5. Baper

10K 432 5
                                    


•  A R S E N •
.
.
.
.
.

BAPER

.
.
.
.
.

***


                      "PERMAINAN lo bagus banget sumpah, hebat ga nyangka gue lo bisa sehebat ini, gue yakin pasti lo keterima di RCM" Ucap Arsen dengan decak kagum nya saat Arsen dan Aca melangkah meninggalkan gedung pementasan.

"Aduh aduh jimayu aku na, tararengkyu Acen tayang" Balas Aca dengan senyuman manis andalannya.

"Tapi tunggu deh, ada yang mau gue tanyain"

"Nanya ya tinggal nanya belegug"

"Kenapa sih lo milih jadi pianist?" Tanya Arsen.

"Untuk gue musik itu adalah penenang dan orang lain bisa tau perasaan gue dengan mendengarkan permainan musik yang gue mainkan tanpa perlu gue sendiri yang ungkapkan lewat perkataan, musik adalah segalanya untuk gue" Ungkap Aca dengan tersenyum tulus menghadap Arsen.

"Acen lo itu juga pemain piano yang hebat tapi kenapa lo malah milih mau jadi dokter ketimbang pianist?" Tanya Aca.

Arsen berjalan terlebih dahulu meninggalkan Aca.

"Acen kampret malah ninggalin gue"

Arsen duduk ditaman dan menepuk tempat duduk disebelahnya dengan bermaksud Aca ikut duduk bersamanya, Aca yang mengerti hal itu pun menuruti kemauan Arsen, Arsen berseder dibahu Aca.

"Kenapa lo Cen?" Aca menatap Arsen dengan bingung, pasalnya Arsen jarang sekali bermanja-manja padanya, tapi biasanya Arsen akan seperti ini jika ada mau saja.

"Lo mau tau kenapa gue lebih milih jadi dokter ketimbang jadi pianist?" Tanya Arsen dan dibalas dengan usapan tangan Aca dikepala Arsen.

"Gue pengen jadi dokter biar bisa bantu orang lain jadi sehat, gue harap dengan gue jadi dokter gue bisa sedikit membantu meringankan sakitnya" Lanjut Arsen, Aca? Dia menatap Arsen dengan bingung pasalnya Arsen terlihat berbeda, namun Aca hanya tersenyum tulus saat  Arsen menatap matanya.

"Udah yuk balik perut gue udah keroncongan nih belum makan 2 taon" Ajak Aca dengan menggandeng tangan Arsen dan Arsen pun mengikuti Aca yang menuju ke tempat mobil Arsen diparkirkan.

Entah apa yang Aca rasakan, rasa ini menyesakan sungguh sangat menyakitkan, Aca memeluk lengan Arsen dengan erat seperti takut kehilangan Arsen, ia tidak perduli Arsen mungkin terlihat kesusahan mengendarai mobilnya, yang ia pikirkan adalah perkataan Arsen serta sikap Arsen tadi benar benar membuat Aca kebingungan, tapi entah mengapa Aca merasa Arsen menutupi sesuatu darinya, yang Aca tau Arsen tidak seperti ini.

"Mau makan apa Ca?" Tanya Arsen sembari membuka kaca mobil untuk merasakan hawa pepohonan.

"Ca woi" Panggil Arsen kembali saat Aca tidak menjawab pertanyaannya.

"Ha apa Cen?" Jawab Aca.

"Mau makan apa?"

"HA?? MAKE KOLOR APA?" Teriak Aca menjawab pertanyaan Arsen, saking kerasnya pengendara motor lain melihat mereka dengan tatapan aneh, Arsen? Ia hanya menghela nafas kesal.

"MAU MAKAN APA CA? MAU MAKAN APA?" Ulang Arsen.

"GOSAH TERIAK TERIAK DONG DENGER GUE JUGA DENGER" Bukannya membalas Aca pertanyaan Arsen Aca justru malah mencubit pinggang Arsen.

"Sakit belegug, lo kan tadi bilang laper makanya gue tanya mau makan apa"

"Terserah gue ngikut aja" Balas Aca

"Yaudah kita beli pecel lele ya" Ucap Arsen

"Lah jangan pecel lele gue lagi ga pengen ikan"

"Mekdie mao?"

"Bosen gue masa mekdie mulu njir"

"Kfc mao?"

"Masa kfc sih ah"

"Nasi uduk dago mao?"

"Rame disitu males gue ngantrinya"

"TERUS MAUNYA DIMANA ANJIR, SABAR GUE SABAR" Teriak Arsen, ternyata perkataan orang orang benar bahwa perempuan itu benar benar membuat darah tinggi naek.

"Terserah apa aja gue ngikut"

"Yaudah mau ayam geprek?" Tanya Arsen masih sabar.

"Eh jangan deh kita makan pecel lele aja" Dan perkataan Aca ini benar-benar membuat Arsen istigfar agar niat jahat untuk menjatuhkan Aca ke jurang ini dihapuskan.

"Udah turun buru ini udah sampe woi" Ucap Arsen.

"Santai dong Cen ngomongnya ah elah" Canda Aca saat ia turun dan menuju tempat makan meninggalkan Arsen yang masih duduk dimobil kesayangannya.

"Tasya"

"Eh siapa ya?" Tanya Aca saat ada yang memanggilnya, kalo ada yang manggil Tasya tandanya orang tersebut bukan orang yang dekat dengan Aca.

"Gue Bimo yang tadi dateng test buat beasiswa di RCM juga, but gue cuma nemenin ade gue doang" Jelas Bimo sambil menampilkan senyumnya.

"Oh hai Bim salam kenal ea, gue kira tadi yang manggil gue Lee Jong Suk soalnya mukanya mirip dia njir" Ujar Aca sambil tertawa.

Tiba-tiba tangan Aca ditarik dengan keras sehingga membuat jarak Aca dan Bimo menjadi jauh satu sama lain, Aca yang terkejut melihat ternyata Arsen yang menarik Aca, Arsen melingkarkan tangannya dengan posesif di pinggang Aca.

Aca paham sikap Arsen akan seperti ini, Arsen memang posesif, dia tidak suka jika Aca dekat dengan laki-laki selain dia.

"Ya udah gue duluan ya Ca" Pamit Bimo yang mengerti sikap Arsen pada Aca, setelah pamit Bimo meninggalkan tempat makan tersebut.

"Iya Bim"

"Sumpah Ca ngapain sih lo ladenin cowok genit itu mending lo cuekin kalo ada cowok genit kek gitu lagi mah, palingan dia cuma modus doang" Sahut Arsen dengan kesal dengan menarik tangan Aca menuju meja.

"Iya deh iya bawel lu ah jealous bilang kale" Canda Aca.

"Tasya Raila"

Fix kalo Acen udah manggil gitu tandanya Acen udah marah banget, sampe itu rahang nya aja udah ada urat uratnya gitu beh serem, batin Aca.

"Udah yuk makan laper gue nih" Ucap Aca dengan cengiran bodohnya.

"Iya ya udah gue pesen dulu ya" Ucap Arsen mengelus kepala Aca terlebih dahulu kemudian melangkah menuju tempat pemesanan di tempat makan tersebut.

Aca tersenyum lagi-lagi Aca merasa bahagia karena Arsen, Aca sadar ia merasa perasaan berbeda saat bersama Arsen, namun sepertinya semua harus Aca pendam serapat mungkin karena Aca tau, Arsen hanya mengangap Aca sahabat, tapi semua tak apa,yang terpenting adalah Arsen selalu disampingnya.

Iyaaa semuanya akan baik-baik saja.

Arsen datang ke meja mereka dengan membawa pesanan mereka, Aca tersenyum dan membantu pesanan mereka.

"Tararengkyu Acen uch uch" Ucap Aca yang di balas Acen dengan cubitan dipipi Aca, makan malam ini dihiasi oleh canda tawa dan senda gurau, siapapun yang melihat mereka pasti bisa melihat tatapan cinta dari keduanya.

ARSEN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang