-Baca note dari lilin ya!-
Aku melangkahkan kakiku menuju minimarket.
Aku mengambil minuman isotonik lalu membayarnya menuju kasir.
Aku mengeluarkan dompetku lalu mengambil beberapa selebar uang lalu membayarnya.
Setelah semuanya selesai, aku keluar dari minimarket tersebut lalu meminum minumanku dan beranjak menuju halte seperti biasanya.
Tetapi manikku menangkap pemuda tampan berjalan melewatiku lagi.
Manik mata kami bertemu.
Tanpa sadar mataku berbinar melihat mata indahnya yang seolah menarikku untuk tenggelam ke dalamnya.
Aku memutuskan kontak mata kami lalu berjalan menuju halte.
'Matanya, indah'
××××Aku merebahkan diriku dikasur sembari menatap langit-langit kamarku.
Sebuah memori berputar di benakku.
Flashback on
"Hahahaha astaga Mitsuki-kun, lucu sekali! Hahaha"
"Sudah sudah itu--hahahaha! Lucu sekali! Perutku sakit!"
"Tidak apa, tertawalah kau imut jika tertawa.
Aku terdiam.
Pipiku panas sekali.
Aku memegang pipiku seraya menutupi pipiku yang memerah.
"Ciyee baper"
Aku mempoutkan bibirku seraya cemberut.
"Ih kawaii!"
Kau pintar membuat anak orang jantungan ya Mitsuki.
Flashback off
Aku tersenyum mengingat hal itu.
Tetapi pada akhirnya senyumku menghilang.
Karena aku menyadari sesuatu.
'Aku bukan miliknya'
Mengingat itu hatiku sakit.
Aku terbangun dari rebahanku agar tidak mendramatisir keadaan.
Sudah aku bilang, aku benci keadaan terlalu mendrama kan?
Aku melihat selebaran yang kemarin aku temukan terjatuh di jalan.
Aku membulatkan mataku.
'Konsernya, hari ini?'
Aku menepuk dahiku.
'Kau pelupa Sumire'
Tanpa babibu aku mandi karena konser dimulai 2 jam lagi.
Aku mulai memilih baju yang akan kupakai.
Mataku tertuju pada dress ungu yang sangat indah.
Melihat itu mataku berair.
Flashback on"Kaachan! Kaachan! Ini gaun ya?" Tanya Sumire dengan polosnya.
"Iya nak" balas ibu Sumire dengan lembut.
"Sumile mau gaun ini! Gaunnya cantik! Nanti Sumile jadi plinces"
Mendengar itu ibunya terkekeh.
"Iya nak, tapi nanti nanti dulu. Tunggu kamu sudah besar ya? Kamu kan masih umur 5 tahun"
"Iya! Nanti Sumile udah besal mau pakai gaun ini!"
Ibu Sumire hanya mengelus-elus puncah kepala Sumire dengan lembut.
.
.
.
.
"Kaachan! Touchan! Kalian kok berdalah? Kalian habis jatuh ya?"Melihat itu ibu Sumire tersenyum.
"Jadi anak yang baik ya nak? Ibu mungkin tidak bisa membesarkanmu. Kalau sudah besar kamu harus raih cita-citamu lalu pakai gaun itu ya?"
Sumire mengangguk.
"Selamat ting..."
"KAACHAN?! TOUCHAN?! BANGUN BANGUN! KALIAN JANGAN TIDUL! HIKS HIKS KAACHAN!! TOUCHAN!!"
Flashback offTanpa kusadari air mataku keluar begitu saja.
Dengan segera aku mengusap air mataku lalu beralih memilih baju yang casual.
Aku memakainya, lalu memoles wajahku dengan bedak tipis dan lipbalm.
Tak
Sesuatu terjatuh.
Aku melihatnya dan ternyata itu adalah fotoku dengan keluargaku.
Melihat itu aku tersenyum miris.
"Aku merindukanmu kaachan, touchan"
-TBC-Jangan jadi siders dong pliss, lilin ngerjain ini tuh butuh perjuangan banget:(
Aku ngilang setahunan itu karena belajar banyak buat memperbaiki ff yang lilin kerjakan.Sorry kayak keliatan maksa gitu, tapi emang kalau penulis diginiin itu namanya udah gak ngehargain. Kalian enak tinggal baca saja, wattpad juga gratis gak bayar. Jadi lilin butuh banget Vote & comment karena berkata-kata itu susah.
Kalian vote tanpa comment aja pun lilin udah seneng.
Comment tanpa vote juga gapapa, lilin gamaksa keduanya. Kalau jadi silent readers, atau yang artinya pembaca yang pasif(tidak memberi dukungan atau comment) itu sudah rasanya nyesek banget:( karena dikacangin itu gak enak:(
Sekian capcipcus ala Lilin! Sekali lagi lilin ingatkan buat Voment! Arigatou readersquuu😚
Question of the day
-pake jam di tangan kiri atau kanan nih?-
KAMU SEDANG MEMBACA
The Musician
FanfictionSumire, si gadis bersurai ungu yang sangat sederhana, bertemu dengan pemuda kaya raya yang kebetulan juga pemusik. sumire, sangat menyukai musik sejak dulu kecil, dan saat itulah masa2 dimana orang tuanya meninggal. bagaimana keseruan kisah si sumir...