#27 (Aku Ingin Pulang)

120 7 0
                                    

"minggu depan aku akan pulang ke Jogja, kalau sempat aku mau main ke rumahmu."


Masih kuingat betul ucapmu kala itu, Al. Sejak malam itu, sekalipun aku tak bisa tidur dengan tenang, membayangkan kau datang ke rumahku. Kita bercerita banyak hal, yah meskipun kita sudah sering melakukannya lewat telepon genggam, hanya saja rasanya berbeda jika kita melakukannya empat mata. Ntahlah, aku merasa hatiku berdebar. Debar yang aku sendiri tak mau begitu saja asal mengartikannya


Malam itu juga, kuputuskan untuk menunggu kedatanganmu. Tak sekalipun aku alpa berdoa. Semoga kau baik-baik saja. Kemudian tiba di rumahku, dan mengetuk pintu. Membayangkan kau memakai kaos hitam kesukaanmu, celana jeans belel, tak lupa ransel yang selalu kau bawa kemana-mana. Lucu sekali kan? Sesederhana itu.


Malam sebelum kepulanganmu, insomniaku semakin parah, Al. Aku tak bisa tidur, bahkan sampai jam tiga. Hanya memutar tubuhku kesana kemari, namun tak kunjung jatuh ke alam mimpi. Berulangkali pula aku memaki diriku sendiri. Kenapa kau tak datang saat itu juga? Kenapa pula harus menunggu pagi. Jantungku semakin berdebar, tak sabar dengan kepulanganmu.


Entah pukul berapa aku akhirnya jatuh tertidur aku tak tahu, Al. Aku hanya ingat, pukul sembilan aku buru-buru cuci muka, mandi, dan ganti baju, saat berkali-kali bel berbunyi di rumahku. Aku yakin sekali jika itu kamu, dan debar jantungku semakin menggila. Kubuka pintu rumahku, dengan senyum yang tak mampu kututupi darimu. Kusuguhkan senyum termanis yang kupunya, semoga kau suka, Al.


"Jalan Melati nomor 7?"


"iya, benar"



"saya keluarga bang Ali, katanya suruh ngasih tahu kabar ke nona yang tinggal di sini. Bang Ali sudah meninggal, pesawat yang ditumpanginya mengalami kecelakaan tadi pagi."



Telingaku panas, Al. Terlalu banyak kabar tentangmu di luar sana yang tak sedikitpun kupercaya. Minggu lalu, bahkan kemarin sebelum kau menuju bandara, kau masih sempat menelponku, kita berbagi kabar, kau dengan berbagai kesibukanmu, dan aku dengan kuliahku yang membosankan kalau kau tahu, hanya cerita tentangmu yang sedikit mengobati rutinitas itu.


Jika kau masih ingat, Al. Aku pernah bilang, aku akan percaya segala tentangmu jika kau sendiri yang mengatakannya. Dan sampai sekarang pun masih kulakukan itu.

Sepatu KiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang