Doi 21

42 5 4
                                    




Hollaaa...
Maafkan author yaa readers, aku ngaret banget buat lanjutin cerita ini. Kemaren-kemaren mau update tapi tugas kampus manggilin terus, udah gitu ada problem juga sama rekan kerja cerita ini, banyak deh problemnya. Okee cukup gaboleh curhat wkwk.

Okee selamat membaca, jangan lupa ninggalin jejak setelah membacaa. Thankyou ^_^

.

.

.

.



Tanti menarik tanganku menuju lapangan futsal sekolah dengan semangat yang menggebu, seperti ada sesuatu yang ingin ditunjukan kepadaku. Terdapat sebuah pertandingan futsal disana, dia menuntunku berjalan dipinggiran kursi penonton mencari tempat kosong untuk diduduki.

Aku melangkah malas " Ngapain sih Tan, elahh."

Tanti menyuruhku untuk duduk dikursi kosong yang telah didapatinya " Sini sih, nih yaa dari pada lo ngegabut dikelas, mending kita nonton anak-anak sekolah kita tanding antar kelas."Tanti menunjukan cengirannya.

Aku memutarkan kedua bola mataku " Bilang aja ada yang mau lo liat, kan?"

Sebuah pertandingan futsal baru saja dimulai, persaingan sengit sedang terjadi. Masing-masing tim saling berebut bola untuk membobol gawang lawan.

" Mana jagoan lo?" tanyaku

Tanti memincingkan matanya, mencari siapa yang akan dijadikan idolanya " Gatau, pokoknya siapaun yang pake nomor punggung 21 itu jadi doi gue,"

" 21? Emang ada? Tar gua cari." Mataku tak hentinya melihat kearah pemain, mencari si nomor 21 yang akan dijadikan moodboster olehnya, begitupun Tanti mencari keberadaan calon moodbosternya.

Tanti membelakan matanya " Nahh tuh itu tuh 21, calon doi gue maygattt.." sahutnya sambil menunjuk kesalah satu pemain yang tengah memunggungi bagian kursi penonton kami.

" Mana sih mana?"

Tanti mengatur posisi kepalaku agar dapat melihat objek yang dimaksud " Itu ihh, budeg apa yaa mata lo Zei?"

" Ohh itu," aku mengangguk mengerti, " WOY NOMOR 21 TEMEN GUE SUKA SAMA LO!!!"

Tanti membelakan kedua matanya dan menatapku bak pembunuh berdarah dingin, " Bangke lo yaa Zei,"

Aku menunjukan cengiran khasku " Sstt stay cool Tan, pura-pura gaktau kalo yang tadi teriak itu gue, kita pura-pura ikut cari sumber suara juga."

Seperti dugaan teriakanku berhasil membuat siobjek menoleh kearah kami, namun ia gagal mengetauhi siapa yang baru saja berteriak

Aku menyippitkan mataku dan menyenggol siku sebelah kanan Tanti "Lah, Herza itu mah Tan. Hayolo dia badboy gak beda jauh sama si Willy Hahaha,"

Raherza Wira Hanggio, lelaki yang memiliki postur tubuh tinggi, berkulit eksotis, dan berparas tampan namun lebih tampan Zade. Herza merupakan lelaki yang cukup dikenal disekolah karena terkenal sebagai pengoleksi selir tak jauh beda dengan Willy, dia juga merupakan lelaki yang konyol, pecicilan, dan yaa begitulah biar pun seperti itu tetap saja banyak kaum hawa yang jatuh hati karenanya.

Suara teriakan kaum hawa yang memanggil namanya menggema dilapangan

" Aaaaaa Herzaa semangatt, go go go.."

I Can See YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang