001

810 74 60
                                    

HAI~ ini pertama kalinya saya bikin fanfiction dan langsung bikin yang menjurus ke rate-m. haha.
mohon maaf jika kata-katanya masih kurang berkenan, silahkan comment jika kalian ingin memberi kritik atau saran.

semoga kalian suka :D

warning: yaoi, typo merajalela.

NOTE: Didalam cerita ini Akashi dan Kuroko satu SMA.

.
.
.
.
.
.
.
.
Kuroko memandangi matahari yang sudah mulai terbenam dari jendela kelas lantai dua di gedung sekolah SMA teikō.

Angin sepoi-sepoi menerpa lembut wajah mulusnya yang selalu menampilkan ekspresi datar dan menerbangkan helaian rambut biru muda—yang kata orang mirip dengan benang sutra karena kelembutannya, membuat orang yang melihatnya ingin memainkan rambut unik tersebut.

Hari sudah sore, jam belajar mengajar pun sudah berakhir sejak beberapa jam yang lalu. Semua murid sudah keluar dari gedung sekolah, ke rumah masing-masing ataupun menongkrong dengan teman-temannya.

Hanya murid tertentu yang masih berada di dalam sekolah, melakukan aktifitas klub mereka.

Namun berbeda dengan Kuroko yang masih berada di dalam kelas. Ia tidak sedang melakukan aktifitas klub—toh yang diikutkan hanya klub basket dan hari ini bukan jadwal untuk latihan.

Ia hanya sedang malas untuk keluar kelas dan lebih memilih menikmati permandangan matahari terbenam yang ternyata sangat indah sekali jika dipandangi dari arah jendela kelasnya berada. Cukup membuatnya melepaskan beban pikiran yang sedang berkecamuk saat ini.

Kuroko menghela nafas lelah. Jujur hari ini berkali-kali lebih melelahkan dari pada hari-hari sebelumnya.

Bukan lelah fisik, Kuroko sedang diuji kesabarannya dalam satu hari ini.

14 February. Hari Vanlentine. Siapa yang tidak tahu hari istimewa ini? Hari kasih sayang dimana seseorang akan menyampaikan perasaannya atau memberikan coklat kepada sang terkasih.

Kuroko tidak membenci hari istimewa ini. Hanya saja ia lelah dengan orang-orang sekitarnya yang sudah menghancurkan kesehariannya yang biasanya selalu tenang.

Dioper sana-sini, tarik sana tarik sini. Jadi bahan perebutan murid-murid yang ingin menyatakan cinta atau memberikan coklat—yang sebenarnya Kuroko tidak terlalu suka. Sampai misdirection-nya tidak mempan sama sekali saat ia gunakan untuk sekedar bersembunyi.

Padahal Kuroko merasa dirinya biasa saja. Tapi kenapa hari ini ia menjadi seperti seorang selebriti yang sedang dikejar-kejar penggemar gilanya?

//Oh Tecchan andai kamu sadar kalau kamu itu sudah seperti titisan Aphrodite yang mampu menarik perhatian kaum hawa maupun adam. Uhuk.//

Jika perempuan yang memberi coklat dan menyatakan perasaan padanya sih ia tidak masalah. Justru ia merasa bangga, dirinya laku di mata kaum hawa. kegagahannya tak diragukan lagi—begitulah batinnya.

Tapi hari ini ia juga mendapatnkan pernyataan cinta dari laki-laki. LAKI - LAKI. iya, jenis yang punya gantungan diselangkangan mereka. Hei apa mereka tidak punya mata? Kuroko juga laki-laki!

Kuroko memang tidak mempermasalahkan orientasi seksual seseorang, namun tetap saja mendapatkan pernyataan dari sesama jenis membuatnya sedikit merinding. Kuroko itu normal. Kuroko suka perempuan.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bad Valentine (AKAKURO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang