Extra- 1

9.4K 320 3
                                    

50 tahun kemudian..

-Rumpthorn Palace-
Hall of books

Seorang wanita berlari kecil menghampiri seseorang,kemudian mengalungkan tangannya pada laki-laki itu. Laki-laki itu hanya melototi wanita itu dan melepaskan tangan wanita itu darinya.
" Jangan ganggu aku, aku sibuk membaca" Kata laki-laki itu yang sedang asyik membaca buku.
Wanita itu cemberut melihat aksi pria tersebut.
" Tidak ada teman yang menemaniku, kak.. Mama dan papa sedang di kota Huberg untuk menghadiri perayaan ultah ke 2666 Queen Paroah dan kakak tahu itu. Sebenarnya, apa yang perlu dirayakan dengan umurnya yang sudah ribuan itu- "
" Jaga mulutmu Seira. Ratu Paroah mengadakan perayaan itu sebagai bentuk untuk menjalin hubungan yang baik dengan negara kita dan negara Bouley. Kamu tidak mau Perang terjadi bukan?" sela laki-laki tersebut sambil menatap sinis Seira, kemudian melanjutkan bacaannya.
" kak Revan, kurasa belakangan ini kamu terlalu sinis terhadap semua orang" Ujar Seira dengan kening berkerut, lalu ia memutar badannya dan keluar dengan suara langkah kaki yang kasar.
Revan pun menghela nafas melihat adiknya. Adiknya, Seira Rumpthorn dan ia selisih 15 tahun.
Seira lebih mengacu pada anak-anak, mungkin karena terlalu dimanjakan Rain. Rain lebih memanjakan Seira karena Seira mempunyai sifat kekanakan yang tidak ada pada ibunya.

//

Di malam yang dingin, dengan Bulan purnama yang terpantul oleh rawa-rawa itu, Seira mengayunkan kakinya yang direndam kedalam air tersebut. Ia sedang berpikir, bagaimana ia akan hidup jikalau ia kesepian seperti ini untuk sepanjang hidupnya? walaupun ia seorang immortal?
Ia benar-benar tidak habis pikir, untuk apakah dia hidup? Tiba-tiba terdengar suara dari semak-semak dibelakangnya, ia dengan panik pun langsung berdiri, namun tubuhnya tidak stabil dan terpeleset.
" Kyaaa!" Teriak wanita itu.
Seseorang yang melihat kejadian itu pun dengan cepat menolong wanita itu.
" Tolong! aku- bbbrrr- ti--dak bisa be- bbrrr renang!"
Laki-laki itu dengan cepat melompat kedalam rawa-rawa itu, dan menyelamatkan wanita yang meminta tolong tersebut. Ia pun membawa wanita itu kedaratan. Seira masih belum sadarkan diri.  Ia memompa jantung wanita tersebut, namun ia masih belum mengeluarkan airnya, mau tidak mau ia menutup hidung wanita itu dan melakukan CPR.
Tak lama kemudian, wanita itu mengeluarkan air yang ditelannya. Penglihatannya samar-samar dan kemudian ia melihat seorang laki-laki dengan rambut dan baju yang basah. Air menetes satu persatu dari rambutnya, dan wajah laki-laki tersebut masih basah. Dengan cepat, tangannya menyentuh wajah laki-laki tersebut, lalu ia menciumnya! Laki-laki tersebut sempat terkejut, dan hendak mendorong wanita itu, namun ia tidak bisa melakukannya sama sekali, wanita itu terlalu repulsif, dan ia tidak kuat lagi untuk menjauh dari wanita itu. Wanita itu melakukan French kiss, dan bahkan ia lebih mahir dari laki-laki itu. Seira membuka kancing baju laki-laki itu satu persatu dan meraba dada yang datar namun tegap itu. wanita itu menempelkan bibirna pada tubuh pria itu. Tak lama kemudian, Wanita itu pingsan. Laki-laki itu tidak menyangka sama sekali, ia bisa kalah dari wanita tersebut meskipun ia sudah sering bermain dengan wanita lain. Dengan cepat, ia mengendong wanita tersebut dengan maksud untuk memberikan wanita itu sedikit istirahat, tiba-tiba seseorang dengan cepat mengarahkan tangannya pada laki-laki tersebut.
" Siapa namamu dan apa maksudmu membawa Adikku?" Tanya Revan dengan tegas, matanya berubah dari coklat menjadi merah. Ini tandanya ia sangat serius. lalu bulan keluar lagi dari awan-awan yang menghalanginya, dan terlihatlah sekilas wajah laki-laki yang mengendong Seira.
" Kau?!"

//

" Maafkan aku menuduhmu"
Itulah kata yang dikeluarkan Revan setelah beberapa saat terdiam karena bingung akan bagaimana memulai percakapan.
" Anda sudah dewasa, Yang Mulia. Aku tidak tahu bisa bertemu lagi dengan anda secepat ini" Ujarnya seusai mengeringkan rambutnya yang habis ia cuci. Ia terlihat tidak takut ataupun nervous didepan Revan.
" Sudah 50 tahun, kamu pergi tanpa sepatah katapun, Troy" lalu laki-laki tersebut tersenyum polos.
" kalian akan lebih bahagia tanpaku" Ujarnya singkat. Ia tahu dengan melihat orang yang dicintainya bersama orang lain, hatinya akan sesak dan ia tidak sanggup untuk hidup seperti itu. Lalu ia memutuskan untuk pergi dari Rumpthorn sejauh-jauhnya. Ia bahkan sudah meniduri beratus-ratus wanita dengan tampang yang dimilikinya. Namun hasilnya sia-sia, ia tidak bisa melupakan wanita itu. Tidak pernah dalam sehari ia tidak memikirkan wanita itu.
Revan kemudian tertawa.
" Sepertinya ibuku terlalu beruntung, mempunyai 2 orang yang sangat mencintainya" Sahutnya. Troy terkejut, bagaimana Revan bisa tahu tentang masalah itu? Apakah ia mempunyai kekuatan khusus?, batinnya.
" Rain pernah bercerita padaku tentang dirimu, lebih tepatnya aku tahu semua ceritamu"
Troy pun menggeleng, ia terkekeh. "Sungguh menyebalkan sekali Ayahmu itu"
Revan hanya tertawa. Tak lama kemudian, Seira memasuki ruangan tersebut.
Dengan wajah yang merah merona, ia menunjuk laki-laki yang sedang berbincang dengan kakaknya.  " Kamuu.. Siapakah kamu? berani-beraninya engkau menciumku!" Desis Seira.
Ia tidak tahu mau bagaimana menghadapi laki-laki tersebut, karena yang ada dibenaknya  hanyalah sewaktu ia mencium laki-laki itu dengan waktu yang cukup lama. Ia malu sekaligus senang. Karena ia seperti menemukan cinta pertamanya.

//

Sewaktu mendengar Seira pingsan karena sempat tenggelam di rawa, Rain terlihat panik dan langsung memutuskan untuk segera kembali ke kerajaan Rumpthorn, negaranya. Clara pun mrnggeleng melihat kelakuan Rain yang sangat menyayangi anak bungsunya. Ia bahkan membelikan sekotak penuh perhiasan kepada Seira, walaupun anak itu tidak pernah memintanya.

" Seira!"
Rain langsung memeluk putri satu-satunya. Seira terlihat ceria, dengan wajah seceria itu, Rain merasa lega dan membiarkan putrinya untuk mencurahkan isi hatinya.
" -dan laki-laki itu namanya Troy! aku mau Troy selamanya menjadi milikku, papa"
Mendengar nama itu sekejap membuat Rain membeku, ia tidak menyangka anaknya bisa jatuh cinta dengan laki-laki yang sudah berumur 350an. Kemudian ia menyuruh Seira untuk keluar terlebih dahulu, sehingga ia bisa berdiskusi masalah tersebut dengan istrinya.
" Tidak ada cara lain lagi, Seira tidak akan melepaskan Troy begitu saja, cepat atau lambat, kita juga harus menunangkan Troy dengan Seira" Ucap Clara. Namun Rain terlihat tidak ikhlas untuk putrinya bertunangan.
" Selisih umur mereka terlalu jauh dan-"
" selisih umur kita juga jauh, sayang" Jawab Clara dengan sinis.
Rain pun langsung memperdebatkan bahwa Revan mewarisi sifat Clara yang tersembunyi, yaitu terlalu sinis, Clara tidak menghiraukan laki-laki itu dan keluar dari ruangan tersebut.

//

Pagi-pagi sekali, Clara mengumpulkan Revan, Rain, Troy, dan Seira disebuah ruangan yang mereka kenali yaitu tempat Ritual. Rain sempat ingin menyeret Clara keluar dari sana. ia tahu apa yang ada di pikiran wanita itu. Namun ia mengurungkan niatnya ketika ia melihat Seira begitu menantikannya, membuat ia merasa tidak sanggup untuk menghancurkan mimpi indah anaknya itu. Troy tidak tau apa maksud clara memanggilnya kesini. Lalu dengan cepat Clara membuat luka diujung jari manis tangan kanan Troy. sehingga darah segar tersebut mengalir ke sebuah Goblet silver. Troy masi bingung apa yang dilakukan wanita yang sudah berumur 89 itu. Hal yang sama terjadi pada Seira, Jari manis tangan kirinya tersayat, dan mengeluarkan darah. Setelah itu, troy pun mengerti apa yang ada dibenak Clara. Ia langsung menolak.
" Aku tidak akan melakukan hal seperti ini" Ujar Troy seraya mengambil langkah keluar dari ruangan tersebut.
" Troy!" Wanita itu memanggilnya, ia tahu ia sangat ingin mendengar wanita itu memanggil namanya.
" Aku melakukan ini juga karena untuk menebus rasa bersalahku 4tahun yang lalu"

//

Akhirnya Troy dan Seira pun bertunangan. Seira mengingat lagi apa yang terjadi barusan.
" Aku melakukan ini juga karena untuk menebus rasa bersalahku 4 tahun yang lalu"
Troy langsung menoleh kearah wanita itu. Dalam mata wanita itu terdapat sebersit rasa bersalah, walaupun ia mengatakan kata-kata yang tegas.
" Dulu sewaktu Rain menghilang, kamu yang menemaniku, menjagaku dan juga Revan. Aku tidak tahu harus bagaimana membalasmu, maka dari itu aku memutuskan untuk menyerahkan Putriku satu-satunya padamu" Ucap wanita itu, yang alhasil membuat Troy berubah pikiran. Sehingga ritual pun dilaksanakan.

Seira senang sekali sewaktu ia tahu laki-laki tersebut sudah menjadi miliknya, namun ia tahu laki-laki itu tidak terlihat menaruh perasaan yang spesial padanya. Karena sekarang ia tau, Troy, laki-laki yang mencintai Ibunya sampai sekarang.


The Queen of VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang