"Ahh Marvin, Love you!!" ucap Aresha sembari ingin memeluk cowok yang berada dihadapannya. Tapi cowok itu menepis pelukan yang diberikan Aresha.
Aresha manyun. Tiba-tiba kedua body guard yang berada disampingng cowok tersebut mengusir Aresha.
"MARVIN!" pekik Aresha yang semakin jauh dengan cowok tersebut.
BRUKKK
Aresha jatuh dari ranjangnya polkadotnya, "ADUHH!" pekik Aresha sembari mengelus-ngelus lembut bokongnya.
Aresha mendengus, "Cih, gue gagal lagi ketemu Marvin!" ujarnya sembari berdiri dengan bantuan pinggiran ranjang.
Setelah itu ia berjalan pelan. Namun saat Aresha berada diambang pintu, Aresha kembali jatuh. Aresha meringih kesakitan dan setelah berdiri sempurna, Aresha menemukan sebuah kulit pisang.
Aresha tau siapa yang menaruh kulit pisang ini, "AKBAR!" pekik Aresha, lalu ia berlari menuju meja makan yang telah ditempati oleh Akbar, Hulwah dan Ilham.
Akbar yang ingin menyuapkan roti kemulutnya tiba-tiba mengurungkan niatnya karena adiknya itu berteriak memanggil namanya.
Setelah berada disamping Akbar, Aresha menatap tajam Abangnya itu. Lalu ia melempar kulit pisang kehadapan Akbar yang ia temukan didepan pintu kamarnya. Akbar pun membalas tatapan tajam adiknya, "Apaan? Manggil gue abang dong!"
"Iya abang kurang aja." jawab Aresha bersikap lembut kepada Akbar. Tapi setelah itu Aresha menatap datar abangnya itu, "Apaan sih pagi-pagi udah teriak-teriak kayak ayamnya tok dalang?" tanya Akbar.
"Eh tadi lo kan yang simpen nih kulit pisang didepan pintu kamar gue?"
Akbar tersenyum jahil, "Iyap!"
Aresha semakin geram dengan cowok didepannya. Ingin sekali merobek rambut dan wajahnya itu, "Kurang ajar banget lo ya, udah ke-10 kalinya lo naruh kulit pisang didepan kamar gue?!"
"Gue gak pikirin itu!" jawab Akbar singkat. Aresha semakin geram dengan Akbar.
"Eh sudah sudah! Pagi-pagi kok sudah berantem." Bu Hulwah menggeleng-geleng melihat sikap kedua anaknya ini.
"Nih anak kesayangan mama yang duluan!" adu Akbar.
"Brengsek lo bang!"
"Lo tuh yang brengsek, pagi-pagi udah teriak-teriak kayak si adul karung!"
"Bangsat ngatain gue begituan!"
Akbar hanya menghela nafasnya dan 'Aha' sebuah ide muncul dibenak seorang Akbar. Kemudian ia tersenyum geli, "Resha, lo tau gak Nurrani?"
"Taulah, yang ngaku-ngaku istrinya Iqbal?!"
"Nah lo tuh kayak Nurrani! Ngaku-ngaku pacarnya Marvin!" tawa Akbar pecah membuat Aresha jengkel. Kemudian Aresha pun mengambil sapu yang berada dibawah meja makan. Lalu ia arahkan ke Akbar. Namun nihil, cowok itu sudah pergi keluar rumah.
"Ma pa, Akbar pergi Assalamualaikum!" ucapan tersebut yang diberikan Akbar sebelum melajukan mobil silvernya.
"Waalaikumsallam!" jawab serempak Hulwah dan Ilham. Sementara Aresha ia masih kesal dengan Akbar sampai-sampai ia tidak tahu bahwa sekarang sudah jam 7.
"Ishh kenapa gak bilang daritadi sih ma?" protes Aresha sembari berlari kekamarnya setelah Hulwah memberitahukan jam berapa sekarang.
Sementara Hulwah dan Ilham hanya terkekeh melihat sikap putrinya itu.
~0~
Vote dan komennya!
Salam
joehana66
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idol Is My Soul Mate
RandomAresha sangat menyukai cowok terpopuler disekolahnya dan menjadikannya idola. Cowok tersebut bernama Marvin. Ia dikenal dengan parasnya yang sangat tampan dan menjadi artis sekaligus model. Setiap hari ia harus bersentuhan dengan dunia entertaiment...