[Chapter 1]

731 62 0
                                    


Master: "Hanabi, sudah cukup latihan hari ini ada yang ingin menemuimu."

Hanabi: "Hah..hah... Baik Master!"

Hanabi terengah-engah.

Hanabi segera berlari menyusul Master yang berjalan menuju ke dalam rumah.

Hanabi: "Master, biar aku saja yang menyajikan teh!"

Master: "Hari ini kau sudah cukup lelah, manjakanlah dirimu sekali-kali."

Hanabi: "Tapi, aku merasa tidak enak. Master sudah merawatku sebaik mungkin, aku ingin membalasnya!" kata Hanabi.

Master: "Sudah, sudah. Dasar anak kecil keras kepala! Cepat ganti bajumu, tidak sopan menemui tamu dengan pakaian berlatih."

Hanabi: "Ah tapi--Baiklah kalau begitu, Master. Terima kasih sudah mengingatkan."

Hanabi membungkuk dan pergi.

Sejak kecil, Hanabi dirawat oleh Master. Hanabi bahkan tidak tahu siapa orang tuanya dan bagaimana keadaan mereka sekarang. Namun, hidup Hanabi tetap bahagia. Walau Hanabi itu sangat pendiam, ia juga memiliki sisi yang sangat ceria berkat kasih sayang dari Master.

Hari sudah gelap, namun tamu Master belum juga datang. Tehnya sudah dingin, kapan tamu itu akan datang?

Hanabi: "Master, apa tidak apa membatalkan janji seperti ini?"

Master: "Mereka belum tentu membatalkan janji, jika iya, mungkin, mereka memiliki urusan yang lebih penting, Hanabi."

Hanabi: "Oh, begitu. Tunggu, mereka? Apakah tamunya lebih dari 1 orang?"

Master: "Lebih tepatnya dua, salah satu dari mereka sepantaran denganmu."

Hanabi:" Uwah! Kalau begitu, aku bisa mendapat teman baru?" tanya Hanabi antusias.

Master mengusap kepala Hanabi. Hanabi hanya tertawa kecil.

Tok Tok Tok, suara ketukan pintu mengagetkan Hanabi. Master langsung berdiri, dan cepat-cepat membuka pintu.

Hayabusa: "Maaf, kami terlambat!" kata Hayabusa sambil membungkuk.

Anak laki-laki, ya? Kukira perempuan. Apa aku bisa akrab dengannya? batin Hanabi sambil melamun.

Master: "Hanabi? Kenapa diam saja? Ayo, beri salam!" Suruhan Master membubarkan lamunan Hanabi.

Hanabi: "Ma--maaf!" Hanabi gugup.

Hanabi menghampiri Masternya. Membungkuk sekilas, lalu bersembunyi di belakang Masternya.

Hayabusa: "Hei, kau Hanabi, kan? Ayo, kita menunggu di luar! Master kita ingin membicarakan sesuatu," ajak Hayabusa sambil mengulurkan tangannya.

Hanabi ragu, namun sikap Hayabusa yang lembut mungkin bisa membuatnya terbiasa, jadi Hanabi mengulurkan tangannya juga, dan menggandeng Hayabusa keluar.

[ ~~~ ]

Dalam sekejap, mereka langsung menjadi dekat. Semua topik mereka bicarakan. Semua pilihan mereka tanyakan. Mereka sudah tidak terlihat seperti anak pendiam. Tidak sama sekali. Canda terus menerus dilontarkan oleh Hayabusa, membuat Hanabi tertawa terbahak-bahak hingga napasnya habis.

Hanabi: "Hentikan, hentikan!" Kata Hanabi sambil terengah-engah karena tertawa.

Hayabusa: "Ummm hei, bukankah di dekat sini tinggal seorang gadis bernama Kagura?"

Hanabi: "Kau mengenalnya juga? Dia temanku, dia terkenal karena sangat menawan dengan rambut putihnya!"

Hayabusa: "Lalu, di mana dia sekarang?"

Hanabi: "Tidak tahu, aku jarang bermain dengannya semenjak memulai latihan khusus dengan Master."

Hayabusa: "Apa kau merindukannya?"

Hanabi: "Sedikit, tapi kami menyisihkan sedikit waktu untuk bertemu saat akhir pekan. Itu artinya, besok aku akan bertemu dengannya!"

Hayabusa: "Kalau begitu, boleh aku ikut juga?"

Hanabi: "Tentu, itu akan menyenangkan!"

Tak terasa waktu berlalu, Hayabusa sudah harus kembali. Walau keadaan menjadi sepi lagi, Hanabi masih mengingat jelas percakapannya dengan Hayabusa tadi. Mengingatnya membuat Hanabi tersenyum sendiri.

~Kirara

When Two Lonely Hearts Meet [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang