The Last

760 102 25
                                    

[Warning : Long Chapter]


"Katakan padaku alamat rumah Min Yoongi." Pagi itu Jung Hoseok yang baru saja menyandarkan punggungnya di studio musik sudah didesak oleh sapaan kurang menyenangkan dari Namjoon.

"Ah. Selamat pagi juga, Namjoon-ah."

Sejak insiden beberapa hari yang lalu Namjoon dan Hoseok memang terlihat lebih sering bersama. Jimin dan Jungkook memang belum pernah bertemu dengan Namjoon berkat jadwal mereka yang super padat, namun cukup mendengar celotehan Hoseok di grup chat mereka sudah paham bagaimana seorang Kim Namjoon juga bisa annoying.

Seharusnya pagi ini Hoseok bisa bersantai sedikit berhubung siang nanti ia harus menyerahkan salah satu track dari mixtape yang sudah ia siapkan berbulan-bulan. Ia bisa saja mengusir Namjoon keluar saat ini juga. Ruangan dimana mereka berada termasuk dalam jajaran studio senior, yang tidak bisa sembarang dimasuki oleh junior. Banyak dari susunan piring hitam, kaset, dan CD yang berada di pojok ruangan adalah karya karya hebat dari para senior terdahulu. Namun melihat raut wajah serius Namjoon yang begitu menuntut membuat Hoseok menyerah. Sebenarnya ia tidak terlalu suka dengan sikap Namjoon yang begitu terburu-buru ingin mengunjungi Yoongi,tapi apa boleh buat bukan? Ia juga tidak ingin melihat Yoongi terus mengurung diri.

"Jika aku berikan alamatnya padamu, apa kau akan benar-benar kesana?"

"Aku akan pergi saat ini juga."

"Serius? Bagaimana dengan kelasmu?"

"Bisa diatur. Lagi pula, hari ini jadwalku kosong."

Jemari Hoseok terdengar mengetuk-ketuk ujung meja, membunyikan suara bising sembari empunya memikirkan segelintir adegan yang akan terjadi saat Namjoon sampai di Daegu. Akankah Yoongi menerimanya? Atau akankan Yoongi mengusirnya? Bagaimanapun Yoongi tidak suka jika ada orang baru langsung datang ke rumahnya.

"Baiklah. Aku akan memberi tau alamatnya. Tapi, ada beberapa yang harus kau pahami sebelum datang ke rumahnya, Kim Namjoon."

Hoseok dan Namjoon menghabiskan waktu pagi dengan perbincangan antar pria yang cukup intensif. Namjoon yang tidak dapat menahan rasa penasarannya harus membuka semua pertanyaan yang ia ingin tau dari sosok Yoongi yang sebenarnya. Terutama kemungkinan alasan Yoongi memberinya sebuah lagu dan secara khusus memberinya catatan untuk Namjoon merilis lagu tersebut atas Namanya. Hoseok sendiri cukup terkejut suasana santai yang ia bangun dengan Namjoon. Ia tidak mengira akan menemukan seseorang yang sangat cocok untuk ia ajak bicara dari hati ke hati. Sudah lama sejak ia bisa mengutarakan isi hatinya dengan orang lain, terakhir Hoseok ingat perbincangan seriusnya adalah dengan Yoongi beberapa bulan yang lalu sebelum Yoongi memutuskan untuk menghilang dari kampus.

Hoseok mengutarakan segala perasaan yang bisa ia keluarkan pagi itu. Mulai dari kebiasaan Yoongi, cerita tentang bagaimana masa lalu Yoongi yang sulit, bahkan penyakit yang dideritanya. Ia paham dan ikut remuk melihat salah satu orang berharganya menderita seperti itu. Namun bukan Yoongi namanya jika ia tidak memberi tembok untuk orang lain. Hoseok selalu merasa seberapapun usahanya untuk mendekati Yoongi, masih akan ada tembok yang membatasi keduanya. Ia tidak bisa mendekat, bahkan tidak benar-benar bisa memahami pemikiran Yoongi.

Kehadiran Namjoon secara tiba-tiba sejujurnya juga menimbulkan sedikit perasaan iri dari hati Hoseok. Ia yang sudah menjaga Yoongi bertahun-tahun merasa kalah dengan Namjoon yang tidak pernah bicara dengan Yoongi. Yoongi tidak pernah memberinya lagu, ia tidak pernah membiarkan siapapun membaca buku hitam kesayangannya. Namun dengan mudahnya, sosok Kim Namjoon datang diantara mereka dan sedikit demi sedikit menggantikan posisi Hoseok.

"Aku iri padamu."

"Hah?"

"Kau tau, kau adalah orang pertama yang Yoongi buatkan lagu. Kami sudah berteman lama, dan ia melakukan banyak untukmu. Sekalipun kalian belum pernah bicara."

THE TRUTH UNTOLD || NAMGI [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang