-Aryan part-
.
.
.
Dimana aku? Kenapa semua terlihat aneh?. Tempat ini seperti labirin hitam yang tak berujung. Gelap, hitam. Apa ini kematian? Ataukah ini sudah kiamat? Tapi,kenapa hanya ada aku disini ?kemana semua orang?.Saat itu aku hanya bisa bertanya dan bergumam tidak jelas. Melihat sekelilingku yang terlihat aneh benar-benar membuatku pusing. Dunia seakan berputar. Membalikkanku tiga ratus enam puluh derajat.
Tepat saat itu sebuah cahaya muncul didepanku. Membentuk sesosok perempuan. Dia memanggil namaku.
Aku menyipitkan mata karena wajahnya buram tak jelas. Tangannya terulur kearahku. Seolah memintaku untuk menggapainya. Dengan pelan kubalas tangan itu. Bertepatan saat itu daerah yang kupijak berguncang hebat. Lalu muncul lubang hitam seperti black hole. Menarikku bak lumpur hisap.
Tangan gadis itu terlepas. Begitu saja. Aku berusaha meraihnya lagi tapi sia-sia. Gadis itu berubah samar dan menghilang. Setelah itu semua gelap.
Kupikir aku sudah benar-benar mati setelah masuk kedalam lubang. Tapi, ternyata saat mataku terbuka itu semua hanya sebuah mimpi.
"Sudah bangun kak"
Suara itu membuatku menengok. Posisikupun kini sudah berganti duduk. Si pemilik suara sedang membuka tirai kamarku. Dia nadia. Sepupuku.
Cahaya matahari menembus masuk kedalam. Nadia kembali kearahku dan duduk begitu saja.
"Kak kamu tau aku bangunin kamu itu sepuluh kali lebih,tapi kamu cuma puter badan,ngeselin tau gak" ceramahnya.
Kuabaikan omongonnya. Jam didinding sudah mendekati pukul tujuh sebentar lagi bus sekolah datang.sebenarnya tanpa harus memakai buspun aku bisa pergi dengan sepeda. Tapi,karena sepupuku merajuk agar aku naik bus. Bagaimana lagi.
"Aku mau mandi" ucapku padanya.
Nadia mengangguk. Berjalan keluar.
"Cepetan ya kak,aku tunggu dibawah" teriaknya dari luar.***
Bus sekolah sudah ramai dengan anak-anak. Ditempatnya aryan hanya menatap keluar. Sementara disebelahnya nadia sibuk dengan buku pelajaran.
"Permisi,aryan"
Sebuah suara sukses membuat kedua orang ini menengok. Seorang gadis berdiri dengan gugup. Diapun menyodorkan sebuah bungkusan kearah pemuda itu.
"Ini untukmu, aku berusaha membuatnya sendiri" ucap gadis itu.
Sesaat setelahnya. Tak ada balasan dari aryan. Pemuda itu malah asyik dengan earphonenya dan tak menanggapinya sama sekali.
Gadis itu berjalan kembali ke tempatnya,sepertinya menangis.Nadia menarik earphone aryan. Membuat pemuda itu terkejut.
"Kak kamu itu pura-pura gak denger apa gimana sih? Tuh lihat cewek itu nangis lho"
Aryan memutar posisi. Sehingga menghadap sepupunya itu.
"Kalo aku pura-pura gak denger kenapa? Lagian pasti dia kayak gitu ada maunya kan"
Nadia menarik nafas pelahan.
"Pantesan kak kamu jomblo terus, sama cewek aja gak ada belas kasih,"
Aryan hanya terdiam dan kini memainkan ponselnya. Apalagi kalo tidak bermain game. Sementara itu bus berhenti didaerah perumahan elit. Seorang gadis masuk kedalam bus. Tak lain dia adalah sella. Bus kembali berjalan. Sebuah pensil menggelinding dan berhenti tepat di bawah kakinya.
"Ups, pensilku" ucap nadia.
Sella menyodorkan pensil itu kearah nadia.
"Punyamu" ucapnya.
"Terima kasih ya, jadi malah kamu yang ambilin padahal aku yang jatuhin"
"Gak apa kok, ya udah aku ke bangkuku dulu ya"
"Iya"Sella kembali berjalan. Dibelakang teman-temannya sudah melambaikan tangan kearahnya.
Kini bus berhenti tepat di depan gerbang sekolah. Semua anak berdesakan turun. Sella berusaha turun tapi seseorang menyelanya. Membuatnya hampir terjatuh dari pintu bus kalo tidak ada yang menariknya.
"Aduuuh" rintihnya.
Sella segera berjongkok memegang pergelangan kakinya
"Kamu gak apa?"
Gadis itu menengok keatas tangga bis. Matanya membulat. Aryan berdiri dengan tampang datarnya. Membuat gadis itu gugup dan takut.
"Emmmm,gak apa kok aku bisa jalan sendiri"
Sella pelahan turun dari bus, ia berjalan sambil menahan kakinya yang sakit. Teman-temannya entah kemana mereka semua. Tiba-tiba seseorang menarik tangan kanannya.
"Eh"
sella terkejut karena ternyata aryan yang menarik tangannya.
"Sini biar kubantu kamu"
Sella hanya terdiam saat aryan membantunya berjalan. Pemuda itu membawa sella ke UKS.
"Duduk, biar kulihat kakimu" ucap aryan.
"Eh kamu gak perlu sampai segitunya kok nanti juga baikan, mending kamu kekelas aja"Aryan tidak mendengarkan ia malah melepas sepatu sella.
"Kamu terkilir,aku bakal kasih kamu salep tapi nanti kamu juga harus periksa ke dokter"
Aryan berdiri dari posisinya. Hendak melangkah pergi.
"Emm, sebentar"
Aryan membalikkan badannya.
"Aku gak tau kamu mau bilang apa setelah ini, tapi makasih udah mau nolong aku" sella mengulurkan tangannya " boleh aku jadi temenmu" lanjutnya.
Sella tersenyum sehingga membuat cat eyesnya terlihat. Dan tanpa terduga aryan membalas uluran tangan sella.
"Iya" ucapnya datar
***
.
.
.
.
.
.
.
.
Akhirnya bisa nulis lagiiii
Yeeeeeee........
Maaf ya kalo baru tambahin cerita
Soalnya banyak kendala
tapi aku udah berjuang kok
demi update cerita
.
.
😊😊😊
😍😍😍
.
.
.
minta comentnya dong aku butuh komentar niiiih
makasiiiih
😘😘😘
.
.
.aku bakal update ceritanya lagi kok
KAMU SEDANG MEMBACA
you
Teen FictionSella, gadis pemimpi yang bertemu dengan aryan. Gamers dan animers akut. Cowok cuek yang tidak peduli dengan kehidupan dan perasaan orang. Orang-orang menyebutnya psico gila bertampang malaikat.