Kejadian terburuk

65 6 3
                                    

---->>> ‼ ADEGAN KEJAHATAN ‼ <<<---
Jangan coba meniru !!!!!
________________________________

Di sebuah ruangan seorang gadis tengah merapikan meja rias sendirian. Salon 2 lantai tempatnya bekerja sudah saatnya tutup. Oh Nana melirik ke halaman depan, mobil bosnya, tuan Shin masih terparkir disana. Ia heran karena jarang sekali tinggal selarut ini.

"Nona Oh..."

Nana melihat ke sekeliling, suara pelan itu membuatnya merinding. Ruangan itu sepi. Bulu kuduknya meremang. Suara itu terdengar seperti berbisik. Ditambah ruangan yang remang remang membuat suasaa semakin horor.

"Si-siapa? Bos??"  Nana mulai ketakutan.

Sebuah tangan perlahan bergerak dari belakang tubuhnya mencoba menyentuh Nana. Tangan itu menelusup meraih perut Nana. Nana terkesiap, terkejut bukan kepalang namun tak sempat menoleh ke belakang karena kini ia ditarik merapat ke tubuh seseorang di belakangnya. Seorang laki laki. Ia panik mencoba berontak. Dari pantulan cermin besar di depannya laki laki itu tinggi dan besar.

Ssshhhhhhhhhh...

Laki laki itu mendesis mengisyaratkan agar Nana jangan berisik.

"Nona Oh, setelah lama menunggu, saat ini tiba juga." Kata laki laki itu. Mendekatkan wajahnya hingga terlihat dari pantulan cermin. Tuan Shin. Bos pemilik salon. 30th. Sudah menikah dan mempunyai seorang anak.

"Bos... a-apa yg anda lakukan. Tolong lepaskan saya. Ini tidak benar." Pinta Nana sembari mencoba meloloskan diri dari tangan kanan yang melingkar erat di perutnya.

Tuan Shin tak bergeming. Ia malah mengancam Nana menggunakan gunting rambut yag entah didapatnya dari mana. Nana gemetar ketakutan dan mulai menangis.

"Saya mohon bos, lepaskan saya, tolong jangan apa apakan saya. Saya mohon..." bulir air matanya mulai membanjir.

Nana pernah mendengar rumor ketika rekan rekanya mengobrol di toilet soal kelakuan tuan Shin yg kerap melakukan tindakan diluar batas. Tangan nakalnya kerap meraba dan menyentuh bagian dada dan bokong pegawainya. Nana sempat terkejut namun tidak percaya begitu saja karena selama hampir 3 tahun dia tidak pernah tau kelakuan bosnya itu. Nana tidak pernah membayangkan hal itu kini dialaminya.

Tuan Shin mulai meraba raba tubuh Nana yang berdiri mematung karena jika ia bergerak, gunting rambut yang terbuka itu akan menembus lehernya.

"Tuan saya mohonnn...." pinta Nana penuh ketakutan.

"Ssssshhhhh jangan begitu Nana, kau tau selama ini aku mengamatimu, kau tau aku menyukaimu, aku sangat menunggu hari ini. Jadi jangan membuatku kecewa. Jangan berisik, jangan bergerak, gunting tajam ini sangat tidak bagus untuk lehermu dan juga pita suaramu.." Kata Tuan Shin di telinga Nana.

Tangan kanannya mengusap pantat Nana yang terbalut rok ketat 15cm di atas lutut dengan lembut, sesekali menyingkap rok Nana. lalu bergerak ke perut Nana dan mulai menerobos le balik blouse yang di kenakan Nana. Nana benar benar ketakutan, ia gemetar, dan terus menangis tertahan.

"Aku suka aroma tubuhmu nona Oh. Sangat menggairahkan." Bisiknya. Nana menggigit bibirnya yg bergetar. Ia tidak menyangka ia akan mendapatkan pelecehan seperti ini.

Tangan tuan Shin yang sudah di dalam blouse Nana mulai meraba kulit perut Nana yg mulus dan halus, lalu semakin naik dan naik, tangan itu menaikkan bra yg di kenakan Nana dg agak susah karena kaitannya tidak dilepas. Kini payudaanya menggantung.

"Jangan tuan... jangan saya mohon..." Nana mencoba memohon lagi.

"Jangan bersuara. Satu kata pun..." kata tuan Shin penuh penekanan di tiap katanya.

Tuan Shin meraba dada Nana dg lembut, membuat Nana merinding tak karuan. Tangan itu menelusuri tiap centinya dan  memainkan puting nya dengan gemas.

Hhhhmmmmpppp... hiks hiks... tangis Nana tertahan.

"Benar dugaanku nona Oh, dadamu masih sangat kencang. Aku yakin belum ada yang menjamahnya. Iya kan. Tenang saja malam ini kubawa ke awang awang asalkan kau diam tak melawan. Ohhhh ini sangat menggemaskan..." Tuan Shin mulai meremas remas dada Nana bergantian, dari lembut hingga sedikit ganas. Air mata Nana terus mengalir dan tangisnya tertahan. Tangan itu beralih ke bagian bawahnya, meraba raba diantara selangkangan Nana dari luar. Hancur sudah harga dirinya.

Tiba tiba tuan Shin membalik tubuh Nana menghadapnya. Tampak wajah Nana penuh air mata.

"Jangan menangis sayang... aku nanti bisa jadi jahat..." tuan Shin menghapus air mata Nana dg tangan kanannya, tangan kirinya tetap memegang gunting yg kini beralih ke perut Nana. Ia menggiring Nana merapat ke dinding. Nana ingin melawan tapi tak kuasa.

Tuan Shin kemudian mulai mengendus leher jenjang Nana yg mulus karena saat itu Nana mengikat rambutnya ke atas. Nana terisak isak.
Tuan Shin mulai mengecup leher Nana dan dada atasnya, menjilatinya hingga basah bahkan sesekali menghisapnya di beberapa tempat. Nana mengepalkan tangannya dg erat. Menahan marah, kesal dan kebencian.

"Ya tuhan tolong aku..." batinnya pilu.

Ketika tuan Shin sibuk mencumbu lehernya, Nana perlahan meraih botol hairspray di meja di sebelahnya. Saat tuan Shin menatap wajahnya dan mulai mendekat untuk menciumnya, Nana segera menyemprotkan hairspray tepat ke arah matanya. Refleks tuan Shin mundur dan berteriak2 karena matanya perih.

Nana yang terlepas dari belenggu si bos laknat dengan panik berusaha kabur dan menyambar tasnya di meja yg lain. Sayang tali tas itu tersangkut pegangan kursi yg membuatnya terjerembab di lantai. Tuan Shin murka lalu menghampiri Nana dan menindihnya.

"Kurang ajar... wanita sialan. Beraninya kau melawanku... HAAAAAHHHHH ..." tuan Shin mengamuk menampar pipi Nana hingga ada darah yg keluar dari sudut pipinya. tuan Shin juga Memukuli wajah Nana. Nana berusaa melawan dengan memukul tuan Shin dg tas yg kini lolos dr pegangan kursi hingga tuan Shin terjengkang ke belakang. Dengan sisa tenaga Nana menendang bagian vital tuan Shin dg cukup keras hingga tuan Shin kelabakan dan kesakitan.

Nana merangkak mendekati pintu namun ternyata di kunci. Nana panik. Ia mengambil tabung gas pemadam api di sudut ruangan lalu memecahkan pintu kaca itu hingga cukup ruang untuknya keluar. Naas, betisnya terkena serpihan kaca, namun ia lega karena bisa keluar dari tempat itu.

Nana berlari tertatih dengan sisa tenaga yg ia miliki lalu menyetop taksi agar segera menjauh dari tempat itu.

"Ahjussi tolong cepat pergi dari sini..." pinta Nana terengah engah.

Ahjussi tersebut seolah tau Nana korban tindak kejahatan bermaksud mengajak Nana ke kantor polisi untuk melapor tp Nana menolak, ia minta di atar ke suatu tempat.

Nana menatap dirinnya yg terlihat sangat kacau lalu kembali menangis tersedu sedu. Mengapa nasibnya seperti ini.

KISSEU-holicWhere stories live. Discover now