi yang tidak ada habisnya. Tentu saja ini liburan yang spesial. Mau tahu kenapa? Karena hari ini tepat satu tahun hubungannya dengan Yoongi.

“Umm... hahaha.. Kau sangat lucu, Yoon.” Bagimana tidak lucu. Tumben-tumbennya lelaki itu tidak menolak saat Yura mencoba memakaikan sesuatu yang menurut Yura imut. Kata Yoongi benda-benda yang imut sangat tidak sesuai dengan image-nya yang cool dan dingin.

“Apapun demi mu, Ra.” Yoongi menangkup kedua pipi Yura dengan tangannya. Yura hanya tersenyum. Lelaki ini rela melakukan apapun demi dirinya. Bahkan, ia rela melakukan hal yang tidak diinginkannya hanya untuk dirinya.

“Nah, kalau sudah begitu. Tinggal ditambah senyum saja.”

Yura sudah menyiapkan kameranya, mengarahkan kamera tersebut kepada mereka berdua agar mereka dapat foto bersama.

“Satu..dua..cheers.” Yura mengambil selfie dengan Yoongi. Tapi seperti yang sudah-sudah Yoongi bahkan hanya menampakkan wajah datar dan dinginnya. Yura pun sudah mengerti bahwa Tuan Min ini benci untuk diajak selfie. Bahkan hampir semua foto yang Yura punya, bisa dihitung dengan jari foto selfie mereka berdua. Sisanya hanya foto-foto candid Yoongi yang sengaja Yura ambil diam-diam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[HITAM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang