I

1K 121 19
                                    

Sudah menjadi kebiasaan Namjoon untuk berangkat ke kampus 45 menit sebelum kelas dimulai. Sekalipun jarak tempuh dari rumah menuju kampusnya hanya perlu memakan waktu 15 menit, namun Namjoon lahir dari keluarga Kim yang terbilang teratur soal pengaturan waktu tidak biasa untuk terlambat menghadiri kelas atau sekedar pertemuan. Hidup di keluarga serba berkecukupan tidak membuat didikan orang tuanya mengendur. Justru Namjoon sedari kecil terlatih untuk melakukan segala sesuatu sesuai dengan standar operasional yang tinggi, tak jarang saudara-saudaranya menganggap dirinya dibentuk layaknya seorang bangsawan di era modern.

Siapa yang bisa menyangkal, dengan tinggi dan postur tubuhnya yang menyerupai pangeran, dirinya juga seorang pribadi yang santun dan pandai bicara. Kedua sorot mata karismatik yang tersembunyi dibalik kacamata dengan frame hitamnya tidak akan lepas memandang lawan bicara. Begitulah yang diajarkan orang tua Namjoon, menatap mata lawan bicaramu akan membuat dirimu dipandang berbeda.

Entah ada angin apa pagi hari ini hingga pukul 7.30 Namjoon belum juga berangkat dari rumah. Padahal kelas akan dimulai tepat di pukul 8 pagi. Nyonya Kim pun tidak berkomentar, semalam sang Ibu mengintip Namjoon yang sedang sibuk dengan pekerjaan kampusnya hingga tengah malam.

"Eomma, Aku pergi."

Namjoon memberi kecupan singkat di dahi sang Ibu dan adik perempuan yang masih menikmati sarapannya, sebelum akhirnya beranjak ke pintu depan. Musim panas di Seoul sudah tiba, salah satu musim yang Namjoon sukai karena ia dapat mengenakan setelan tanpa lengan yang akan memperlihatkan otot tangan dan lehernya yang tinggi. Bersyukur karena tempat Namjoon mengemban ilmu sekarang tidak pernah mempermasalahkan soal jenis pakaian mahasiswanya.

Di samping pintu utama, potret mendiang sang Ayah terpampang jelas. Namjoon memang sengaja memajang foto itu di depan pintu setelah Ayah mereka berpulang ke yang Kuasa. Katanya, supaya mereka tidak lupa bahwa sang Ayah selalu ada di rumah mereka. Jadilah sebuah kebiasaan dimana seseorang dari antara mereka yang akan pergi keluar rumah untuk sekedar menyapa dan berpamitan dengan potret Tuan Kim yang gagah dengan setelan jas perusahaan.

"Appa, aku pergi."

Sebelum Namjoon menghilang di balik daun pintu, ia berteriak pada Nyonya Kim yang sedang membersihkan piring sarapan Namjoon,

"Eomma, hari ini tidak perlu menungguku! Aku akan makan bersama Jin dan yang lainnya di studio!"

Meski keluarga Namjoon sangat berkecukupan, namun orang tuanya selalu mengajarkan Namjoon dan adiknya untuk pergi ke kampus atau sekolah menggunakan kendaraan umum. Bahkan mendiang Tuan Kim dahulu pernah berkata, "Jangan sekali-kali kalian memakai mobil Appa untuk bepergian! Belilah mobil kalian sendiri!" Beruntung tempat tinggal Namjoon cukup strategis, sehingga ia tidak perlu berjalan jauh menuju halte bis terdekat.

Awalnya Namjoon tidak mengerti maksud Ayahnya. Untuk apa membeli mobil tapi tidak digunakan? Bahkan Ayahnya sendiri lebih sering bepergian dengan kendaraan umum dibanding menyetir. Namun sudah beberapa minggu terakhir ini Namjoon mulai paham, Ayahnya pasti mengajaknya untuk memperhatikan lingkungan sekitar.

Pernahkah kalian memperhatikan lingkungan sekitar ketika bepergian dengan kendaraan umum? Bagaimana posisi duduk kalian di halte saat menunggu bis, dengan memperhatikan orang-orang yang menunggu bisa bersama dengan kalian. Terkadang kalian akan menemukan orang-orang seumuran kalian duduk dan sibuk dengan gadget hingga tidak menyadari bahwa ada seorang Ibu yang kesulitan membawa barang sembari menggandeng kedua putranya di kanan dan kiri membutuhkan tempat untuk duduk. Atau seorang kakek tua yang duduk di kursi paling pinggir, menunggu hingga seseorang menjelaskan rute bis yang hendak ia tuju dengan sabar.

Namjoon selalu melakukan hal itu. Sekalipun ia selalu mengenakan headphone dan mendengarkan lagu sepanjang perjalanan, ia tidak pernah lupa untuk memberikan kursi pada yang membutuhkan, membantu anak-anak kecil yang tidak cukup tinggi untuk menjejakan kakinya sendiri saat masuk ke dalam bis, dan membantu orang tua yang membawa barang banyak. Bisa dibilang, hal-hal kecil seperti itu bisa menjadi inspirasi bagi Namjoon untuk menulis lagu.

THE TRUTH UNTOLD || NAMGI [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang