Diva's pov
Sejak bintang meminta ku untuk pura-pura menjadi pacarnya,dia selalu saja mengikuti kemana pun aku pergi. Dia selalu bersikap seakan-akan kami memang pacaran sungguhan
Bukannya aku tidak suka,tapi aku takut jika nanti aku lepas kendali dan mengaku padanya bahwa aku mencintainya
Ya...
Aku memang sangat mencintai bintang. Dia adalah orang yang selalu ada disaat aku membutuhkan seseorang.
Dia selalu membuat ku tersenyum. Walaupun dia selalu membuat ku marah tapi dia juga selalu membuat jantungku berdetak cepatAwalnya aku memiliki perasaan ini sejak kami kelas 2 SMP. Dulu aku masih ragu dengan perasaan ku. Tapi ternyata makin lama perasaan itu semakin kuat.
Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan dulu saat aku menyadarinya. Tapi sekarang aku sudah sadar.
Ada tembok penghalang antara aku dan bintang. Dan tidak mungkin untukku bisa menjadi lebih dari teman.Akhirnya aku memutuskan untuk tetap seperti ini. Aku selalu mencoba melupakan perasaan ku.
Tapi semakin aku mencoba,aku semakin merasa rasa itu semakin besar.Jadi sekarang,aku hanya menjalaninya seperti biasa. Seperti dimana aku tidak memiliki perasaan padanya.
Aku akan menyembunyikan perasaan ku dari bintang agar hubungan kami tidak menjadi renggang.
Aku takut jika bintang mengetahuinya dia akan menjauhi ku.
Entah kenapa aku tidak bisa jauh-jauh dari bintang.
"Diva?" kata bintang
"Oh..kenapa?" tanya ku
"Nggak papa. Lo kenapa bengong mulu. Kesambet tau rasa lo" kata bintang
"Yeee...gue tabok juga lo bi" kata ku kesal
"Malam ini lo ada acara nggak?" tanya bintang
"Mm...nggak ada deh kayanya. Emang kenapa?" tanya ku lagi
"Temenin gue nonton yuk div. Ada film baru rame kayanya" kata bintang
"Film apa? Horor?" tanya ku
"Bukan,film barat deh pokoknya. Kata temen gue rame. Jadi gue penasaran." kata bintang
"Nggak mau. Pasti film action kan. Males gue nonton yang kaya gitu. Lebih baik gue nonton film horor deh" kata ku
"Yeeee....lo mah horor mulu yang pengen lo tonton. Tapi setelah nonton film horor lo berubah jadi penakut. Bosen gue lo suruh nemenin lo kalo lo lagi takut" kata bintang
"Yeee...itu kan wajar. Gue takut nya bentar doang juga" kata ku
"Bentar lo bilang. Selama 2 hari lo nyiksa gue bentar lo bilang. Yaa allah diva. Nyebut gue ngehadapin lo va" kata bintang sambil mengusap dada nya
"Nggak usah baperan jadi orang lo. Alay banget jadi cowok. Dah ah gue pengen go home. Bye!!!" kata ku langsung meninggalkan bintang
"Ehhh diva tunggu. Temenin gue ya...diva...iiiisshhhh tungguin ngapa" kata bintang sambil mengejar ku
Author's pov
Setelah pulang sekolah diva langsung memasuki kamarnya dan langsung tertidur
***
"Iisshh...si diva kemana sihh. Dari tadi gue telpon nggak diangkat lagi. Ahhh gue samperin aja deh ke rumahnya" kata bintang langsung mengambil kunci mobilnya dan langsung pergi kerumah diva
Tit..tit..
Bintang membunyikan klakson mobilnya didepan gerbang pagar rumah diva
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Jugendliteratur"Kehidupan manusia selalu berjalan sesuai alurnya masing-masing. Sebagai manusia kita hanyalah boneka yang dimainkan oleh takdir. Tuhan selalu menyiapkan masa depan yang baik bagi umatnya. Jadi, tugas kita sebagai manusia hanya menjalani kehidupan s...