Kain Hitam - Enam

1.2K 88 8
                                    

"Dasar cewek-cewek aneh!" gerutu Aron.

Setelah adu mulut dengan Nabila, Aron tampak badmood. Awalnya Aron pergi ke kafe ini karena diajak oleh salah satu temannya untuk nongkrong ala anak muda jaman sekarang. Aron masuk kafe dengan tergesa-gesa karena takut telat. Nyatanya saat sampai di kafe teman-temannya belum ada satupun yang datang.

Akhirnya Aron mencari tempat duduk untuk menunggu temannya itu.

"Mana mungkin gue dapet istri bercadar. Dasar cewek gila." Aron masih menggerutu tidak jelas memikirkan ucapan Nabila tadi.

Gue sumpahin lo dapet istri bercadar.

Kalimat itu terngiang-ngiang ditelinga Aron.

"Argghh! Bisa-bisa gila gue mikirin omongan cewek gila kayak mereka. "

"Lo ngapain sih, Ron? Cewek gila siapa?" ucap teman Aron yang sudah datang.

"Lo kapan datang? Bisa nggak tepat waktu? Lama gue nunggu. " ucap Aron yang terdengar sinis dan tatapan yang tajam.

"Lo nggak usah nge gas gitu dong, Ron. Yah gue telat gara-gara gue nganterin Yohana dulu. Lo tau kan cewek gue yang manjanya nggak ketulungan. " ucap Bryan.

"Lo punya pacar kayak momong bayi tau nggak. " sahut Aron sinis.

"Ya namanya juga udah cinta, Bro. Lo kalau udah jatuh cinta. Gue jamin bakal ngerasain kayak gue. "

"Panganen iku cinta." ucap Aron dengan logat jawanya.

Bryan hanya mengedikkan bahunya sambil duduk didepan Aron. Bryan merasa ada yang tidak beres dengan Aron. Karena dari nada biacaranya Aron tampak sedang kesal dengan seseorang.

"Lo kenapa sih? Aneh banget hari ini. Emosi terus. "

"Gara-gara cewek gila tadi."

Bryan mengerutkan keningnya.

"Cewek? Siapa? "

"Ah udah ah. Gue mau pulang. Udah nggak selera gue nongkrong."

Aron langsung menyambar kunci sepeda motornya lalu pergi meninggalkan kafe. Bryan hanya mengedikkan bahunya acuh. Bukan hanya sekali ini Aron begini. Sudah berkali-kali dan Bryan sudah kebal dengan penyakit temannya itu.

Aron langsung menaiki motor besarnya. Dan meninggalkan kafe. Maryam dan Nabila sudah membuat mood nya hancur saat ini.

Aron melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Hingga akhirnya motor besar yang dikendarai Aron berhenti di depan sebuah rumah yang megah. Didepan pintu rumah ada sebuah tangga. Diatas atap rumah ada beberapa ukiran patung yang sangat indah. Didepan rumah tampak banyak tanaman yang ditanam oleh pemilik rumah.

Rumah yang dominan dengan cat berwarna coklat muda itu tampak lebih megah daripada rumah yang lainnya. Pagar yang di cat berwarna emas itu menambah kesan megah rumah itu.

Aron menaiki tangga depan pintu masuk. Lalu membuka rumah dengan kasarnya. Mama Aron yang tengah menonton acara di televisi pun merasa terganggu.

"Aron kamu kenapa sih, Sayang? Pulang-pulang kok kayak mau makan orang gitu sih. " ucap Mama Aron.

Aron adalah anak tunggal. Jadi tak heran jika Aron akan selalu disayang oleh mamanya. Walaupun begitu. Aron tidak tumbuh menjadi 'anak mama'. Aron tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan tidak manja. Namun, terkadang bisa bersikap kasar pada orang yang tidak ia sukai.

"Nggak papa. " jawab Aron kepada mamanya.

Beginilah kehidupan seorang Aron Benedict Christian. Terlahir dari keluarga yang beragama kristen. Jangan lupakan tentang kemewahan kehidupan seorang Aron Benedict Christian. Segalanya ia punya.

Sehelai Kain HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang